32.5 C
Jakarta

Satu Hal yang Sering Terlupakan Saat Memasuki Bulan Ramadhan

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanSatu Hal yang Sering Terlupakan Saat Memasuki Bulan Ramadhan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Memasuki bulan suci Ramadhan umat Islam disibukkan dengan beribadah. Sering saya jumpai umat Islam fokus mengkhatamkan atau paling tidak membaca Al-Qur’an disertai shalat tarawih. Saya pikir, ibadah semacam itu bagus karena tidak ada satu pun ibadah yang buruk. Pasti pelakunya akan mendapatkan pundi-pundi pahala.

Penting diperhatikan, bahwa membaca Al-Qur’an dan shalat tarawih merupakan ibadah vertikal atau ibadah yang arah tujuannya bersinggungan dengan Tuhan. Saya pikir, ibadah vertikal belum sempurna tanpa dibarengi ibadah horizontal. Semisal, berderma kepada sesama atau orang yang membutuhkan, meski bukan seagama atau sepemikiran.

Di bulan Ramadhan selain menjumpai ibadah vertikal tersebut saya juga melihat di beberapa tempat, terlebih di kota metropolitan Jakarta, banyak orang yang menyisihkan sebagian hartanya untuk berbagi takjil kepada orang-orang yang berpuasa. Bisa Anda lihat bagi-bagi takjil di masjid, di jalan, dan lain-lain.

Sampai di sini saya menemukan ibadah yang cukup sempurna di bulan Ramadhan ini. Umat Islam (mungkin juga non-muslim) banyak belajar dari perjalanan puasa. Bahwa dengan berpuasa mereka merasakan lapar dan haus yang keduanya mengingatkan di luar sana ada banyak orang yang merasakan kelaparan juga sebab himpitan ekonomi. Kesadaran semacam ini dapat dikatakan sebagai hidayah yang dicurahkan Tuhan kepadanya.

Ibadah horizontal ini menjadi kunci kesempurnaan ibadah. Karena, umat Islam tidak hanya diperintahkan beribadah secara vertikal saja, tetapi beribadah secara horizontal. Mereka boleh beriman tetapi jangan lupa berderma sebab sebagian harta ada hak orang lain juga yang perlu ditunaikan. (Baca QS. al-Baqarah: 3-4).

BACA JUGA  Momen Tobat Para Teroris Di Malam Nisfu Sa'ban

Orang yang sempurna ibadahnya dapat disebut dengan orang yang bertakwa. (Baca ayat sebelumnya, QS. al-Baqarah: 2). Orang yang bertakwa ini adalah satu-satunya orang yang mendapatkan hidayah dan keberhasilan. (Lihat QS. al-Baqarah: 5). Allah berjanji bahwa orang bertakwa akan dipermudah segala urusannya dan dijamin rezekinya dari arah yang tak terduga. (Baca QS. al-Thalak: 2-3).

Bahkan, jika kita melihat dari tujuan berpuasa, pasti Anda tahu bahwa puasa itu tujuannya adalah takwa. Perhatikan firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa“. (QS. al-Baqarah: 183). Masihkah kita melupakan tujuan puasa ini? Sungguh sangat disayangkan!

Ibadah horizontal memang terus ditekankan pada diri masing-masing. Sebab, kebanyakan umat Islam bersemangat beribadah hanya di bulan Ramadhan. Selepas Ramadhan mereka kembali menjadi pribadi yang malas beribadah, semisal pelit, lalai shalat, dan seterusnya. Artinya, ibadah mereka kontinu sehingga mereka hanya menjadi mulia pada bulan tertentu saja atau jika saya boleh menyebutnya dengan “musiman”.

Sebagai penutup, ingatlah bahwa ibadah tidak bakal sempurna tanpa dibarengi ibadah horizontal. Sejatinya Islam diciptakan bukan menghapus ibadah sosial tapi justru menguatkannya. Bawa kebaikan di bulan Ramadhan sampai di bulan-bulan berikutnya.[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru