31.2 C
Jakarta

Membaca Al-Qur’an dan Momen Hijrah Para Teroris

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMembaca Al-Qur'an dan Momen Hijrah Para Teroris
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Tinggal menghitung hari, umat Islam memasuki bulan suci Ramadhan. Pada bulan ini ada kegiatan yang dilakukan selain berpuasa yaitu membaca Al-Qur’an. Biasanya umat Islam berlomba-lomba mengkhatamkan bacaannya. Bisa jadi ada yang khatam satu kali, bisa jadi ada yang lebih dari itu.

Saya masih mengingat pesan Prof. Quraish Shihab, bahwa tidak cukup umat Islam membaca Al-Qur’an saja, mereka butuh juga memahami makna yang terkandung di dalamnya. Karena, dengan memahami maknanya mereka akan dihantarkan mendapatkan hidayah. Berbeda dengan yang membaca saja, bisa jadi mereka mendapatkan pahala, tapi belum mendapatkan hidayah.

Merenungkan nasihat Prof. Quraish Shihab tersebut tetiba saya teringat terhadap pelaku-pelaku teror atau yang biasanya disebut dengan “teroris”. Mereka dengan lantang menyatakan paling Muslim dan segala perbuatannya diterima di sisi Allah. Padahal, perbuatannya bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam sendiri.

Aksi-aksi terorisme dengan menghancurkan bumi, menghilangkan nyawa, mengganggu orang, dan seterusnya, jelas tidak dapat diterima. Semua itu berbeda dengan konsep Islam yang menyeru pentingnya menjaga bumi (ekologi), menjaga nyawa, dan tidak mengganggu orang lain. Artinya, aksi-aksi terorisme bukanlah sesuatu yang bersumber dari Islam. Kejahatan ini jelas bersumber dari hawa nafsu.

Memang cukup berbahaya godaan hawa nafsu ini. Tidak heran jika Nabi SAW berpesan bahwa perang melawan hawa nafsu jauh lebih berat dibandingkan Perang Badar, satu-satunya perang terbesar sepanjang dakwah beliau. Sebab, hawa nafsu bukanlah musuh dari luar, tapi ada dalam diri masing-masing orang. Jadi, cukup susah melawannya. Tapi, bukan tidak mungkin mengalahkannya.

BACA JUGA  Shalat Tarawih dan Hikmah yang Tersirat di Dalamnya

Maka dari itu, ketika bulan Ramadhan nanti umat Islam hendaknya mengikutkan sesekali memahami setiap baris ayat yang dibacanya dari Al-Qur’an. Agar bacaan itu dapat menjadi bekal pemahaman yang dapat mengantarkan ke jalan yang benar, bukan jalan kesesatan. Muslim yang paham ajaran dengan benar tidak bakal terjebak dan terpapar terorisme. Pemahamannya telah membentengi dirinya.

Faktanya, banyak umat Islam yang bergabung dengan kelompok teroris internasional ISIS, bergabung dengan JAD, dan kelompok teroris yang lain sebab mereka memiliki pemahaman agama yang dangkal. Mereka dengan mudahnya disesatkan dengan konsep jihad, perang, dan amar ma’ruf nahi munkar. Di mana ketiga konsep ini memang dijelaskan dalam kitab Al-Qur’an. Tapi, praktik yang benar bukanlah aksi-aksi terorisme.

Jihad semisal adalah usaha sungguh-sungguh dalam mengubah keburukan menjadi baik dan mengembangkan kebaikan menjadi semakin lebih baik. Lalu, perang yang diperintahkan dalam Islam bukan terorisme tapi perang melawan hawa nafsu. Karena, Muslim yang mampu memerangi hawa nafsu tidak bakal terpapar terorisme.

Sebagai penutup, jadikanlah momen bulan suci Ramadhan sebagai langkah memperbaiki diri. Bacalah Al-Qur’an dengan benar disertai pemahaman yang benar pula. Membaca Al-Qur’an dengan benar akan dapat menyelamatkan dari tipu daya terorisme.[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru