32.5 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXII): Dodi Suridi Eks Napiter Pernah Rakit Bom untuk Diledakkan di Thamrin

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXII): Dodi Suridi Eks Napiter Pernah Rakit Bom...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Terorisme menjadi isu yang cukup meresahkan bagi seluruh warga negara tak terkecuali di Indonesia. Terorisme menjadi horor yang menakutkan warga negara sehingga mereka mengalami kepanikan yang sangat seakan-akan aksi kejahatan ini menjelma kiamat.

Pemerintah mulai melakukan perlawanan terhadap terorisme karena dengan cara itu aksi kejahatan ini akan dapat diatasi. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah ini membuahkan hasil yang cukup membanggakan dan tak sedikit dari pelaku-pelaku teror yang sudah kembali ke jalan yang benar.

Salah seorang yang sudah kembali ke jalan yang benar adalah Dodi Suridi. Dodi pernah terlibat dalam peristiwa teror di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat (Jakpus) tahun 2016 awal. Dia menjadi bagian tim perakit bom. Namun, setelah mengikuti program deradikalisasi, Dodi merasakan bahwa apa yang dilakukannya dahulu merupakan perbuatan keliru. Dia diperlihatkan foto-foto korban yang terdampak atas tindakannya.

Di situlah Dodi mulai tersentuh. Dia mulai menyadari perjuangannya selama ini keliru. Karena memang cita-citanya dulu ingin menegakkan syariat dengan membawa keadilan. Tapi, cara yang dilakukan salah. Kekeliruan cara ini bukan menghadirkan dampak positif, tapi menimbulkan dampak negatif.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXX): Eks Napiter Khoirul Ihwan Ternyata Pernah Gabung dengan HTI

Ketika sudah berhenti, Dodi berpesan untuk menghentikan aksi-aksi terorisme. Karena tidak ada dampak bagi kaum muslimin, kecuali keburukan. Karena realitas saja, keluarga tersangka, apalagi keluarga korban yang sangat menderita, itu tetap terkena dampak buruknya. Maka, tidak ada alasan yang membenarkan terorisme.

Pesan Dodi ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan cara yang salah, meski niatnya baik, maka ia tidak dapat dibenarkan. Karena, niat dan perbuatan harus serasi, berjalan beriringan. Dan, tentunya perbuatan terorisme dilarang oleh agama.

Sebagai penutup, perjalanan Dodi dari terpapar terorisme hingga bertobat dan kembali ke jalan yang benar adalah langkah hijrah yang dibenarkan oleh agama. Ini dapat dijadikan pelajaran bagi siapa saja yang bermaksud berjihad di jalan Allah. Lakukan jihad itu dengan niat dan cara yang baik.[] Shallallahu ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita eks napiter Dodi Suridi yang dimuat di media online Detik.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru