31.5 C
Jakarta

Serangan Moskow dan Bukti Kekejaman Teroris di Bulan Ramadan

Artikel Trending

Milenial IslamSerangan Moskow dan Bukti Kekejaman Teroris di Bulan Ramadan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – ISIS lagi-lagi diperbincangkan di dunia. Kabarnya ISIS menyarang gedung konser di utara Moskow, pada Jumat (22/03) lalu. Dalam peristiwa ini ISIS mengeklaim bertanggung jawab melalui saluran Telegram mereka.

Anehnya, ISIS mempublikasikan video-video serangan tersebut sebagai bukti atas klaim mereka. Kini, Rusia menahan malu atas kebobolan dalam menangani kelompok ekstremis. Sebagai bentuk kekecewaan dirinya, Rusia telah mengungkap identitas pelaku penyerangan pada Minggu (24/03).

Kekejaman Teroris

Kabarnya pelaku berjumlah empat orang bernama Dalerdzhon Mirzoyev, Saidakrami Murodali Rachabalizoda, Shamsidin Fariduni dan Muhammadsobir Fayzov. Mereka berpakaian coklat menerobos dan masuk ke Balai Kota Crocus sesaat sebelum pukul 20.00, lalu menembakkan senapan serbu dan melempar bom molotov ke arah penonton konser band rock Picnic. Dari serbuan tersebut telah menewaskan setidaknya 137 orang dan lebih dari 100 orang lainnya terluka.

Hingga hari ini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Rusia mengenai siapa yang bertanggung jawab di balik serangan tersebut. Namun sudah tersebar bahwa ISIS yang melakukan serangan tersebut. Meski pihak Rusia mengklaim bahwa pernyataan ISIS itu tidaklah benar.

Ada banyak kalkulasi mengapa ISIS bisa saja mengebom negara-negara Islam sendiri. Menurut beberapa pengamat, ini karena faktor banyak hal. Pertama, karena ISIS punya riwayat dendam serangan yang kejam terhadap Rusia.

Kalau kita ingat, pada 2015, ISIS juga diduga menyerang pesawat Rusia yang mengangkut 24 orang ketika lepas landas dari Mesir. Dan pada 2022, ISIS menyerang Kedutaan Rusia di Kabul, menewaskan dua diplomat Rusia dan empat warga Afghanistan.

BACA JUGA  Menjaga Toleransi dan Moderasi Bukan Perbuatan Tercela

Kedua, faktor Taliban. Menurut pengamat, serangan ini berawal dari partisipasi Rusia dalam operasi melawan ISIS dan sekutunya di Suriah, serta upaya mereka menjalin hubungan dengan Taliban.

Taliban adalah musuh terburuk ISIS dan mereka menganggap Rusia sebagai teman Taliban. Karena inilah, disebut-sebut bahwa Rusia dianggap musuh ISIS juga. Keterangan lain, karena Rusia dianggap sebagai musuh umat Islam dan aktor penganiayaan terhadap Muslim di Rusia serta negara lainnya.

Kalau kita perhatikan, ISIS hari ini begitu sangat lemah. Bahkan, ISIS hari ini tidak memiliki basis dukungan maupun anggota aktif yang signifikan. Tetapi mengapa mereka masih bersolek dan namanya masih muncul ketika ada serangan-serangan ekstrem. Apakah ia bisa saja dijadikan kambing hitam?

Ukraina?

Dalam banyak amatan, Rusia masih menjatuhkan vonis bahwa kejadian serangan di Moskow bukan disebabkan ISIS. Melainkan serangan tersebut adalah perbuatan dari Ukraina, musuh bebuyutannya sekarang.

Namun apa pun yang terjadi, kelompok ekstremisme dan radikalisme jangan sampai hinggap di dalam negara yang nyata-nyata sudah aman. Sebab organisasi seperti ISIS dan kelompok teroris lainnya adalah ancaman global.

Setelah serangan di Moskow, kita harus sama-sama menjaga diri dalam bentuk serangan apa pun. Kita harus mewaspadai dan sama-sama berjuang dalam menuntaskan deradikalisasi dan betuk teror.

Seperti sering terjadi, ketika teroris berlaga di beberapa negara, bukan tidak mungkin tidak terjadi juga di Indonesia. Tindakan teroris sering berlanjut di hari-hari mendatang. Oleh karena itu, Indonesia harus siap menjawab serta mendeteksi serangan dari kelompok teroris.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru