31.2 C
Jakarta

Strategi Literasi Khilafatul Muslimin: Kampanye melalui Tulisan hingga Pemanfaatan Media Sosial

Artikel Trending

KhazanahTelaahStrategi Literasi Khilafatul Muslimin: Kampanye melalui Tulisan hingga Pemanfaatan Media Sosial
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com- Pembahasan tentang khilafatul muslimin belum selesai untuk kita ulas.  Setelah mengylas sepak terjang Abdul Qadir Hasan Baraja sebagai manusia yang sangat ambisius penuh perjuangan dalam hidupnya. Berdirinya organisasi khilafatul muslimin bukanlah waktu yang sebentar untuk sebuah organisasi. Sebab ia pasati mengalami pasang surut masalah dan dinamika organisasi.

Menjadi tanda tanya besar yakni, bagaimana organisasi ini dikenal dengan masyarakat dan memiliki pengikut yang sangat loyal? Salah satu alternatif untuk mengenal organisasi ini melalui tulisan. Sebuah tulisan bisa mempengaruhi pemikiran seseorang dan cara pandangnya. Seperti itu juga yang dilakukan oleh kilafatul muslimin untuk menunjukkan eksistensi organisasi. Hal ini juga bisa dilihat dari selebaran yang dibagikan pada saat konvoi beberapa waktu kemarin.

Tidak hanya itu,  organisasi ini memiliki majalah yang bernama “Al-Khilafah”. Seperti majalah-majalah pada umumnya, kita bisa melacak bahwa majalah ini fungsinya tidak jauh berbeda dengan keberadaan majalah “Media Ummat”, dan buletin dakwah “Kaffah” milik HTI, yakni: mengkampanyekan khilafah sebagai solusi dari segala permasalahan di dunia, termasuk bencana, pemerintah, hingga sosial.

Literasi digital adalah strategi ciamik kampanye

Jika dilihat dari halaman facebook yang dikelola oleh kelompok khilafatul muslimin. Nama halaman facebook itu tidak lain adalah majalah Al-Khilafah. Halaman facebook itu membagikan pelbagai tulisan yang erat kaitannya dengan ide dan pemikiran khilafah. Tidak hanya itu, ia juga membagikan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh organisasi khilafatul muslimin.

Salah satu tulisan yang bisa digugat adalah narasi khilafah yang dikaitkan dengan sejarah nusantara. Narasi tersebut sama dengan yang disampaikan oleh kelompok HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang pernah digugat oleh seluruh bangsa Indonesia karena banyak yang keiru, timpang, logika melompat dan memaksa Indonesia menerapkan khilafah. Artinya, apa yang disampaikan oleh khilafatul muslimin baru-baru ini, tentang komitmen kebangsaan yang dimiliki oleh khilafatul muslimin kepada Indonesia, sangat bisa ditolak jika mengacu kepada postingan yang tersebar di media sosial.

Semua penjelasan yang disampaikan oleh Abdul Qadir Hasan Baraja tentang komitmen kebangsaan yang dimiliki oleh khilafatul muslimin, sangat tidak cukup untuk memberikan kepercayaan kepada bangsa Indonesia bahwa, organisasi ini bertentangan dengan Pancasila dan berpotensi memecah belah kesatuan dan persatuan Indonesia.

BACA JUGA  Mengapa Perempuan Terlibat dalam Kelompok Teroris? Pahami Faktor Penyebab Berikut Ini!

Selain latar belakang Abdul Qadir Hasan Baraja yang dekat dengan sekali dengan terorisme, 2 pengikutnya seperti: Jurnal Kurniawa dan Noval Agus Syahroni pernah ditangkap densus 88 terkait kasus terorisme. Jurnal Kurniawan Di tangkap pada 23 September 2019 di Jalan Desa Tridaya Sakti 48, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat. Ditangkap terkait kasus penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto (jaringan Abu Zee dan Abu Rara). Sedangkan Noval Agus Syahroni ditangkap pada 13 Oktober 2019, di Kantor Pusat Khilafatul Muslimin Jl. WR Supratman Kel. Bumi Waras Kec. Teluk. Betung Utara Kota Bandar Lampung

Disatu sisi, pemanfaatan media digital yang dilakukan oleh kelompok khilafatul muslimin adalah salah satu bukti bahwa, literasi digital menjadi salah satu strategi ciamik yang sangat berperan penting terhadap kemajuan organisasi. Buktinya, di facebook, nama halaman facebook “Al-Khilafah” yang sama dengan nama majalah yang dimiliki oleh khilafatul muslimin. Pengikutnya sangat banyak, respon yang muncul dalam setiap postingan selalu mendapatkan apresiasi yang cukup tinggi dari para followersnya.

Mereka sudah memiliki pengikut yang loyal untuk memberikan seluruh tenaga, jiwa dan raganya melanjutkan perjuangan yang sudah diamanatkan oleh Tuhan sebagai khalifah. Artinya, ketika ketenangan organisasi ini diusik oleh kita semua dengan beberapa tindakan yang mengganggu, mereka tidak akan segan melawan, dan memberikan seluruh effortnnya untuk melawan.

Maka strategi yang sangat bisa dilakukan adalah, melawan narasi khilafatul muslimin dengan produksi konten di media sosial dengan sangat massif. Informasi tentang keberadaan khilafatul muslimin tentang misinya yang sejalan dengan hizbut tahrir Indonesia, dekat dengan teroris, dan tindakan konvoi yang sangat mengganggu masyarakat dengan selebaran yang berisiinformasi tentang khilafah. Khilafatul muslimin adalah organisasi serupa dengan organisasi yang sudah divakumkan oleh pemerintah. Tidak perlu mendukung atau mengambil jeda untuk mencari pembenaran bahwa organisasi ini sejalan dengan komitmen kebangsaan. Sebab seyogyanya, mereka mencita-citakan tegaknya khilafah di Indonesia. Wallahu a’lam

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru