27.5 C
Jakarta

Membangun Keluarga Pancasilais Penjaga Negeri

Artikel Trending

KhazanahResensi BukuMembangun Keluarga Pancasilais Penjaga Negeri
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Judul Buku: Menyemai Nilai Pancasila dalam Keluarga, Penulis: Adrianus Meliala, dkk, Jumlah Halaman: 132 halaman, ISBN : 978-623-8244-09-6, Tahun Terbit: September, 2023, Penerbit: Penerbit Bypass, Peresensi: Muhammad Nur Faizi.

Harakatuna.com – Buku “Menyemai Nilai Pancasila dalam Keluarga” karya Adrianus Meliala dkk menawarkan wawasan mendalam tentang peran keluarga dalam menyelenggarakan pendidikan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.

Dengan menggali konsep-konsep dasar Pancasila dan menerapkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari, penulis berhasil menguraikan betapa pentingnya pendidikan nilai-nilai luhur ini sebagai dasar pembentukan karakter dan moral anak-anak.

Salah satu kelebihan utama buku ini adalah kemampuan penulis untuk menyajikan argumen-argumen yang kuat, didukung oleh kutipan-kutipan dari tokoh-tokoh pendidikan dan data-data terkini. Sebagai contoh, penulis mengutip Soekarno, pendiri negara Indonesia, yang pernah mengatakan, “Pendidikan adalah alat pembentukan karakter, dan Pancasila adalah pondasi negara kita.”

Kutipan ini secara efektif membangun dasar pemahaman bahwa pendidikan Pancasila bukan hanya sebuah opsi, melainkan suatu kewajiban yang harus diemban oleh setiap keluarga Indonesia (hlm. 15).

Dengan kelebihan seperti itu, maka penekanan yang diberikan oleh penulis tidak hanya sekadar teori belaka, tetapi juga bisa memberikan contoh konkret tentang bagaimana setiap anggota keluarga dapat menerapkan sila-sila Pancasila, seperti gotong royong dan keadilan, dalam interaksi sehari-hari. Dengan memberikan ilustrasi seperti ini, buku ini menjadi lebih relevan dan mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai latar belakang.

Mengapa Pendidikan Pancasila Penting?

Penulis buku ini menyadari betapa pentingnya pendidikan Pancasila dalam keluarga. Hal ini terkait dengan tindakan masif yang dilakukan oleh kelompok terorisme yang berusaha mendongkrak pemikiran nasionalisme yang ada di masyarakat. Keluarga adalah lingkup terkecil yang harus menjadi benteng dari serangan-serangan narasi yang dilakukan oleh kelompok teror.

Dengan berpegang teguh pada nilai Pancasila, maka setiap individu telah berhasil dalam mendirikan fondasi yang mengakar dalam pembentukan karakter dan moral bangsa. Ketika nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dapat mengembangkan kesadaran moral yang tinggi.

Ini mencakup penanaman nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar (hlm. 27). Dengan demikian, Pancasila bukan hanya menjadi seperangkat prinsip, tetapi menjadi panduan hidup yang membantu masyarakat membuat keputusan yang baik dan bertanggung jawab.

Setiap individu yang telah berhasil menanamkan nilai Pancasila dalam dirinya, tidak akan pernah terbesit dalam pikirannya untuk berbuat sesuatu yang merugikan orang lain. Yang paling sering terjadi adalah proses pemaksaan kehendak, yang berakhir dengan tindakan pengeboman yang menewaskan ribuan korban. Kemudian tindakan yang merusak nilai kemanusiaan, seperti pemaksaan kehendak, penggantian ideologi, dan tindakan siber untuk menyerang kelompok lain.

Semua tindakan tersebut tentu tidak akan terjadi jika seseorang sudah memiliki nilai-nilai Pancasila dalam dirinya. Maka semua orang akan bergotong royong mendirikan setiap nilai yang ada di Pancasila.

BACA JUGA  Menangkal Overdosis Beragama

Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan semuanya akan dimiliki, yang pada akhirnya keadaan Indonesia akan menjadi lebih baik dengan nilai-nilai tersebut.  

Tantangan Penerapan

Penerapan pendidikan Pancasila di dalam keluarga sering kali dihadapkan pada sejumlah tantangan yang memerlukan pemahaman, kesabaran, dan kolaborasi antara orang tua, anak-anak, serta lingkungan sekitar.

alah satu tantangan utama adalah ketidakpahaman terhadap nilai-nilai Pancasila itu sendiri (hlm. 47). Beberapa keluarga mungkin tidak sepenuhnya memahami makna dan tujuan dari setiap sila Pancasila, sehingga sulit bagi mereka untuk mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, dinamika perkembangan teknologi dan media sosial dapat menjadi tantangan signifikan. Anak-anak sering kali terpapar pada informasi dari berbagai sumber di luar keluarga, dan tidak semuanya selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

Keluarga harus bersaing dengan pengaruh luar yang mungkin bertentangan dengan pendidikan nilai-nilai luhur tersebut. Oleh karena itu, pengenalan teknologi dalam pendidikan Pancasila di keluarga menjadi krusial, agar nilai-nilai tersebut tetap relevan dan dapat bersaing dengan informasi dari luar.

Dalam keluarga yang sibuk, mungkin sulit untuk mengalokasikan waktu yang cukup untuk memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dan berdiskusi secara teratur mengenai penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, harmonisasi pandangan dan nilai di dalam keluarga harus diimbangi komunikasi dan pemahaman yang lebih intensif agar tujuan bersama untuk menjadikan Pancasila sebagai landasan moral keluarga dapat tercapai.

Menyemai Nilai

Menyemai nilai-nilai Pancasila dalam keluarga merupakan fondasi yang krusial dalam membentuk karakter dan moral generasi penerus. Langkah esensial yang dapat dilakukan adalah membuka ruang dialog terbuka di antara anggota keluarga.

Dalam suasana yang penuh kehangatan, setiap anggota keluarga dapat berbagi pandangan, pengalaman, dan pemahaman mereka mengenai nilai-nilai Pancasila. Dialog semacam ini membuka peluang untuk saling memahami dan merajut nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, keluarga dapat mengintegrasikan kegiatan-kegiatan yang memperkuat pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila. Kegiatan-kegiatan seperti gotong royong, saling menghormati, dan berbagi tanggung jawab dapat menjadi langkah konkret (hlm. 65).

Misalnya, melibatkan anak-anak dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari dapat membentuk rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan keluarga, mencerminkan nilai gotong royong yang tercermin dalam Pancasila. Dan yang paling penting adalah peran penting orang tua sebagai teladan.

Dengan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, orang tua memberikan contoh yang kuat bagi anak-anak. Kesadaran orang tua untuk mengontrol sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai luhur tersebut akan membentuk citra positif Pancasila dalam pikiran anak-anak.

Oleh karena itu, menjadi teladan yang baik dan konsisten dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila akan menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung pertumbuhan karakter positif.

M. Nur Faizi
M. Nur Faizi
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Bergiat sebagai reporter di LPM Metamorfosa, Belajar agama di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Yogyakarta.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru