32.5 C
Jakarta

Menderita, Seluruh Populasi Gaza Berada di Titik Rawan Pangan Akut

Artikel Trending

AkhbarInternasionalMenderita, Seluruh Populasi Gaza Berada di Titik Rawan Pangan Akut
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Manila – Pada Selasa (19/3) Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyatakan bahwa seluruh populasi Gaza menderita kerawanan pangan yang akut. Karena itu, pihaknya menekankan perlunya meningkatkan bantuan kemanusiaan yang dikirim ke wilayah Palestina.

“Menurut standar internasional yang kredibel, 100 persen populasi di Gaza mengalami tingkat kerawanan pangan akut yang parah. Ini adalah pertama kalinya seluruh populasi Gaza diklasifikasikan demikian,” ungkapnya dalam konferensi pers di Filipina.

Pernyataan Blinken disampaikan menjelang kedatangannya ke Arab Saudi dan Mesir, untuk membahas upaya mengamankan gencatan senjata di Gaza. Selain itu pihaknya juga akan membicarakan langkah-langkah taktis dalam meningkatkan pengiriman bantuan.

Sebuah evaluasi keamanan pangan yang didukung oleh PBB pada Senin memperingatkan bahaya kelaparan sangat parah yang tengah menimpa separuh penduduk Gaza. Mereka memproyeksikan bencana kelaparan akan melanda bagian utara wilayah tersebut pada bulan Mei mendatang. Kondisi ini hanya dapat dicegah melalui intervensi yang mendesak dari negara-negara yang peduli kemanusiaan.

BACA JUGA  Putusan Sidang IJC Tidak Memberi Ketegasan Larang Genosida Israel terhadap Gaza

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kemitraan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC). Pada Senin (18/03) pihaknya mengatakan bahwa meskipun kriteria teknis untuk disebut sebagai kelaparan akut belum terpenuhi, tetapi semua bukti menunjukkan adanya percepatan besar dalam kematian dan kekurangan gizi akibat kelaparan di seluruh populasi Gaza.

Pada posisi yang sama, Kepala Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths mendesak Israel untuk mengizinkan bantuan tanpa batas masuk ke wilayah Palestina yang terisolasi. Pihaknya juga menyerukan agar pengiriman bantuan dapat dilakukan segera.

Sementara itu, perang Gaza yang paling berdarah telah berlangsung sekian bulan terhitung sejak pasca Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Israel menanggapi insiden tersebut dengan membombardir bom dan melakukan serangan darat di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru