35.1 C
Jakarta

Menyegarkan Keberislaman Kita untuk Menjawab Tantangan Zaman

Artikel Trending

KhazanahResensi BukuMenyegarkan Keberislaman Kita untuk Menjawab Tantangan Zaman
image_pdfDownload PDF
Judul buku: Menyegarkan Islam Kita, Penerbit: PT Elex Media Komputindo, Pencetak: Percetakan PT Gramedia, Tebal buku: 270 halaman, ISBN: 978-602-02-6303-8, Peresensi: Anni Saun Nafingah.

Harakatuna.com – Tantangan sebagai umat Islam di Indonesia semakin berat seiring dengan munculnya permasalahan agama yang ada di masyarakat. Kurangnya keimanan menjadi dasar dari mudahnya terpengaruh dengan ajaran-ajaran sesat yang mampu memecah-belah persatuan dan kesatuan Indonesia.

Pada era akhir tahun 1990-an hingga saat ini, berbagai fenomena dan tantangan Islam semakin beragam saja. Permasalahan seperti temuan-temuan sains yang menggemparkan terkait agama Islam, Muslim dengan corak keberislaman yang ngepop, terorisme atas nama Islam yang anti-Barat, terorisme yang mengatasnamakan Islam dengan mempermainkan isu sektarian, hingga Islam di era digital.

Fenomena tersebut begitu hangat diperbincangkan dan sering trending di media sosial. Sebagai umat Muslim yang bijak, tentu diam bukanlah solusi yang tepat untuk menanggapi fenomena-fenomena tersebut. Kita dituntut untuk berhati-hati dan lebih selektif lagi dalam menerima informasi yang didapatkan agar tidak mudah terprovokasi.

Untuk mengetahui lebih dalam fenomena tersebut dan cara membentengi diri agar tetap berpegang teguh pada ajaran Islam yang benar, maka perlu membaca bacaan yang bermutu berkaitan dengan keberislaman di Indonesia. Salah satu buku paling recommended yang bisa digunakan untuk menghadapi tantangan Islam di era yang serba kompleks ini adalah “Menyegarkan Islam Kita” karya Habib Husein Ja’far Al Hadar.

Buku ini berisi 270 halaman yang terbagi ke dalam 6 tema. Setiap temanya memiliki kekuatan tersendiri di dalam buku ini sehingga mampu membahas persoalan yang berat dengan diksi yang sederhana dan mudah dipahami. Berikut pembagian temanya:

  • Merayakan sains, menegaskan Tuhan
  • Menyegarkan Islam
  • Memetik hikmah dari kisah tokoh
  • Falsafah pendidikan
  • Bemain bahasa
  • Dari modernisme sampai era digital dalam judul “Membela Tuhan”

Buku ini berisi mengenai rangkuman visi hidup dari sang penulis yang ingin mengimplementasikan karakter utama dari Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. Serta disesuaikan dengan perkembangan zaman beserta ruang yang mengikutinya. Penulis ingin pembaca mengerti bahwa Islam bukan hanya keyakinan dan ajaran yang privat melainkan menjadi pedoman guna mencapai tatanan hidup yang lebih damai dan berkembang.

Esai-esai yang terdapat di dalam buku ini bersumber dari renungan mendalam penulis mengenai berbagai isu dan masalah mulai dari teologi antaragama, sosial, mazhab, budaya, sampai manusia modern dan era digital dalam perspektif Islam.

Dari Ibrahim Sampai Hawking

Buku ini diawali dengan 1 bab yang bertemakan ketuhanan sejak masih dipahami pada awal monoteisme oleh Nabi Ibrahim. Kemudian paham tersebut diperdebatkan oleh Hawking dan Albert Einstein hingga ditolak oleh kalangan ateis modern.

Sejak awal saja, penulis sudah memaparkan isi yang begitu kaya dengan menggabungkan perspektif dari tokoh Muslim dan non-Muslim untuk memperdebatkan Tuhan. Hal tersebut mampu memancing penulis untuk tertarik membaca lebih jauh mengenai isi dari buku ini.

BACA JUGA  Penanganan Terorisme di Indonesia: Perspektif Kebijakan Hukum Pidana dan Non-Pidana

Pembaca bisa melihat dengan jelas bagaimana para tokoh memperdebatkan tema mengenai ketuhanan dari sudut pandangnya masing-masing. Dengan begitu, pembaca mampu melihat satu tema dari berbagai perspektif yang dibuat oleh penulis.

Terorisme Baru ala Zarqawi

Tak hanya membahas mengenai ketuhanan, buku ini juga mengajak pembaca untuk memahami salah satu bentuk kejahatan terorisme ala Zarqawi. Di mana, kekejaman yang dilakukan oleh Zarqawi sudah tidak wajar lagi sebagai manusia.

Diketahui bahwa Zarqawi merupakan perintis organisasi teroris yang paling ditakuti saat ini yaitu ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria). Mulanya, Zarqawi mendirikan Syura Mujahidin Irak pada tahun 2006. Kemudian seluruh faksi jihad Irak, termasuk Al-Qaeda cabang Irak ikut dalam majelis tersebut. Dengan begitu, dasar-dasar terorisme pun mulai terbentuk dengan baik. Meskipun pada akhirnya Zarqawi tewas melalui serangan udara Amerika Serikat di Hibhib pada tahun 2006, tetap tidak mematikan jaringan teorisme ini.

Apabila Osama bin Laden dan Ayman Al-Zawahiri mengincar tentara dan warga asing sebagai sasaran, lain halnya dengan Zarqawi yang mengincar tentara dan warga Muslim di Irak yang berbeda keyakinan sebagai target utama. Tak heran jika penganut Syiah di Irak, Suriah, dan Lebanon menjadi semakin banyak.

Melalui ajaran terorisme ala Zarqawi tersebut, umat Islam di Indonesia patut untuk berhati-hati dan kembali menyegarkan keberislamannya agar tidak mudah terpengaruh dengan paham radikal tersebut. Sampai kapan pun, terorisme patut diperangi dan dibasmi agar tidak menimbulkan kekacauan di negeri ini.

Alasan Kuat Perlu Membaca Buku Ini

Membaca buku ini akan membuat pembaca mengerti sisi lain dari agama Islam sehingga cocok dijadikan sebagai bahan bacaan yang berkualitas. Alasan harus membaca buku ini. Pertama, penulisnya merupakan intelektual Muslim Indonesia yang update mengenai isu-isu keislaman di Indonesia maupun di dunia.

Kedua, ditulis dengan gaya penulisan yang ringan, renyah, dan tidak membuat pembaca merasa jenuh. Ketiga, pada akhir temanya membahas mengenai tantangan Islam dari era modernisme hingga era digital beserta cara menghadapi tantangan tersebut. Keempat, tulisannya berisi renungan filosofis yang didukung dengan teori-teori filsafat.

Melalui buku ini, penulis mengajak pembaca untuk mengenal Islam secara lebih dalam beserta tantangannya dari era modernisme hingga era digital. Tak hanya itu saja, penulis pun menyajikan cara beragama di era digital sehingga bisa dijadikan sebagai pedoman hidup umat Islam.

Dengan adanya buku ini, diharapkan umat Islam menjadi lebih cerdas dan bijaksana dalam menanggapi isu-isu agama yang berkembang saat ini. Selain itu, diharapkan pula umat Islam tidak mudah terpengaruh dengan ajaran radikal yang berujung pada terorisme.

Anni Saun Nafingah
Anni Saun Nafingah
Alumni Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Semarang

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru