27.8 C
Jakarta

Konsistensi Perjuangan Melawan Radikalisme

Artikel Trending

Milenial IslamKonsistensi Perjuangan Melawan Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Pasca Pemilu 2024, kita masih belum tahu keseriusan kandidat pemenang untuk memberantas radikalisme dan terorisme di Indonesia. Banyak pihak menyebutkan bahwa terorisme akan kembali menguat karena banyak hal, salah satunya karena ketidakpuasan pada penyelenggara Pemilu 2024 yang sarat kecurangan.

Buta Politik

Indikasi ini mungkin terbilang aneh. Namun perlu dilihat secara jeli bahwa memang banyak orang awam yang buta politik. Pemilu curang mereka rasakan hari-hari ini. Tidak hanya yang hidup di dalam kalangan elit, namun mereka melihat sendiri di lapangan tempat mereka menempa hidup.

Apalagi, Pemilu curang ini dihembuskan oleh media-media besar, yang konon media tersebut milik para bos politik. Orang awam ini mereka hidup sekadar mengikuti arahan dan suruhan bosnya di atas. Jika para bos mengatakan curang, maka panas di tubuhnya lebih meradang daripada si bosnya.

Artinya jika bosnya mengatakan pemilu ini curang, dia akan lebih parah mengatakan curang. Dan khawatirnya, orang awam ini tidak bisa menahan amarah yang terkandung di dalam badannya. Sehingga, yang terjadi nanti, dimanfaatkan oleh kelompok teroris bahwa Indonesia sudah baik-baik saja.

Diinginkan Teroris

Situasi ini yang diinginkan kelompok teroris. Sengkarut bernegara adalah salah satu asal-muasal dari runtuhnya bernegara. Oleh sebab itu, aksi-aksi yang menimbulkan kesalahan tidak boleh terjadi di Indonesia. Baik yang dilakukan oleh aparat, ASN, dan masyarakat pada umumnya.

Sampai hari ini kelompok teroris tetap ingin memanfaatkan kericuhan negara untuk melangsungkan agendanya. Karena itulah terorisme masih menjadi ancaman semua negara di dunia dan potensinya masih sangat tinggi, termasuk di Indonesia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Rycko Amelza Dahniel, dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2023 BNPT RI yang digelar secara luring dan daring dari Kantor BNPT, Sentul, Provinsi Jawa Barat, pada Jumat (29/12/2023) mengatakan bahwa terorisme akan terus menjadi ancaman nyata jika tidak bisa diselesaikan hingga akar rumput.

BACA JUGA  Di Tengah Gusarnya Politik, Ada Teroris Bermain Pendanaan dan Intrik

“Terorisme masih menjadi ancaman semua negara di dunia. Aktivitas teror yang menempatkan kemanusiaan pada titik terendah menjadi musuh bersama peradaban. Tak terhitung aksi di luar nalar kemanusiaan yang terjadi, dan karenanya ia dikategorikan sebagai extraordinary crime. Namun, potensi terorisme masih sangat tinggi, tak terkecuali di Indonesia,” tutur Rycko.

Kondisi Kita Saat Ini

Menurut Kepala BNPT, jaringan terorisme global, khususnya ISIS dan Al-Qaeda beserta afiliasinya, masih terus menebar ancaman secara global. Ancaman tersebut mulai dari bom bunuh diri, serangan teroris individu atau lonewolf di berbagai penjuru dunia, penembakan, pembakaran, dan penculikan.

Sampai kini masih begitu banyak upaya teroris yang berhasil melakukan rekrutmen, fund raising, dan propaganda di internet kelompok teror terus berkembang. Karena inilah rakyat perlu hati-hati dalam menelaah situasi tak menentu ini.

Masih menjadi perhatian kita bersama bahwa kelompok Jamaah Islamiyah (JI) terus melakukan rekrutmen, kajian, dan pelatihan untuk penguatan organisasi, yang diduga melalui kegiatan yang memanfaatkan kampus dan kepemudaan dengan mengatasnamakan agama.

Hal tersebut juga dilakukan oleh Jama’ah Ansharud Daulah (JAD). Kelompok ini hari ini memang tidak memiliki struktur aktif. Namun mereka muncul sebagai kelompok kecil simpatisan pro-ISIS yang bergerak di daerah-daerah dan aktif di ruang siber melalui media sosial (medsos). Karena itulah ini kondisi genting kita saat ini.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru