29.3 C
Jakarta

Negara Islam Bukan Solusi, tapi Kelompok Khilafah Tetap Keukeuh Memperjuangkannya!

Artikel Trending

KhazanahTelaahNegara Islam Bukan Solusi, tapi Kelompok Khilafah Tetap Keukeuh Memperjuangkannya!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com- Membaca tulisan yang ada di akun muslimahnews.net, seperti mencoba untuk menjaga kewarasan berpikir. FYI (for your information), media ini, awalnya bernama muslimahnews.com, kemudian berubah menjadi Muslimah.news.id, hingga akhirnya berganti ke muslimahnews.net. Jika membaca tulisan di media itu, pembaca akan menyimpulkan bahwa, tidak ada yang benar tentang Indonesia hari ini, sebab segala bentuk kesengsaraan, ketertindasan yang dialami oleh bangsa Indonesia, pada dasarnya ada di kesalahan sistem pemerintah. Artinya, apapun masalahnya, khilafah adalah solusi. Ini seperti ungkapan yang sering dipakai oleh pegadaian bahwa, mengatasi masalah tanpa masalah.

Apa yang keliru? Jelas! Segala bentuk narasi yang disampaikan oleh media tersebut, bertentangan dengan ideologi negara, menyalahi konstitusi negara, sebab mereka berusaha keras untuk melawan pemerintah resmi dengan mendirikan sistem pemerintah baru. Artinya, kritik yang disampaikan oleh kelompok khilafah, bukannya untuk memperbaiki sistem negara Indonesia, justru sedang berupaya mati-matian, agar khilafah bangkit di Indonesia. Melalui narasi Islam yang sangat meyakinkan, disertai dengan masuk syurga adalah solusi kehidupan, betapa banyak orang yang tertarik untuk terjun dalam dunia aktifisme ajakan mendirikan negara khilafah. Kalau ditanya tentang akhir kehidupan, siapa sih yang tidak ingin masuk syurga dan mendapatkan ketenangan setelah kematian? Untuk menjawab pertanyaan itu, khilafah adalah jalannya.

Melihat fenomena yang sangat jelas ini, apa yang bisa dilakukan? bagaimanapun, melawan narasi tersebut tidak bisa cukup dengan duduk di sebuah meja lalu menciptakan perdebatan. Hal ini karena, dasar keyakinan yang dimiliki untuk menunjukkan pembenaran dirinya, sudah tersusun secara rapi. Artinya, sekuat apapun kita menjelaskan bahwa dulu, sistem khilafah ada banyak yang tidak beres, seperti, ada khilafah yang sering mabuk-mabukan, contohnya khalifah al-Hadi dalam masa Abbasiyah, tidak cukup untuk disampaikan kepada mereka, dan tidak akan menjadikan mereka cinta kepada NKRI. Sebab mental model yang dibangun dalam pikirannya bahwa, khilafah adalah solusi dari masalah NKRI! Lalu, apa yang bisa kita lakukan?

Kontra narasi dan kewarasan nalar

Membaca narasi yang disampaikan oleh para aktifis khilafah, pembaca seperti sedang diuji keyakinannya. Antara semakin meningkatkan rasa nasionalisme atau justru ikut terjun dalam pergerakan tersebut. Argumen tersebut didasarkan pada, kemasifan kampanye yang dilakukan oleh aktifis khilafah dalam memperkenalkan khilafah. Ibarat menjual barang, agar pembeli bisa tertarik, strategi yang dilakukan yakni, terus menerus mempromosikan barang dagangannya.

BACA JUGA  Metamorfoshow: Modus Baru HTI dalam Mencuri Suara Anak Muda

Menjaga kewarasan nalar dalam memahami setiap fenomena yang disampaikan oleh para aktifis khilafah, sangat penting untuk kita lakukan agar tidak terbuai dengan narasi yang ada. Upaya untuk menjaga kewarasan bisa melalui dengan membaca referensi yang bisa melawan narasi para aktifis khilafah. Kritis terhadap narasi tersebut, menjadi sebuah upaya penting agar kita tidak terbawa arus dalam pemikiran dangkal. Pertanyaan awal yang bisa diajukan dalam upaya melawan narasi khilafah yakni, bagaimana mungkin khilafah adalah solusi terbaik yang diwajibkan oleh umat Islam, sedangkan Rosulullah, waktu hijrah ke Madinah tidak sedang memperjuangkan negara Islam? Apalagi kondisi Madinah waktu itu, sangat beragam suku, ras dan agama. Keberadaan piagam Madinah, bisa kita bandingkan dengan keberadaan teks proklamasi yang disampaikan oleh Soekarno.

Penulis tidak sedang membandingkan kedua tokoh di atas. Akan tetapi, pemahaman atas fenomena yang terjadi bahwa, Rosulullah adalah negarawan sejati yang melihat keberagaman di negara Madinah. Sehingga kecintaan kepada Madinah menjadi doa yang dipanjatkan oleh Rosulullah pada waktu itu. Berdasarkan fenomena itu, pentingnya kiranya kita memupuk kecintaan terhadap negara Indonesia yang juga beragam dan kompleks.

Tidak hanya itu, upaya lain yang bisa dilakukan yakni kontra narasi. Bagaimanapun, produksi atas narasi tandingan yang disampaikan oleh para aktifis khilafah sangat penting untuk dimasifkan. Publik akan membaca narasi yang akan kita sampaikan dan upaya untuk menyebarkan ideologi dan pemahaman atas nasionalisme, bisa dijangkau melalui car aini.

Indonesia sudah islami banget

Melihat Pancasila sebagai dasar negara, tanpa kacamata apapun, kita justru melihat, keajaiban yang terdapat di dalamnya. Ada banyak nilai dalam Pancasila, diantaranya: nilai religiusitas, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, musyawwarah, persamaan, kesetaraan. Nilai tersebut dipahami oleh kita semua sebagai bagian dari ajaran Islam. Artinya, Islam dipahami sebagi nilai dan basis gerakan dalam melangkah, bukan sebagai dasar formalistik. Aktifis khilafah memaknai Islam sebagai dasar formalistik, jadi kalau bukan Indonesia Syariah, berarti tidak Islami. Padahal Indonesia sudah islami sekali, dan tergantung kepada setiap elemen dari pemerintah yang bertanggung jawab untuk tampil dengan nilai-nilai Islam di dalamnya. Kalau mereka justru buruk, yang dikritik adalah elemen di dalamnya, bukan sistem pemerintahannya. Wallahu a’lam

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru