Harakatuna.com. Radikalisme menjadi isu global yang sampai detik ini belum kunjung final. Faktanya, masih banyak warga negara yang terpapar paham membahayakan ini. Baik mulai kalangan laki-laki hingga kaum perempuan.
Radikalisme kini telah merambah menjadi aksi-aksi terorisme. Tindakan membahayakan terhadap jiwa manusia. Bahkan, tindakan ini juga dilakukan dengan bom bunuh diri yang tentunya menghilangkan nyawa si pelaku.
Pemerintah terus melakukan deradikalisasi agar pelaku terorisme kembali ke jalan yang benar. Setelah usaha deradikalisasi dilakukan, ternyata membuahkan hasil yang cukup gemilang. Buktinya, ada yang bertobat, namanya Esel.
Esel terpapar radikalisme melalui media sosial tersebut. Dia belajar ilmu agama yang tidak diketahui kalau pelajaran tersebut ternyata menyimpang dari makna sebenarnya. Hal itu baru dia sadari setelah ditangkap dan dimasukkan ke dalam tahanan untuk menjalani proses hukum atas perbuatannya.
Esel terus mengungkapkan rasa penyesalan dan berharap kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya bisa menerimanya kembali, karena saat ini sudah menyadari dan telah kembali ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Esel bersama istri dan anaknya meminta maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas perbuatannya dan tak lepas juga memohon maaf kepada keluarga besar terutama istri dan anak yang telah malu akibat perbuatannya.
Sebagai penutup, perjalan hidup Esel masih beruntung. Tuhan menyayangi Esel, sehingga dia kembali ke jalan yang benar. Bahkan, dia masih mendapatkan pintu maaf dari orang lain yang telah dirugikan akannya.[] Shallallahu ala Muhammad.