28.8 C
Jakarta

Mengapa Nasionalisme Menjadi Musuh Aktivis Khilafah?

Artikel Trending

KhazanahTelaahMengapa Nasionalisme Menjadi Musuh Aktivis Khilafah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com-Konflik Israel-Palestina masih terus memanas. Di media sosial seperti TikTok, Instagram, beberapa korban yang terkena serangan rudal dari kekejaman zionis Israel, semakin menciptakan kemarahan yang sangat membuncah dari warga Palestina sendiri. Serangan yang bertubi-tubi dengan ribuan masyarakat yang menjadi korban, menjadikan negara ini dengan konflik yang paling lama sepanjang sejarah kehidupan umat manusia.

Seluruh warga dunia hampir di belahan dunia menyerukan perdamaian melalui berbagai diplomasi. Usaha serupa juga dilakukan oleh Indonesia melalui Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan secara terang-terangan dengan mengutuk aksi Israel yang sudah menewaskan ribuan orang Palestina.

Dalam laporan terbaru yang dilansir dari Detiknews, serangan Israel yang dilakukan setiap hari, menewaskan 700 orang dalam sehari. Sampai hari ini, data terbaru sejumlah korban serangan Israel kepada Palestina sudah mencapai 8000 orang. Kesedihan begitu terasa sangat mendalam tatkala media massa mengabarkan informasi terkait pengumuman yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Gaza bahwa pendidikan tahun ajaran 2023/2024 berakhir dengan kenyataan seluruh siswa terbunuh oleh serangan Israel.

Melihat konflik kedua negara ini, juga tidak boleh menghilangkan aspek sejarah yang berkaitan dengan laggengnya masalah. Kemunculan Hamas yang dianggap teroris oleh Amerika, serta negara Eropa lainnya, saya kira merupakan bentuk pengaburan sejarah yang sangat nyata dari bangsa lain. Dalam tulisan ini, saya sedang tidak ingin menggugat konflik internal yang terjadi di Palestina antara Hamas dan Fatah. Namun, mari kita lihat tujuan besar yang dimiliki oleh kedua kelompok ini untuk bangsa Palestina.

Nasionalisme dan Kemerdekaan Bangsa Palestina

Hamas dan Fatah adalah dua kelompok yang sama, memerjuangkan kemerdekaan Palestina agar bebas dari penjajahan dan kejahatan yang dilakukan oleh Israel. Namun, perbedaan yang terlihat nyata bahwa, Hamas memiliki pondasi dasar dengan menegakkan untuk menegakkan pemerintahan Islam sesuai syariat Islam. Jika nasionalisme dipahami sebagai sikap untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Baik Hamas ataupun Fatah, memiliki nasionalisme yang sangat tinggi terhadap negara Palestina itu sendiri untuk bebas menjadi bangsa yang merdeka.

BACA JUGA  Dakwah di TikTok: Pertarungan Ideologi Salafi-Wahabi yang Berpotensi Merusak Persatuan

Gagasan nasionalisme adalah dasar kesatuan, persatuan dan persaudaraan para prinsip geografis yang sama. Terlepas dari tujuan lain yang dicapai oleh suatu kelompok dalam membela bangsa dan negara, adalah persoalan yang bisa dibahas dalam forum lain. Jika nasionalisme bisa diwujudkan dalam bentuk perjuangan dalam perjuangan Hamas dan Fatah sebagai bagian dari bangsa Palestina, adalah wujud nasionalisme yang dimiliki untuk tetap mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina agar terbebas dari penjajahan dan kekejaman zionis Israel.

Hati-Hati Propaganda Khilafah!

Narasi yang muncul dari para aktivis khilafah di Indonesia dalam menciptakan pemisahan antara Hamas dan Fatah adalah sikap nasionalisme yang dijadikan bom kehancuran untuk melakukan propaganda kepada masyarakat di Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa, Hamas dan Fatah adalah organisasi yang memiliki tujuan berbeda meskipun cita-cita gerakan yang dilakukan sama. Hamas adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai pijakan dasar dalam memperjuangkan Palestina untuk merdeka dan menerapkan khilafah sebagai sistem pemerintahan Palestina di masa yang akan datang.

Visi dasar yang dimiliki oleh Hamas adalah perjuangan menegakkan sistem pemerintahan Islam untuk Palestina. Konflik dalam konflik yang terjadi di Palestina, adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun. Namun, narasi propaganda yang digencarkan oleh aktivis khilafah di Indonesia adalah mengutuk nasionalisme karena dianggap menjadi penghambat kemerdekaan Palestina. Padahal, jelas-jelas narasi tersebut merupakan bentuk pengkhianatan terhadap kenyataan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan Palestina. Musuh aktivis khilafah adalah nasionalisme karena selain dianggap ideologi yang berasal dari Barat, nasionalisme juga dianggap menghambat perjuangan cita-cita para aktivis khilafah. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru