30 C
Jakarta

TikTok: Ruang Jihad Penyebaran Narasi Alternatif Melalui Media Sosial

Artikel Trending

KhazanahTelaahTikTok: Ruang Jihad Penyebaran Narasi Alternatif Melalui Media Sosial
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com-Mengetik kata ‘khilafah’ dalam kolom pencarian TikTok, akan ada banyak muncul video pendek dari berbagai sumber tentang kejayaan khilafah, Indonesia akan jaya di bawah kepemimpinan khilafah, dan berbagai kalimat propaganda serupa. Penontonnya sangat banyak dengan ribuan like. Berdasarkan fakta ini, kita tidak boleh melupakan bahwa, TikTok adalah aplikasi yang sangat strategis untuk menyebarkan narasi alternatif di media sosial.

Pengguna TikTok di Indonesia sangat banyak. Berdasarkan data dari GoodStats, Amerika adalah pengguna TikTok terbanyak dengan jumlah 116 jutan akun, kemudian disusul dengan Indonesia dengan jumlah akun sebanyak 112 juta akun. Kenyataan ini menjadi bukti bahwa, TikTok adalah aplikasi yang cukup strategi untuk mempromosikan sesuatu. Hal ini terbukti dengan penerapa keranjang kuning di TikTok, yang berarti bisa digunakan sebagai aplikasi yang berjualan, menjadikan aplikasi ini sebagai salah satu aplikasi yang menciptakan banyak peluang untuk berbisnis.

Aplikasi ini merupakan buatan Zhang Yiming, seorang pria yang berasal dari China. TikTok dapat menghadilkan video pendek berdurasi 15-60 detik dengan efek khusus, unik dan menarik serta dimainkan dengan musik yang sangat beragam sehingga para pengguna bisa berkreasi dengan gaya, tarian dengan cukup bebas. Melalui TikTok, setiap pengguna mampu menjadi konten kreator.

Adapun fitur-fitur yang disediakan oleh TikTok cukup variatif apabila digunakan untuk mengekspresikan diri dibandingkan dengan aplikasi media sosial lainnya seperti Whatsapp yang hanya memiliki fitur chat, video call, voice note, snap. Lalu Instagram yang hanya memiliki fitur foto, video, posting, snap, dan hanya memiliki sedikit filter, serta tidak bisa memasukan musik, dan sebagainya. Sedangkan untuk fitur Tik Tok sendiri yakni tersedia fitur lipsync, koreografi tari, cover lagu, simulasi reporter, dan menyediakan banyak berbagai backsound musik dari berbagai artis terkenal baik lokal maupun Internasional, sehingga kreativitas dan bakat yang dimiliki kaum milenial dapat disalurkan menjadi video-video pendek yang menarik

Para pengguna TikTok, selain bisa berjualan dengan produk yang sudah dimiliki, bisa juga menjadi affiliator yang hanya membagikan video produk yang akan diperjualbelikan, tanpa memiliki produk yang dipromosikan tersebut. kebijakan FYP (for your page) yang diterapkan oleh TikTok juga berhasil mendongkrak popularitas aplikasi ini dalam menciptakan video pendek. Namun, kebijakan jual beli di aplikasi ini nyatanya tidak bertahan lama, karena mendapatkan protes dari penjual toko akibat harga yang ditawarkan melalui TikTok begitu murah.

BACA JUGA  Belajar dari Keberhasilan Fatayat NU Jawa Barat dalam Penanggulangan Radikalisme

Adanya protes tersebut, membuat TikTok kembali pada aplikasi seperti sebelumnya, yakni aplikasi untuk menyebarkan video secara singkat. Perubahan kebijakan tersebut tidak lantas pengguna TikTok menurun. Saat inipun, pengguna TikTok masih terus banyak. Beragam video singkat dengan kreativitas yang dimiliki oleh para konten kreator sangat beragam. Hal ini juga menjadi PR bagi kita, ketika ingin menyampaikan pesan melalui TikTok, perlu untuk menyiapkan strategi agar bisa FYP sehingga bisa dijangkau oleh banyak pengguna.

Berdasarkan kemudahan serta jangkauan yang begitu luas dari TikTok, informasi keagamaan juga bisa disebarkan melalui konten TikTok. Ada banyak cuplikan ceramah yang berdurasi 30 detik-1 menit dan sangat penting serta relate bagi kehidupan pengguna. Ini berarti bahwa, TikTok juga menjadi aplikasi yang tidak kalah menarik untuk dimanfaatkan dalam penyebaran konten keagamaan yang ramah dan bisa menyebarkan nilai-nilai perdamaian bagi kehidupan.

Promosi Perdamaian di TikTok

Jika istilah ruang dakwah di media sosial sering kita dengar, ini juga berlaku pada aplikasi TikTok. Aplikasi ini memiliki peluang untuk menciptakan literasi khasanah keilmuan tentang agama Islam yang diperlukan oleh masyarakat luas dengan disajikan sesuai dengan pola hidup masyarakat saat ini yang tidak bisa jauh dari penggunaan handphone.

Strategi nilai-nilai keagamaan yang damai, serta mempromosikan toleransi di aplikasi TikTok, menjadi salah satu ruang pembelajaran untuk menyebarkan narasi alternatif terhadap konten yang memuat nilai-nilai keagamaan dengan cara yang keras serta memojokkan satu pihak dibandingkan dengan pihak lain serta menjual khilafah. Maraknya konflik yang terjadi seperti peperangan, bom, konflik yang dialami oleh Palestina-Israel, serta konflik lainnya, mengharuskan kita sebagai kelompok beragama, memiliki kesadaran untuk menyebarkan nilai-nilai agama yang mengantarkan para sikap saling menyayangi satu sama lain sebagai umat manusia.

Meskipun secara pemahaman agama kita bukanlah memiliki kapasitas sebagai dai, penceramah atau orang yang memiliki pemahaman agama sangat baik, akan tetapi, dengan kekuatan media sosial dan jangkauan luas yang bisa diciptakan atas konten yang dibuat, kita bisa menyebarkan konten-konten yang memuat ajaran keagamaan yang mengajarkan cinta kasih. Selain itu, kontribusi yang bisa kita lakukan adalah turut menyebarkan konten yang disebarkan oleh orang lain, terkait ajaran-ajaran agama yang mempromosikan nilai-nilai perdamaian. Dengan demikian, pemanfaatan TikTok sebagai sarana promosi nilai-nilai perdamaian di media digital, para pengguna perlu memiliki kesadaran untuk hal itu. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru