27.3 C
Jakarta

Kawal Pemilu 2024 Berjalan Bersih, Jujur, dan Bermartabat

Artikel Trending

KhazanahTelaahKawal Pemilu 2024 Berjalan Bersih, Jujur, dan Bermartabat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com- Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), melalui pernyataan Ketua Majelis Musyawwarah KUPI, Nyai Badriyah Fayumi, menyatakan bahwa, KUPI hadir sebagai ruang perjumpaan dan gerakan intelektual, sosial, kultural, spiritual para ulama perempuan untuk mengawal Pemilu 2024 dapat berjalan bersih, jujur, adil dan bermartabat.

Melalui maklumat KUPI ini, setidaknya kita memahami bahwa, seluruh aspek masyarakat, berperan penting terhadap kesuksesan pemilu pada tahun 2024 yang akan datang. Harapan dan berbagai rencana untuk menghadapi pemilu 2024, jangan hanya sebuah harapa semata. Akan tetapi, harus direalisasikan secara nyata dengan berbagai upaya yang bisa dilakukan. Hal ini karena kita perlu belajar pada pemilu 2019 yang lalu.

Pada pemilu 2019 lalu, merupakan pemilihan serentak yang menggabungkan pemilihan DPR, DPD, Presiden, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota. Melalui format ini, Pemilu Indonesia dinobatkan sebagai hari tersulit karena petugas pemilu memiliki banyak tugas dalam melakukan tanggung jawabnya dalam pemilahan suara yang masuk, mulai dari tatanan desa hingga pusat. Meskipun pemilu 2019 diklaim sebagai pemilu damai pada kenyataannya memakan korban jiwa, dengan meninggalnya petugas dan penyelenggara, serta para pemilih.

Alih-alih disebut sebagai pemilu damai, nyatanya kenyataan tersebut menjadi sebuah pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia bahwa, harapan tentang pemilu, harus benar-benar diwujudkan dengan meminimalisir resiko yang akan dihadapi pada saat pemilu. Pada pemilu 2019 silam, fakta bahwa banyak meninggalnya para petugas, penyelenggara, dikonfirmasi oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman dengan mengungkap jumlah 894 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas mengalami sakit. Data tersebut menunjukkan bahwa, beban tugas yang sangat berat bahkan dibilang tidak sebanding dengan rentang waktu yang sudah disediakan, menyebabkan para petugas kelelahan hingga jatuh sakit, bahkan meninggal dunia.

Pemilu 2019 adalah pembelajaran penting untuk menghadapi pemilu 2024 mendatang. Menggantungkan harapan dengan menyebut pemilu 2024 datang berjalan bersih, jujur dan bermartabat, perlu upaya dari semua elemen masyarakat agar mampu mewujudkannya. Peran masyarakat sipil sangat penting. Di samping mengawal jalannya pemilu yang akan datang, penting juga untuk megawal tupoksi penyelenggara pemilu, agar tidak terulang kejadian pemilu 2019 silam.

BACA JUGA  Belajar dari Keberhasilan Fatayat NU Jawa Barat dalam Penanggulangan Radikalisme

Bagaimana Peran Anak Muda?

Kondisi demokrasi Indonesia menuju tahun 2024 mendatang, semakin menunjukkan carut marut yang tidak beres. Kepercayaan masyarakat kepada politisi untuk merebut suara rakyat, menciptakan gejolak yang cukup simpang siur. Ditambah dengan banyaknya informasi yang tersebar di media sosial, dengan banyaknya opini dan pendapat, akan semakin membuat bingung masyarakat. Anak muda memiliki peran penting terhadap kondisi ini.

Bagi para politisi muda yang saat ini sedang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, kenyataan bahwa kondisi demokrasi Indonesia tidak baik-baik saja, sangat penting untuk disadari. Kehadiran para politisi muda, seharusnya menjadi perwakilan suara anak muda yang kritis, untuk menciptakan iklim demokrasi yang lebih baik bagi Indonesia. Dengan demikian, kebijakan yang diambil di masa akan datang, semata-mata untuk menciptakan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.

Di samping itu, para anak muda lain, harus pula menyadari tentang kondisi Pemilu yang akan datang. Suara kita sangat penting untuk memperbaiki iklim demokrasi melalui pemantauan kebijakan, ataupun sikap kritis terhadap kebijakan-kebijakan dari pemerintah. Perubahan yang disuarakan oleh anak muda, senantiasa sangat ditunggu untuk menciptakan perbaikan bagi bangsa Indonesia.

Anak muda yang menjadi petugas pemilu, baik tatanan desa, kecamatan, kabupaten, ataupun provinsi, harus mengawal dengan baik jalannya pemilu untuk menghindari kondisi serupa seperti 2019 silam. Nyawa 1 orang sangat berharga untuk keberlanjutan kehidupan bangsa Indonesia. Maka dari itu, dalam pelaksanaan pemilu, tidak boleh lagi adanya korban jiwa, apapun yang terjadi.

Berdasarkan ungkapan Nyai Badriyah Fayumi, melalui cara makruf, demokrasi dan Pemilu 2024 menjadi berkah bagi semua warga bangsa, tidak hanya bagi aktor dan elit politik, serta para pengemban amanah kekuasaan baik eksekutif, legislatif ataupun yudikatif dan jangan sampai menjadi musibah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru