30.1 C
Jakarta

Polda Kalsel Gandeng Pemuda Cegah Pemahaman Intoleran dan Radikal

Artikel Trending

AkhbarDaerahPolda Kalsel Gandeng Pemuda Cegah Pemahaman Intoleran dan Radikal
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Banjarmasin Guna menangkal intoleran dan paham radikalisme dan terorisme, Kepolisan Daerah Privinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), melakukan kegiatan dialog kebangsaan, berasama perwakilan mahasiswa dan para pemuda se-Kota Banjarbaru, di Aula Gawi Seberataan, Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru.

Menggandeng Kementerian Agama Provinsi dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kalsel, pertemuan ini kembali membahas kiat penanganan paham intoleran, radikalisme, dan terorisme, yang dinilai mulai terdeteksi, seperti hadirnya organisasi keagamaan Khilafatul Muslimin, yang saat ini tersebar di tiga Kabupaten, yakni Tapin, Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Mengangkat tema pencegahan intolera, radikalisme dan terorise  Bingkai Kebinekaan untuk mewujudkan Stabilitas Kamtibmas,  kegiatan dihadiri Direktur Intelkam Polda Kalsel melalui Kasubdit Kamneg Kompol Paryoto S. Sos, M.Ikom  yanh mengharapkan para pemuda dan mahasiswa, dapat menangkal penyebaran paham menyimpang  tersebut di lingkungan kampus.

“Harapannya kegiatan ini dapat membangkitkan semangat mahasiswa bersama pemerintah dalam mencegan penyebaran paham yang bertentangan dengan empat pilar kebangsaan,” usai kegiatan, Sabtu (06/08/2022) kemarin.

BACA JUGA  Ancaman Terorisme Masuk Kampus, Ini Pembahasan Dosen MKU Untag

Ditambahkanya, salah satu sikap yang kini berkembang yakni cara pandang terhadap
agama islam, itu menyebabkan sikap-sikap eksklusif dan perilaku-perilaku destruktif serta melahirkan adanya klaim kebenaran (truth claim) yang eksklusif, sehingga selalu ada pembenaran dari apa yang mereka lakukan, baik bersifat pragmatis, ideologis, atau keagamaan.

Kepala bidamg Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kalsel Muhammad Hafizh Ridha, menegaskan agar kiranya paham seperti ini tidak menimbulkan perpecahan dan perbedaan pendapat di kalangan masyarakat.

“Sasaran strategis pelaku teror saat ini diantaranya adalah menimbulkan pertentangan dan radikalisme di tengah-tengah masyarakat” ucap Hafizh, di waktu yang sama.

Sementara, Kepala Budang Pendidikan Agama Islam Kanwil Kemenag Kalsel, H Aamad Sawiti, menyampaikan pentingnya menggaungkan moderasi beragama.

“Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri, Ekstremisme, radikalisme, ujaran kebencian (hate speech), hingga retaknya hubungan antarumat beragama, merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini,”pungkasnya.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru