Harakatuna.com. Menjadi terorisme bukanlah pilihan pagi semua orang. Sebab banyak yang terpapar teroris sebab ketidaktahuan bahwa paham ini bertentangan dengan ajaran Islam.
Meski begitu siapapun yang terpapar terorisme tetap dilakukan rehabilitasi dengan diberi pemahaman yang benar sehingga mereka kembali ke jalan yang benar pula. Langkah-langkah semacam ini dapat disebut dengan deradikalisasi.
Deradikalisasi sudah dilakukan oleh pemerintah dengan dibentuknya BNPT, densus 88, dan BIN. Langkah ini telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Buktinya ada beberapa teroris yang sudah hijrah dan memilih kembali ke pangkuan NKRI. Salah seorang diantaranya adalah Hendro Fernando.
Hendro adalah seorang mantan napiter (narapidana terorisme). Ia awalnya terpapar terorisme melalui pengajian Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pada waktu itu di Bekasi di tahun 2012, hingga pada tahun 2013.
Akhirnya terkoneksi di tahun 2014 sampai 2016 (pascabom Thamrin) di jaringan Jamaah Anshar Daulah. Hendro langsung diberikan tugas oleh Amir ISIS di Indonesia yang ada di Suriah untuk penggeseran pendanaan untuk mengakomodir pembelian senjata dari Filipina ke Indonesia yang kemudian ia kirim ke Poso, MIT (Mujahidin Indonesia Timur).
Hendro mengalami titik balik pertama ketika terjadi konflik internal di ISIS pada 2019. Kemudian mulai merevisi paham yang diyakininya, khususnya soal takfir. Akhirnya ia masuk Islam dan kembali berikrar setia kepada Indonesia Untuk Negara Kesatuan Republik.
Hendro bebas pada tahun 2020 dan mendirikan sebuah Yayasan DeBintal. Lembaga ini punya misi merubah pemikiran-pemikiran kelompok teroris yang masih keras. Yayasan DeBintal semacam itu penting bagi bekas narapidana yang ingin berikrar setia kepada NKRI. Pasalnya, hingga saat ini banyak teman mantan narapidana yang harus menceraikan istrinya karena ingin bergabung dengan jaringan mantan teroris
Sebagai penutup kita hendaknya mengambil pelajaran dari cerita Hendro agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama. Dan bagi yang sudah terpapar hendaknya kembali ke jalan yang benar karena terorisme bukan paham yang dibenarkan oleh agama.[] Shallallahu ala Muhammad.