26.2 C
Jakarta

Pro-Kontra Konflik Israel-Palestina; Meresahkan dan Harus Segera Diakhiri

Artikel Trending

KhazanahPerspektifPro-Kontra Konflik Israel-Palestina; Meresahkan dan Harus Segera Diakhiri
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel telah berlangsung sekitar 1 abad yang lalu. Diawali ketika Inggris melakukan sebuah pendirian rumah nasional bagi orang Yahudi serta memfasilitasi hingga terbangun di Palestina melalui pernyataan dengan surat yang disebut dengan Deklarasi Balfour tahun 1917.

Amanat Inggris mulai dibentuk dan berlangsung dari tahun 1923 hingga 1948. Selama keberlangsungan tersebut Inggris memberikan fasilitas berupa migrasi massal orang Yahudi pasca gerakan Nazi di Eropa usai.

Akan tetapi, dalam proses program tersebut penolakan hingga perlawanan tentunya muncul dari warga Palestina karena dianggap akan mengganggu dan merubah demografi negara Palestina serta takut akan adanya monopoli wilayah oleh Inggris untuk diserahkan kepada pendatang yaitu Yahudi.

Berbagai konflik yang berkelanjutan telah terjadi mulai dari insiden Nakba dengan permasalahan perluasan perbatasan Israel dan dari insiden Nakba menghasilkan pendirian Israel pada tahun 1948 dan perang 6 hari pada tahun 1967 akibat Israel menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina.

Intifada pertama yang berarti perlawaan Palestina di jalur Gaza pada 1987. Intifada kedua pada tahun 2000, perang saudara Palestina pada tahun 2004 dan 2007.

Serangan kembali ke jalur Gaza oleh Israel pada tahun 2008 hingga 2021 serta baru baru ini konflik Israel dan Palestina dengan diawali dengan serangan militer Hamas, yang menguasai jalur Gaza ke wilayah Israel terkait dengan ketidakadilan yang dialami warga di wilayah penjajahan negara zionis.

Di lansir dari Al Jazeera, diperkirakan lebih dari 1.200 warga Israel tewas sehingga hal ini membuat pihak Israel tidak terima. Dilansir dari Reuters Israel melancarkan serangan balasan dengan meluncurkan 2.000 serangan udara hingga mengakibatkan pimpinan militan Hamas Palestina, Ayman Younis, 1.500 pasukan Hamas dan 900 warga sipil tewas.

Bagaimana Tanggapannya?

Sangat banyak pihak yang beralih fokus kepada keprihatinan atas konflik yang terjadi, tak hanya memperhatikan akan tapi hingga mengutarakan keberpihakan atas salah satu pihak antara Palestina ataupun Israel.

Dikutip dari Reuters dukungan yang diberikan atas konflik tersebut muncul dari berabagi kalangan. Mulai dari pemerintah (negara) dengan lingkup komunitas dukungannya.

Di antaranya Inggris yang jelas dilihat dari sejarah awal konflik telah terlibat terbukti dengan pernyataan dukungan dari Perdana Menteri Inggris Rushi Sunak yang mendukung Israel untuk menggunakan haknya dalam membela diri dan mengambil tindakan proposional untuk mengakhiri kekerasan.

Perancis dengan dukungan pasukan cadangan Israel-Perancis, Australia dengan dukungan penetapan Israel sebagai sebuah bangsa. Austria dengan mengibarkan bendera Israel dalam rangka menunjukan keprihatinannya di atas kantor kanselir dan Kementrian Luar Negeri Austria.

Penyetujuan penggunaan dua drone Heron TP tempur Jerman, yang menunjukan dukungan atas Jermas untuk Israel dalam penyerangan terhadap Hamas, serta terlihatnya dukungan logisitik yang diberikan penuh oleh Amerika terhadap pasukan Israel.

Tentunya dukungan dari terhadap Palestina juga tak kalah banyak dibanding dengan dukungan terhadap Israel di antaranya Afrika Selatan, Arab, Qatar, Lebanon, dan Indonesia.

Pendapat Tokoh Dunia

Dukungan tak datang dari Negara saja akan tetapi kalangan selebiriti ternama juga memberikan tanggapan melalui media sosial. Di antaranya Shah Rukh Khan. Ia secara terbuka memberikan dukungan dengan pernyataannya di media sosial yaitu pembunuhan yang dilakukan terhadap anak kecil tidak akan menyelesaikan apa pun bagi ‘korban’ atau ‘korban para korban’.

BACA JUGA  Seni dan Jalan Spiritualitas dalam Islam; Tawaran Kontra-Ekstremisme

Doa Perdamaian Palestina, yang diunggah di Twitter. Di lain sisi Justin Bieber justru melakukan dukungan terhadap Israel dengan unggahan postingan “Pray For Israel”.

Tak hanya dari kalangan selebriti, para tokoh dunia lainnya seperti Ayatollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran mengutarakan pujian atas keberhasilan serangan terhadap rezim zionis terliga dari pernyataannya “Kami menghormati mereka yang merencakan serangan terhadap rezim zionis”, seperti dikutip dari Reuters.

Selanjutnya, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dalam pidatonya pada sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, yaitu menyerukan dunia untuk mendukung rakyat Palestina dalam menemukan solusi politik yang adil.

Termasuk presiden dari Rusia Vladimir Putin memberikan pernyataannya terkait serangan yang dilontrakan Israel dalam pertemuan tahunan Klub Diskusi Vadai di Resor Laut Hitam Sochi, Rusia, Kamis, 5 Oktober yaitu “Jika para pria memutuskan ingin bertarung, biarkan mereka yang melakukan, jangan libatkan wanita dan anak-anak.” 

Dampak Konflik Opini

Melihat dinamika dukungan dari berbagai tokoh dunia menghasilkan sebuah pro-kontra sehingga hal tersebut juga membentuk berbagai opini masyarakat terhadap gentingnya konflik yang terjadi dan memiliki dampak yang dahsyat.

Bahkan, hal tersebut juga dapat berpotensi mempengaruhi kebijakan, kerja sama maupun kesejahteraan nantinya di dunia.

Dari opini akibat konflik tersebut menciptakan gerakan-gerakan lanjutan seperti halnya aksi unjuk rasa atas kekerasan, ketidakterimaan atas kesamaan ideologi hingga perpecahan yang meyeluruh dan menyentuh berbagai aspek dalam kehidupan.

Saat ini, mayoritas Muslim dunia sedang menyoroti asal bantuan yang datang kepada Israel. Salah satu yang disoroti yaitu dari sisi logistik perbekalan makanan yang dibawa oleh Israel berupa McDonals, yang berasal dari Amerika dan outletnya mendunia.

Kemarahan masyarakat sudah mulai terlihat seperti halnya di China, Staf Kedutaan Israel di tusuk secara tiba-tiba oleh warga negara asing yang tinggal di China. Hal tersebut dilakukan karena kekesalannya terhadap konflik yang terjadi.

Hal ini juga bisa berpotensi terjadi di Indonesia melihat demografi negara Indonesia mayoritas masyarakatnya ialah umat Islam serta diketahui menjadi salah satu negara dengan riwayat aksi terorisme yang tinggi dengan terjadinya aksi penolakan hingga boikot kepada hal-hal yang menyangkut Israel serta bala bantuannya.

Seperti outlet asing yang ada di Indonesia hingga penyerangan WNA yang sedang berada di Indonesia. Tak hanya itu, dari ormas Islam di Indonesia juga dapat berpotensi memanfaatkan hal tersebut sebagai sarana mereka dalam menekan pemerintah agar aktif menggalang kekuatan dunia.

Selain itu juga kekuatan internasional untuk menghentikan aksi brutal dari Israel pada Palestina sebagai bentuk keprihatinan atas apa yang terjadi di Palestina serta bentuk kemanusiaan. Keresahan-keresahan ini mesti segera diakhiri dan perdamaian harus disemai bersama.

Denny Firdaus
Denny Firdaus
Sarjana Sosiologi Universitas Airlangga Surabaya, Penulis buku,Podcaster, Duta Wisata Jawa Timur.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru