27.8 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks HTI (C-LI-XX): Tri Budi Santoso, Eks Napiter Klaten Sukses Rintis Usaha Konfeksi dan Buka Lapangan Kerja

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks HTI (C-LI-XX): Tri Budi Santoso, Eks Napiter Klaten Sukses...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Pengaruh terorisme bukanlah sesuatu yang dapat dipandang sebelah mata. Telah banyak korban terorisme yang terlihat di negeri ini, baik mulai kalangan rakyat biasa hingga pemerintah elit.

Salah seorang yang pernah terpapar paham terorisme adalah Tri Budi Santoso. Tri tinggal di Kecamatan Klaten Tengah, Klaten. Tri sebelumnya divonis lima tahun penjara pada 2011 lantaran terlibat serangkaian aksi terorisme di wilayah Klaten. Saat itu Tri baru saja lulus SMK. Ia kemudian bebas setelah menjalani masa hukuman selama 3,5 tahun.

Tri lalu menyadari aksi yang dia lakukan dengan sejumlah temannya tersebut salah. Selain itu, aksinya berdampak besar terhadap kehidupannya. Maka, setelah bebas dari penjara akibat kasus terorisme pada pertengahan 2014, Tri mengembangkan usaha konfeksi hingga kini memiliki brand sendiri.

Tri merintis dan mengembangkan usaha konfeksi bersama istrinya. Produk yang dihasilkan kebanyakan baju gamis. Awalnya, dia bekerja serabutan bergonta-ganti pekerjaan. Istrinya suka jualan dan mulai bangun jaringan bisnis.

Perlahan usaha kofeksi yang dikembangkan Tri di Klaten tersebut berkembang. Pesanan kian bertambah. Tri bersama istrinya mulai kulakan gamis dalam partai besar. Jaringan pasarnya kian meluas dan mulai berjualan melalui pasar online.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXX): Eks Napiter Khoirul Ihwan Ternyata Pernah Gabung dengan HTI

Usahanya kian berkembang justru saat awal pandemi Covid-19. Saat itu, permintaan masker meningkat. Dari penjualan masker tersebut, Tri bersama istrinya mampu mengumpulkan modal untuk pembelian alat seperti mesin jahit serta bahan baku kain.

Mereka kemudian memproduksi sendiri baju gamis dan dipasarkan ke berbagai wilayah. Tri mengaku dia dan istrinya tak bisa menjahit. Untuk membikin gamis syar’i, mereka merekrut karyawan. Mereka punya karyawan menjahit di rumah ada dua orang lainya seperti bagian potong itu dari mitra.

Tri bersyukur setelah bebas warga di lingkungan sekitarnya mau menerima dirinya termasuk ketika ia mulai merintis usaha konfeksi di Klaten. Dia pun menegaskan saat ini cinta NKRI. Tri menjadi salah satu dari 17 eks napiter yang menjadi tamu saat digelar upacara HUT ke-78 RI di Alun-alun Klaten, Kamis.

Sebagai penutup, kisah Tri dapat dijadikan pelajaran bagi siapapun agar lebih berhati-hati dari paham radikal-teror yang berbahaya. Karena, orang bijak selalu belajar dari kesalahan orang lain, bukan kesalahannya sendiri.[] Shallallahu ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita eks napiter Tri Budi Santoso yang dimuat di media online Solopos.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru