27.1 C
Jakarta

Peringatan Hardiknas Harus Menjadi Momentum Penyemangat Bangsa Lindungi Generasi Muda dari Intoleransi

Artikel Trending

AkhbarDaerahPeringatan Hardiknas Harus Menjadi Momentum Penyemangat Bangsa Lindungi Generasi Muda dari Intoleransi
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Serang – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei mendatang harus bisa menjadi momentum dan penyemangat bagi seluruh komponen bangsa yang terlibat dalam dunia pendidikan untuk membuka lembaran baru dalam memperkuat strategi membentengi generasi muda dari pengaruh intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Hal tersebut dikatakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Prof. Dr. Irfan Idris, M.A., saat menjadi narasumber pada acara Pelatihan Guru dalam rangka Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan dan Bullying yang berlangsung di Aula SMA Negeri 3, Serang, Banten, Senin (29/4/2024).

“Tentunya bagaimana melakukan dialog dan komunikasi agar perilaku intoleran bisa diminimalisir. Di Hari Pendidikan Nasional besok harus ada semangat baru. Substansinya memang itu-itu juga, tetapi strateginya yang harus diperbaharui. Mungkin yang kemarin-kemarin itu di dunia nyata lebih banyak, tetapi sekarang harus kita ubah porsi di dunia maya harus lebih besar,” ujar Prof. Dr. Irfan Idris.

Di tengah kemajuan era globalisasi saat ini, dirinya juga mengingatkan kepada seluruh guru untuk banyak-banyak belajar. Karena sekarang ini anak-anak bisa dikatakan lebih cerdas karena dia setiap saat selalu berinteraksi dengan dunia maya.

“Itulah kelebihan yang ada di dunia maya. Tetapi di sisi lain ada juga banyak pengaruh negatifnya yang bisa memancing emosi para generasi muda, terutama pelajar-pelajar di lingkungan tingkat sekolah menengah. Sekolah Damai ini ada karena anak-anak kita sekarang diserang. Gadget yang melekat pada anak menjadi ruang propaganda yang efektif membentuk anak menjadi pribadi yang intoleran,” ujarnya.

Dikatakannya, dengan maraknya dunia digital yang sudah menguasai generasi muda, maka perlu strategi baru bagi seorang guru baik itu guru bidang agama, guru bidang Pancasila, dan bidang lainnya untuk dapat menanamkan nilai-nilai perdamaian, nilai-nilai positif melalui aplikasi yang ada di dunia maya, seperti TikTok, Instagram dan sebagainya.

“Karena di era dunia maya ini anak-anak remaja zaman sekarang ini lebih banyak bermain di dunia (aplikasi) TikTok. Nah sekarang sudah saatnyalah bagaimana guru itu juga bisa masuk ke TikTok. Dan guru tidak boleh mengatakan itu (dunia maya) bukan dunia saya. Ini bukan persoalan dunia (nyata atau dunia maya), tetapi ini masalah soal sasaran pendidikan tersampaikan atau tidak,” ujarnya.

Karena menurut Prof. Irfan, kalau menanamkan pendidikan hanya disampaikan melalui dunia nyata atau bangku sekolah ataupun orang tua memberikan pengajaran atau mendidik anaknya di rumah juga akan kurang efektif.

“Berapa persen hal itu di sekolah tersampaikan? Di rumah melalui orang tua berapa persen sih? 24 jam mereka anak-anak ini bisa pegang sosmed, main misalnya TikTok dan sebagainya. Sudah saatnya guru dan juga orang tua memasukkan nilai-nilai itu melalui TikTok. Saya kira strategi itu akan lebih efektif,” ujarnya.

Seperti diketahui, pelatihan para guru ini merupakan bagian dari rangkaian program Sekolah Damai yang menjadi prioritas Kepala BNPT, Komjen Pol. Prof. Dr. Rycko Amelza Dahniel, M. Si. di tahun 2024. Oleh karenanya, meskipun ini namanya Sekolah Damai tetapi harus ada pemberdayaan perempuan menyampaikan mereka kepada para siswa agar selalu berhati-hati di dalam melakukan media sosial dan berselancar di dunia maya karena itu menjadi sasaran empuk kelompok terorisme global, yang mana di atas permukaan aman-aman saja tapi di bawa permukaan ini generasi muda selalu menjadi sasaran empuk untuk direkrut.

“Akan lebih berbahaya lagi kalau tenaga pengajar, pendidik, guru, atau mentor yang terpapar anak-anak jadi kasihan atau anak-anak yang lebih-lebih mulai terpapar mereka harus memiliki sikap toleransi dan inklusif. Artinya mereka tidak boleh ada,” ucap mantan Direktur Deradikalisasi BNPT ini.

BACA JUGA  Polda Sulteng Serius Tingkatkan Kemampuan Imam Masjid untuk Tangkal Paham Radikal

Seperti diketahui, Provinsi Banten pada tahun 2024 ini memulai program Sekolah Damai. Pelatihan guru ini diikuti kurang lebih sebanyak 70 guru SMA se-Kota Serang. BNPT sendiri terus berkomitmen dan konsisten untuk mengajak seluruh komponen masyarakat baik pemerintah, akademisi, pemuka agama, komunitas, dunia usaha, dan media untuk bersama-sama terlibat dan berpartisipasi dalam pencegahan intoleransi, radikalisme dan terorisme.

“Ini adalah bagian dari pencegahan yaitu pada bagian kontra radikalisasi khususnya kontra narasi dan kontra propaganda,” kata Prof. Irfan Idris mengakhiri.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Banten, Dr. H. Tabrani, M.Pd. mengakui kalau selama ini kurangnya para guru memiliki pengetahuan yang utuh menjadi kendala bagi para guru dalam mencegah bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarganya.

“Teman-teman (guru) ini kan tidak mempunyai pengetahuan yang utuh bahwa siapa orang-orang yang ada di sekelilingnya sebagai pelaku terorisme. Nah makanya nanti mudah-mudahan melalui workshop ini itu bisa dipahami, sehingga minimal dia bisa mengetahui, bisa memahami dan akhirnya kalau terjadi walaupun dia tidak bisa melakukan tindakan langsung dia bisa menyampaikan laporan kepada pihak-pihak yang berwenang,” ujarnya.

Namun demikian dirinya mengatakan kalau pihaknya secara rutin melakukan rapat koordinasi dengan para kepala sekolah dan juga melakukan pertemuan-pertemuan dengan pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang mana secara normatif dirinya menyampaikan pemahaman tentang pengelolaan penyelenggaraan pendidikan.

“Kami juga menyampaikan pesan-pesan pada guru-guru kami bahwa hari ini kita jangan pernah lengah terhadap aktivitas kelompok teroris yang mungkin bisa saja masuk ke lingkungan sekolah,” ucapnya.

Oleh sebab itu pihaknya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada BNPT yang telah mengadakan pelatihan kepada para guru pada program Sekolah Damai ini.

“Saya sangat berterima-kasih kepada BNPT, dimana Banten menjadi salah satu provinsi yang menjadi sasaran untuk melakukan kegiatan workshop ini. Mudah-mudahan kegiatan ini nanti bisa dipahami oleh para guru yang mengikuti dan akhirnya bisa disemaikan kepada teman-teman yang lain yang ada di sekolahnya masing-masing. Tentunya ini momentumnya sangat tepat dalam menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di tahun 2024,” ujar Tabrani mengakhiri.

Sementara itu narasumber lain yang dihadirkan dari Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) Mohammad Abdullah Darraz, MA., M.Ud. mengatakan bahwa di era digital dimana saat ini banyak sekali propaganda intoleransi, radikalisme dan terorisme maka dirasa penting menciptakan ekosistem Sekolah Damai. “Karena tidak ada satu pun sekolah yang mengajarkan radikalisme dan terorisme. Tetapi sebaliknya, sekolah harus terus waspada dan menjadi jalan penyelamat bagi siswa yang terpapar,” ujar Abdullah Darraz.

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu guru kuasai, pertama adalah kemampuan mengidentifikasi sikap intoleransi pada siswa. Kelompok radikal menyasar sekolah umum karena sekolah ini dianggap tidak punya basis keagamaan yang kuat.

“Jadi mereka cenderung menyasar sekolah-sekolah umum. Guru PKN misalnya jadi aktor radikalisasi di salah satu sekolah di Jawa Tengah. Guru Bahasa Indonesia terpapar juga di Jateng. Pemahaman keagamaan yang kuat dapat menjadi tameng ketahanan untuk mencegah paham radikalisme di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Sekolah SMAN 3 Serang, Edi Sutedi, S.Pd., M.Si. Narasumber lain yakni Dosen & Psikolog Putri Dian Dia Conia, P.Psi., Psikolog, mantan napi terorisme, Irhan Nugraha, S.E. Dari BNPT tampak juga Kasubdit Kontra Propaganda, Kolonel Cpl. Hendro Wicaksono, SH., M.Krim. beserta staf.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru