27.5 C
Jakarta

Ancaman Terorisme Menjelang Natal Tiba

Artikel Trending

Milenial IslamAncaman Terorisme Menjelang Natal Tiba
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil menangkap seorang tersangka teroris di Samarinda, Kalimantan Timur pada Jumat (1/12) kemarin. Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Komisaris Besar (Kombes) Aswin Siregar, mengatakan terduga teroris itu diketahui berinisial IAZ, yang merupakan anggota dari kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI).

Tersangka teroris ini ternyata mempunyai jabatan strategis dalam kelompok Jemaah Islamiyah. Teroris ini mendaku sebagai bendahara dalam kelompok Jemaah Islamiyah. Sehari-harinya ia bekerja sebagai tukang servis ponsel, yang terletak di Jalan Lambung Mangkurat, RT 08, Kelurahan Pelita, Samarinda.

Motif Mirip

Motif penangkapan tersebut hampir mirip dengan penangkapan empat teroris di daerah Provinsi Riau. Mereka sama-sama ingin membuat kegaduhan pada saat pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Mereka juga ingin melakukan aksi teror pada saat momen Natal dan tahun baru.

Oleh sebab itu, ini harus diwaspadai oleh semua aparat dan masyarakat Indonesia. Sebab di antara mereka masih muda dan memiliki umur yang panjang. Jadi balas dendam terhadap orang yang melakukan penegakan juga memiliki potensi besar.

Lalu apa yang harus dilakukan sekarang bagi generasi muda? Ingat, generasi muda adalah pemilik masa depan. Ia yang akan meneruskan dunia. Namun juga perlu diingat bahwa generasi penerus adalah generasi rentan.

BACA JUGA  Aplikasi Prinsip Wasatiah dalam Menyikapi Hisab-Rukyat Ramadan

Mereka memiliki perubahan karakter dan pendidikan yang berbeda. Oleh karena itu pendidikan saat ini bukan satu-satunya menjadi benteng pertahanan bagi anak-anak. Mereka rentan tersusupi perusakan dari televisi HTI, internet, channel YouTube  HTI, dan gadget, yang memasukkan berbagai pemikiran, budaya, dan gaya hidup ala HTI dan khilafah misalnya.

Dari situlah yang menjadi asal mula dari kerusakan anak. Misalnya seperti masuknya nilai-nila agama, sosial dan paham radikalisme dan terorisme. Dengan demikian pula, maka anak-anak atau generasi penerus menjadi masalah yang nantinya bakal meruntuhkan sikap keindonesiaan kita. Mereka menjadi pembenci hari Natal.

Generasi Hancur

Akhirnya Indonesia bisa hancur, generasinya menjadi lumpuh, dan tidak tahu rasa toleransi akibat sistem dan program dari khilafahisme. Generasi penerus yang dianggap menjadi generasi emas akan menjadi generasi tembaga, generasi cacat moral bahkan cacat dalam segala hidupnya, sebab salah paham dan salah ajaran.

Ingat, ajaran khilafah dan terorisme bukan sistem negara yang pantas untuk Indonesia. Paradigma teroris tidak bisa menyelamatkan generasi bangsa. Sistem khilafah yang teroris banggakan yang ingin diterapkan oleh HTI dan teman-temannya, tidak cukup untuk mengakomodasi seluruh perangkat yang ada di Indonesia: negara dan bangsa Indonesia. Teroris dan khilafah juga bukan perisai generasi bangsa. Teroris justru yang menjadikan sesat generasi bangsa Indonesia.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru