33.2 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XLI): Eks Napiter Inisial MI Kembali ke NKRI dan Siap Bantu Pemerintah

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XLI): Eks Napiter Inisial MI Kembali ke NKRI...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Deradikalisasi yang dilakukan pemerintah memang tidak selamanya sempurna. Karena, ada adagium yang menyatakan, “Apabila sesuatu selesai dikerjakan, pasti akan kelihatan kekurangannya.” Statement ini juga terlihat dari usaha pemerintah dalam memerangi radikalisme.

Meski begitu, pemerintah tetap bergerak penuh optimis. Mereka yakin, benih usaha yang diikhtiarkan akan membuahkan hasil di kemudian hari. Persis menanam kemarin, tinggal sekarang memetik buahnya.

Buah usaha deradikalisasi yang dilakukan pemerintah dapat dibuktikan dengan banyaknya kelompok radikal, lebih spesifiknya kelompok teroris yang hijrah dari radikalisme menuju moderatisme. Satu di antara mereka adalah MI (bukan nama asli, hanya inisial).

MI adalah eks napiter yang pernah terjebak dalam kelompok radikal karena belajar dari media online dan YouTube pada umur remaja. Setelah mengarah ke hal-hal tersebut dia memilih bergabung dengan salah satu kelompok ternama di wilayah Kabupaten Poso. Dari kelompok situlah dirinya memperoleh link Telegram kelompok radikal yang terhubung langsung dengan jaringan ISIS di Suriah.

Pada tahun 2017 MI sudah membaiat diri sendiri, dan berangkat ke Kabupaten Morowali untuk membentuk kelompok Jamaah Ansharud Daulah(JAD) Morowali. Misi dari kelompok JAD itu melakukan aksi amaliah dengan menyasar tempat hiburan (diskotik) yang ada di dalam perusahaan PT. IMIP serta menyasar senjata aparat yang melakukan pengamanan di dalam PT. IMIP.

MI juga pernah melakukan aksi pembakaran gereja di Poso. Karena keterlibatan itulah dirinya dipenjara selama dua tahun di Lapas Makassar sejak tahun 2019. Kemudian, MI baru menghirup udara segar dan bebas pada 14 April 2021.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVII): Aksi dan Dukungan terhadap Eks Napiter Salsa Bangkit dari Stigma Teroris

Keterlibatan MI sebagai simpatisan kelompok DPO MIT merupakan sebuah kesalahan dalam mendalami ilmu agama. Karena selama mengikuti taklim di salah satu tempat wilayah Poso tersebut dia bisa bergabung dalam link kelompok radikal yang berhubungan langsung dengan jaringan ISIS. Parahnya lagi, melalui link di aplikasi Telegram tersebut yang bersangkutan banyak mendapat ilmu perakitan bom.

Kemudian, MI diamankan oleh aparat hukum. Dua tahun berada di dalam Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Makassar, Sulawesi Selatan sikap dan pemahaman MI berubah drastis dan mau kembali ke pangkuan NKRI serta menjalani kehidupan normal seperti layaknya masyarakat pada umumnya.

Selama menjalani proses hukum MI mendapat bimbingan kerohanian maupun keagamaan dari petugas Lapas. Bahkan ketika bebas pada awal tahun 2021 dia juga sering mendapat perhatian dari pihak keamanan baik dari Kepolisian maupun TNI. Dan, saat ini MI tidak lagi mau berhubungan dengan kelompok DPO MIT maupun simpatisan yang ada di Kabupaten Poso atau kelompok JAD Morowali.

MI juga bersedia membantu aparat keamanan khususnya Polri dalam memberikan informasi terkait kegiatan radikal yang ada di Kabupaten Poso. Harapan MI setelah bebas, bisa kembali ke masyarakat memulai kehidupan normal serta bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

MI juga memberikan saran kepada masyarakat, khususnya generasi muda wilayah Sulteng dan sekitarnya, untuk tidak mudah terpengaruh dan terhasut, baik melalui kajian-kajian keagamaan atau melalui pemberitaan di sosial media (sosmed) terkait penyebaran paham radikalisme yang kian merebak.[] Shallallahu ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita eks napiter MI yang dimuat di media online kabarselebes.id

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru