Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com – Umat Islam sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran adalah umat terbaik karena selalu mengedepankan amar makruf nahi mungkar (Berbuat kebaikan dan menolak kemungkaran). Amar makruf nahi mungkar ini adalah salah satu misi umat Islam untuk menciptakan peradaban yang unggul serta menjadikan kehidupan yang lebih baik di dunia maupun akhirat. Namun demikian, ada tiga kondisi yang umat Islam susah berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Amar makruf nahi mungkar menjadi tugas umat Islam yang mengantarkan umat ini menjadi umat terbaik diterangkan dalam Al-Quran, Surat Ali Imran 110
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. [Al Imran: 110]
Tentu ayat ini mengindikasikan untuk terus menjadi umat terbaik harus selalu menegakkan amar makruf nahi mungkar. Namun demikian berdasarkan hadis Nabi Muhammad, Umat Islam akan susah menegakkan hal tersebut apabila kondisinya sudah seperti kondisinya bani Israel dalam tiga hal.
عن أنس بن مالك قال: قيل: يا رسول الله، متى ندع الائتمار بالمعروف، والنهي عن المنكر؟ قال:” إذا ظهر فيكم ما ظهر في بني إسرائيل، إذا كانت الفاحشة في كباركم، والملك في صغاركم، والعلم في رذالكم”
Artinya: “Ya Rasulullah kapankah kami meninggalkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Rasulullah menjawab: Kalian akan meninggalkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Ketika telah tampak di tengah-tengah kalian perkara-perkara yang muncul di kalangan Bani Israil. Pertama, ketika perbuatan-perbuatan keji sudah dilakukan oleh pembesar kalian. Kedua, ketika kekuasaan sudah berada di tangan anak-anak muda kalian. Ketiga, ketika ilmu berada di tangan orang-orang yang bermental rendah.
Hadis ini menunjukkan tiga kondisi umat Islam susah berbuat kebaikan dan menolak kemungkaran
Pertama, banyak para pembesar atau pemimpin negeri yang berlaku keji. Misalkan sudah tidak tahu malu lagi korupsi secara berjamaah dan terang-terangan. Atau membeli hukum sehingga tajam kebawah dan tumpul ke atas.
Kedua, kekuasaan sudah berada ditangan anak muda. Anak muda disini tentu yang lahir dari garis keturunan orang besar. Namun kurang mempunyai kemampuan untuk memimpin namun ditunjuk untuk memimpin.
Ketiga, ketika ilmu sudah dipegang oleh yang bukan ahlinya. Hal ini ditunjukan dengan matinya kepakaran sebuah ilmu lantaran orang awam dalam berbicara sudah melebihi pakarnya.
Umat Islam ketika dihadapkan tiga kondisi ini akan susah untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar. Semoga kita semua selalu diberikan kekuatan dan petunjuk untuk selalu hidup dijalur kebaikan, Amin.
