28.8 C
Jakarta

Tips Agar Tidak Terjebak pada Propaganda Khilafah

Artikel Trending

KhazanahTelaahTips Agar Tidak Terjebak pada Propaganda Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com Ramadhan dimanfaatkan oleh para pengasong khilafah untuk memasifkan propaganda. Semakin dikritik, nafsu menyebarkan propaganda itu sangat besar. Kita sebagai penikmat narasi yang selama ini disebarkan oleh para aktivis khilafah, tercipta beberapa kelompok.

Pertama, menjadi kelompok yang terpengaruh oleh narasi tersebut kemudian bergabung menjadi bagian dari pejuang khilafah. Kedua, sebagai penikmat dan menjadi bagian dari kelompok yang terus update atas narasi tersebut. Ketiga, menciptakan narasi tandingan atau narasi alternatif sebagai respon atas narasi yang sudah ada.

Artinya, berada di manakah posisi kita? Agar terhindar menjadi kelompok yang pertama, setidaknya kita membutuhkan beberapa upaya, seperti:

Pertama, nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia harus terus dipupuk. Nasionalisme bukan hanya perkara kita meyakini kecintaan terhadap bangsa dan tanah air. Akan tetapi juga berkomitmen untuk mewujudkan perubahan agar Indonesia menjadi lebih baik. Perubahan yang dimaksud bukan dengan menegakkan khilafah. Ada banyak upaya perubahan lain yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia. Mindset dalam diri kita harus tertanam bahwa, “Perubahan harus terus dilakukan untuk Indonesia lebih baik dan perubahan bukan dengan menegakkan khilafah.”

Seperti kata pepatah, “Jangan mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segitiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk, pekerjaan kita belum selesai.” Nasionalisme harus menjadi fondasi kita semua agar tidak mudah tergerus oleh ideologi yang memecah belah bangsa Indonesia. Jika nasionalisme terus kita pupuk, maka menghadapi serangan apa pun, membaca narasi propaganda seperti apa pun, tidak akan membuat kita goyah untuk mengubah Indonesia bersyariah dengan menegakkan khilafah.

Kedua, literasi digital. Dunia digital, menjadi ruang ciamik bagi para aktivis khilafah untuk memasifkan propaganda. Mereka menyebarkan narasi di website, membuat konten di Instagram, video pendek di TikTok, serta memanfaatkan Twitter untuk menyebarkan propagandanya. Artinya, semua jenis media sosial, sudah dimanfaatkan oleh para aktivis khilafah agar mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat/netizen. Atas dasar ini, kemampuan digital kita sangat penting. Di TikTok, Twitter, Instagram, ataupun di website, memiliki ciri khas yang berbeda agar bisa terbaca oleh algoritma. Maka dari itu, seni menggunakan media sosial untuk membuat konten/narasi tandingan diperlukan kemampuan khusus.

BACA JUGA  Penggalangan Dana Terorisme: Akar Langgengnya Masalah Terorisme

Kemampuan itu sangat penting kita miliki agar bisa mengetahui pergerakan aktivis khilafah di dunia digital, agar bisa membuat strategi perlawanan untuk mencegah orang lain terperangkap pada lingkaran radikalisme. Kemampuan untuk melihat isu yang sedang viral di media sosial, yang biasa dijadikan bahan oleh para aktivis khilafah untuk melakukan propaganda, juga perlu kita miliki. Jika kita termasuk kelompok yang tidak akan terpengaruh oleh propaganda khilafah, maka kita perlu menjadi kelompok yang dapat mencegah orang lain terperangkan dalam circle aktivis khilafah.

Ketiga, literasi agama. Ini merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki. Selama ini, para aktivis khilafah, selalu memanfaatkan dalil agama ataupun sejarah agama. Kejayaan khilafah masa silam, adalah contoh konkret perjuangan aktivis khilafah. Padahal, tanpa menegasikan kejayaan Islam di masa silam, ada banyak kasus korupsi yang pernah terjadi.

Pada masa Dinasti Umayyah, misalnya. Korupsi besar-besaran, carut marutnya kondisi pemerintahan pada masa itu, menjadi saksi bisu bahwa tegaknya sistem khilafah yang dinarasikan oleh aktivis khilafah saat ini, tidak menjamin kesejahteraan dan kemakmuran seperti janji mereka. Ada banyak sisi kelam yang tidak diungkap. Mereka hanya menjanjikan hal-hal yang manis agar membuat masyarakat tertarik. Literasi agama menjadi modal utama agar kita tidak terjebak oleh narasi memabukkan yang dibawa oleh para aktivis khilafah.

Upaya-upaya lain, dalam rangka mencegah terperangkap ajakan khilafah, tentu sangat banyak. Akan tetapi, tiga modal di atas, seperti menjadi kebutuhan pokok agar kita tidak tergerus oleh hasutan yang berkedok agama oleh para aktivis khilafah. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru