27.4 C
Jakarta

Menakar Jebakan Isu Pemilu Curang dari Kelompok Ekstrem-Radikal

Artikel Trending

Milenial IslamMenakar Jebakan Isu Pemilu Curang dari Kelompok Ekstrem-Radikal
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Sistem kehidupan khilafah adalah yang paling bertanggung jawab terhadap rusaknya moral bangsa dan umat Islam. Sistem yang hanya sekadar memainkan agama dari kehidupan, telah lama mencabik-cabik bangsa ini.

Boleh dikata, khilafah merusak paham keagamaan umat Islam. Mereka seharusnya berada di jalur keimanan yang mapan dan moderat, malah tercedarai oleh propaganda paham keagamaan khilafah. Sungguh kondisi khilafah ini yang harus segera dihilangkan.

Memanfaatkan Isu Pemilu Curang

Hari ini mereka masuk dalam perdebatan pemilu curang. Mereka memanfaatkan isu tersebut untuk menarik simpati masyarakat yang kontra dengan hasil pemilu 2024. Nyatanya yang mereka inginkan bukanlah hasil bersih pemilu, melainkan aktivis khilafah ini ingin mengatrol masyarakat yang putus asa.

Isu pemilu curang sangat seksi bagi aktivis khilafah. Mereka bisa membangun jebakan-jebakan rekrutmen untuk ikut ke kelompok mereka. Masyarakat yang tidak percaya pada hasil pemilu dan menemukan jalan kebuntuan, bisa dibawa dan dimanfaatkan oleh aktivis khilafah ini.

Jebakan ini banyak sudah buktinya. Dulu, orang yang sakit hati kepada negara karena tidak menemukan keadilan dan kesejahteraan dalam hidupnya, mereka bergabung dengan kelompok HTI, FPI, dan jaringan kelompok radikal-ekstrem. Setelah sekian lama bergabung, tiba-tiba mereka sudah berada di Afghanistan dan sebagian lagi telah menjadi martir teroris.

Jebakan Ekstrem Khilafah

Gejala ini tidak aneh. Mengingat, orang yang benar-benar putus asa dan frustrasi, mereka bisa dimasuki oleh rupa-rupa paham dan ideologi. Jantung dan mental orang yang mengalami nasib seperti ini sangat lemah. Sehingga, apa yang dikatakan amir atau ustaz yang membimbingnya mudah dituruti.

Mereka tidak memikirkan gejala apa yang bakal menimpanya. Akal sehatnya sudah terbuang dan hilang. Yang ada di pikiran orang seperti ini hanyalah bagaimana bisa menjalankan hidup sesuai doktrin dari ustaz dan amirnya.

BACA JUGA  War Takjil: Potret Kerukunan Antarumat yang Harus Dilestarikan

Fenomena seperti ini tidak bisa dilepaskan dari akar persoalannya, yaitu tertancapnya sistem kehidupan khilafah di tengah masyarakat. Ajaran khilafah melahirkan manusia-manusia yang tidak paham agama. Mereka hidup hanya berbekal aturan berdasarkan ajaran kelompok bernama sistem syariat ala khilafah. Sehingga alam pikirannya terkandung syahwat menjadi pemimpin dalam perilakunya.

Kedua, sistem khilafah menjadikan siapa pun beragama tanpa memperhatikan nilai moderat, toleransi, keadilan, dan radikal. Khilafah yang diperhatikan hanyalah bagaimana mengeruk masyarakat terlibat aktif di dalam ajarannya, tidak peduli mengundang mudarat atau tidak bagi kehidupan umat.

Ketiga, sistem khilafah menyesatkan masyarakat. Khilafah menyerahkan seluruh urusan umat pada raja terpimpin yang memiliki tangan besi. Ikatan yang terjalin antara penguasa dan rakyat sebatas hamba dan raja. Masyarakat hanya dijadikan sebagai penopang kehidupan sang raja.

Disikapi dengan Bijak

Inilah jebakan sistem kehidupan khilafah yang menjadikan penyesatan tumbuh subur dalam kehidupan umat Islam. Jika dibiarkan terlalu lama, banyak kemudaratan penerapan sistem khilafah ini. Oleh karenanya, membuangnya dan beralih kepada sistem kehidupan Pancasila adalah urgen dilakukan.

Khilafah sebagai sebuah sistem kehidupan kelompok HTI ini tidak mampu menjawab berbagai persoalan, termasuk kecurangan dalam pemilu. Khilafah hanya mengeruhkan suasana umat Islam. Utamanya dalam hasil pemilu.

Khilafah tidak menjamin kehidupan masyarakat penuh dengan kesejahteraan. Aktivis khilafah ini hanyalah memberikan janji-janji manis tetapi kosong melompong. Karena itulah, reaksi pada kecurangan pemilu diharapkan disikapi dengan bijak dan penuh rasa persatuan.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru