28.4 C
Jakarta

Lebaran Ketupat dan Makna Filosofis yang Dapat Kita Petik

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanLebaran Ketupat dan Makna Filosofis yang Dapat Kita Petik
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Setelah lebaran Idul Fitri, umat Islam akan menghadapi Lebaran ketupat. Kenapa disebut hari raya ketupat? Karena pada saat Lebaran berlangsung banyak orang bawa ketupat dan biasanya, kalau di Madura, diantar langsung ke tokoh masyarakat atau yang biasa disebut dengan “kiai”.

Menariknya, lebaran ketupat, meski tidak ada dasar Al-Qur’an dan hadis yang menjelaskannya, hari raya ini masih tetap eksis sampai detik ini. Tidak peduli lebaran ini dibid’ahkan oleh kelompok tertentu atau tidak. Karena, lebaran ketupat bagi yang melaksanakan memiliki makna filosofis yang dapat dijadikan pelajaran berharga.

Pertama, lebaran ketupat adalah simbol persatuan. Lihat saja bagaimana bentuk ketupat yang terbuat dari daun pohon kelapa sebanyak beberapa helai yang kemudian dirakit menjadi satu. Rakitan yang saling menguat menunjukkan simbol persatuan.

Simbol persatuan ini penting diperhatikan bagi umat Islam. Karena, Islam sendiri tidak bakal eksis sampai detik ini tanpa persatuan dari pemeluknya. Maka, tidak pantas pemeluk agama Islam saling berselisih, apalagi sampai membid’ahkan. Berselisih adalah biang kehancuran.

Kedua, lebaran ketupat adalah momen silaturahmi antar umat Islam. Di Madura lebaran ketupat biasanya dirayakan dengan shalat sunnah berjamaah di masjid. Atau dengan berkumpul disertai hiburan di beberapa tempat wisata. Dan seterusnya. Pelaksanaan salat, berwisata, dan lain-lain adalah momen berkumpul yang tepat untuk bersilaturahmi.

BACA JUGA  Shalat Tarawih dan Hikmah yang Tersirat di Dalamnya

Silaturahmi adalah langkah untuk membangun persahabatan. Ingat kata pepatah, “Tidak ada banyaknya sahabat dan tidak ada sedikitnya musuh.” Artinya, sahabat harus dibangun sebanyak mungkin. Karena, memiliki banyak sahabat akan membukakan pintu rezeki. Sebaliknya, sedikit sahabat akan mempersempit rezeki.

Ketiga, Lebaran ketupat adalah simbol merayakan puasa Syawal selama seminggu. Ini adalah hari berbahagia bagi yang melaksanakan puasa sunnah ini. Bagi yang tidak melaksanakan, paling tidak mengapresiasi orang yang melaksanakan. Siapa tahu dengan merasa senang kepada orang yang beribadah, mereka mendapatkan pahalanya, meski tidak melakukannya.

Sebagai penutup, Lebaran ketupat yang masih dirayakan di beberapa wilayah di Indonesia memiliki simbol-simbol positif yang harus dijaga, agar pesan yang disampaikan di sini memberikan manfaat yang berarti bagi umat Islam untuk terus bersatu, membina silaturahmi, dan merayakan puasa Syawal.[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru