27.8 C
Jakarta

Benarkah Politik Itu Hanya Sebatas Kepentingan Sesaat?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanBenarkah Politik Itu Hanya Sebatas Kepentingan Sesaat?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Pada beberapa hari yang lalu saya mengikuti kuliah yang di dalamnya dibahas tentang politik. Ada seorang mahasiswa yang bertanya dan pertanyaannya itu bernada sinis. Dia seakan melihat politik itu hanyalah sebatas kepentingan sesaat. Ini membuat saya bertanya-tanya, ”Benarkah politik itu hanya sebatas kepentingan sesaat?”

Pertanyaan ini kemudian membawa saya mengingat seorang teladan di dunia ini yaitu Nabi Muhammad SAW. Jika politik itu hanya sebatas kepentingan sesaat apakah Nabi pernah berpolitik? Jika Nabi pernah berpolitik, berarti kepentingan itu bukan hanya sebatas sesaat saja melainkan kepentingan jangka panjang dan bersifat non-pribadi. Karena nabi diutus ke muka bumi ini tiada lain melainkan hanya menyelamatkan manusia secara umum.

Buktinya Nabi berpolitik sebagai pemimpin di Madinah sehingga dengannya beliau dapat mengubah Madinah dari Yatsrib menjadi kota yang penuh dengan peradaban. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi berhasil membawa Madinah ke arah yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kepemimpinan Nabi ini menunjukkan bahwa beliau adalah seorang politikus.

Selain itu, Nabi menjadikan Mekkah menjadi tanah haram karena di sana dilarang melakukan tindakan-tindakan kriminal seperti pembunuhan dan lain-lain. Maka dari itu, siapapun yang berada di Kota Mekkah dia akan selamat karena dia telah dilindungi. Dan siapapun yang melakukan kejahatan di kota tersebut akan dikenai sanksi yang cukup berat.

Dengan melihat gaya politik Nabi, kita akan belajar bahwa politik itu tidak selamanya negatif karena kepentingan yang dianggapnya sesaat namun politik itu bagaikan pisau yang jika digunakan sesuai fungsinya maka akan dapat menghadirkan manfaat yang cukup besar. Manfaat ini bukan hanya sebatas pribadi saja melainkan kepada khalayak umum. Siapa yang tidak merasakan keberkahan Kota Mekkah dan kota Madinah? Tentu semua orang merasa rindu untuk menginjakkan kaki di kedua kota tersebut.

BACA JUGA  Memaknai Mudik pada Tahun Ini

Biasanya politik yang negatif jika politik itu dikendalikan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka hanya mencari kemanfaatan pribadi dan tidak peduli terhadap orang lain. Orang yang semacam ini tentu tidak mendapat dukungan dari agama karena agama sendiri lebih menekankan pentingnya menjaga kemaslahatan bersama. Lihat saja bagaimana pemeluk agama didorong untuk selalu menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.

Pemimpin di negeri ini hendaknya meniru Bagaimana Nabi memimpin suatu negara. Nabi dibekali dengan ilmu sehingga beliau menjadi orang yang cerdas dan kecerdasan ini mengantarkan beliau menjadi pribadi yang amanah dan tidak pernah menyimpan perintah Tuhany semestinya bisa harus disampaikan dan beliau tidak pernah menambah sesuatu yang tidak pernah diperintahkan. Dampak dari sifat-sifat kepribadian dan kepemimpinan Nabi, beliau diberi predikat yang cukup mulia yaitu Shidiq alias pribadi yang jujur.

Maka dari itu, keraguan dan kesinisan mahasiswa tadi untuk tampil di ranah politik merupakan sesuatu yang tidak dapat dibenarkan karena ia akan menjerat langkah dia untuk membangun peradaban sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi ketika menjadi pemimpin dan politikus. Lalu kalau bukan anak muda yang dapat mengubah dunia, lantas siapa lagi?

Bukankah anak muda itu merupakan tombak peradaban sehingga penting anak muda memiliki pemikiran yang dinamis dan progresif. Pemikiran yang dinamis dan progresif ini tidak gampang dimiliki oleh seseorang. Butuh waktu yang cukup lama menempa sehingga sifat-sifat tersebut melekat dengan sendirinya pada diri seseorang. Pribadi yang progresif akan terus berpikir dan sadar bahwa hidup tidak stagnan melainkan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Bukankah zaman di era sekarang itu sudah berbeda dengan di zaman dulu?[] Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru