31.2 C
Jakarta

Sesuatu yang Paling Penting di Bulan Ramadhan Hanyalah Menjaga Kerukunan dan Persatuan

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanSesuatu yang Paling Penting di Bulan Ramadhan Hanyalah Menjaga Kerukunan dan Persatuan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sekarang kita memasuki bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan dibedakan oleh Allah dengan bulan-bulan yang lain. Di dalam bulan ini terdapat pelbagai keutamaan, sehingga mendorong umat Islam menyambutnya dengan gembira. Disebutkan dalam sebuah riwayat: “Bila masuk Bulan Ramadhan, maka Ramadhan ini termasuk bulan yang paling baik untuk berpuasa dan melakukan ibadah malam, bahkan memberikan nafkah di bulan ini disamakan dengan bernafkah di jalan Allah.

Keutamaan bulan Ramadhan yang lain disinggung dalam hadis Nabi Muhammad: “Umatku telah diberikan 5 perkara di bulan Ramadhan yang tidak pernah diberikan kepada umat-umat terdahulu: Pertama, bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari pada minyak kasturi. Kedua, para malaikat memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang-orang yang berpuasa hingga ia berbuka puasa. Ketiga, setiap hari Allah menghiasi surga-Nya diperuntukan untuk hamba-hamba-Nya yang berpuasa. Keempat, setan dibelenggu sehingga mereka tidak bisa mengganggu orang-orang yang berpuasa. Kelima, di penghujung malam, Allah memberikan ampunan-Nya kepada orang-orang yang berpuasa.

Beberapa keutamaan puasa yang tertuang dalam riwayat tersebut memang benar adanya. Apalagi, keutamaan itu disampaikan oleh Nabi Muhammad langsung yang tidak pernah berkata dusta. Tapi, yang paling penting dibandingkan keutamaan itu adalah menjaga kerukunan dan persatuan antar sesama, baik yang muslim maupun yang non-muslim.

Sebab, tidak rukun dan berpecah belah dalam persatuan akan mengakibatkan pahala puasa jadi hangus. Seakan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan ini hanya manahan lapar dan haus, sedang mereka tidak memperoleh sedikit pun dari buah puasa ini. Salah satu yang menimbulkan ketidakrukunan adalah saling membenci satu sama lain. Biasanya, perbuatan yang tidak baik ini dimulai dari pemikiran yang tertutup melihat perbedaan yang terbentang di tengah-tengah semesta.

BACA JUGA  Lebaran Ketupat dan Makna Filosofis yang Dapat Kita Petik

Begitu pula, perpecahan terjadi di antara sesama yang saling bersaudara dimulai dari tidak terbuka terhadap perbedaan. Sehingga, sikap tertutup ini menggiring seseorang tidak ingin bersatu. Bahkan, yang paling tragis adalah timbulnya perbuatan saling menyesatkan dan mengkafirkan. Padahal, menjaga persatuan di tengah perbedaan adalah sesuatu yang ditekankan dalam agama.

Pentingnya menjaga kerukunan dan persatuan telah dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda agama. Nabi tidak pernah membenci mereka. Nabi tetap berdakwah dengan cinta kasih dan sikap yang lemah lembut. Sehingga, tidak heran dakwah Nabi membuahkan hasil yang gemilang. Dakwah Nabi diterima di tengah masyarakat yang mulanya membenci beliau.

Banyak pengikut Nabi yang sebelumnya benci agama Islam, kemudian mencintai agama samawi ini. Salah seorang yang cukup terkenal adalah sahabat Umar Ibn al-Khattab. Umar sempat bersikeras membunuh Nabi. Tapi, tekad bulat ini akhirnya terpatahkan oleh sikap Nabi yang lembut dalam berdakwah. Kelembutan dakwah Nabi mampu melawan hawa nafsu yang menguasai jiwa Umar.

Orang yang memperkuat kerukunan dan persatuan di bulan Ramadhan akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan. Karena, dalam sebuah hadis Qudsi Tuhan berfirman: “Puasa itu adalah milik-Ku, dan Aku-lah sendiri yang akan membalasnya.” Maksudnya, Tuhan langsung yang akan membalas pahala orang yang melakukan perbuatan yang baik di bulan Ramadhan (menjaga kerukunan dan persatuan). Jadi, balasan Tuhan tidak bertepi.

Pentingnya menjaga kerukunan dan persatuan sebagai ibadah di bulan Ramadhan disinggung dalam pernyataan Habib Husen Ja’far Al-Hadar: “Bulan Ramadhan menjadi bulan yang mulia untuk memperkuat kerukunan dan persatuan sebagai satu bangsa Indonesia.” Masihkah kita saling bermusuhan di tengah bulan Ramadhan?[]

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru