29.3 C
Jakarta

Tindakan Mulia Pak Jokowi dalam Misi Perdamaian, Meski Ia Harus Berbohong

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanTindakan Mulia Pak Jokowi dalam Misi Perdamaian, Meski Ia Harus Berbohong
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Baru-baru ini trending satu di jagat per-twitter-an hastag #JokowiBikimMalu. Saya kaget, ada apa lagi dengan Presiden kita. Begitu saya baca twit dan komentar yang berseliweran baru saya paham, bahwa masalahnya begini.

Kamis yang lalu Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Rusia dan bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin di Istana Kremlin. Selepas dari pertemuan istimewa itu, Pak Jokowi mentwit di laman twitternya @jokowi: “Saya telah menyampaikan pesan dari Presiden Zelensky untuk Presiden Putin dan menyatakan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara dua pemimpin tersebut”.

Twit Pak Jokowi tersebut tentu menjadi kado yang membanggakan penduduk Indonesia. Apalagi, motivasi yang mendorong Pak Jokowi melakukan itu semua untuk perdamaian. Mendamaikan antara Ukraina dan Rusia yang berselisih beberapa bulan yang lalu.

Tapi, setelah twit Pak Jokowi viral, Presiden Ukraina Zelensky membantah, sebagaimana dimuat di Kompas.com, bahwa Zelensky menitipkan pesan ke Presiden Rusia Putin melalui Presiden Jokowi. Bantahan Zelensky mendadak viral juga, sehingga pihak oposisi tetiba menyerang Pak Jokowi dengan hastag #JokowiBikinMalu.

Hastag #JokwiBikinMalu ini secara terang-terangan menyalahkan Presiden Jokowi. Pihak oposisi atau lebih tepatnya orang yang setuju dengan hastag tersebut merasa paling benar sendiri. Padahal, yang malu itu bukan Pak Jokowi, tetapi orang yang sepakat dengan hastag tersebut. Kok bisa?

BACA JUGA  Politik Dinasti Jokowi, Apakah Dibenarkan oleh Agama?

Tanpa bermaksud memihak kepada siapapun. Jika menggunakan dasar ilmu pengetahuan, misi Pak Jokowi dalam mendamaikan dua pihak yang berselisih merupakan tindakan yang mulia, meskipun misi ini dibingkai dengan kebohongan. Karena, bohong dalam misi mendamaikan dua pihak yang berselisih dibenarkan oleh Nabi Muhammad. Perhatikan hadis berikut.

[عن أسماء بنت يزيد أم سلمة الأنصارية:] لا يَصلُحُ الكَذِبُ إلّا في ثلاثٍ: الرجُلُ يَكذِبُ في الحَربِ، والحَربُ خُدعةٌ، والرجُلُ يَكذِبُ بينَ الرَّجُلَينِ لِيُصلِحَ بينَهما، والرجُلُ يَكذِبُ للمَرأةِ ليُرضيَها بذلك
Dari Asma’ binti Yazid Ummu Salamah al-Anshariyah: “Kebohongan diperbolehkan dalam tiga hal, laki-laki yang berbohong dalam peperangan, mendamaikan di antara yang bertikai, dan laki-laki yang berbohong kepada istrinya untuk membuatnya ridha.”

Melalui hadis tersebut, sudah jelas bahwa yang bikin malu itu bukan Presiden Jokowi, tetapi orang yang setuju dengan hashtag #JokowiBikinMalu, karena mereka yang memalukan sebab mereka mengklaim keburukan seseorang dengan tanpa ilmu. Mereka hanya menggunakan nafsu kebencian yang menguasai akal pikiran mereka sendiri.

Maka, tidak perlu dipersoalkan lagi sikap Pak Jokowi dalam mendamaikan dua pihak yang berselisih, meski kebohongan yang dilakukan. Karena, kebohongan dalam kondisi itu dibenarkan dalam agama Islam. Dan, kebohongan ini bukan termasuk dalam kategori hoaks.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru