26.2 C
Jakarta

Nasionalisme di Lapangan Hijau: Peran Timnas Indonesia U-23 dalam Membangun Kesatuan Bangsa

Artikel Trending

KhazanahPerspektifNasionalisme di Lapangan Hijau: Peran Timnas Indonesia U-23 dalam Membangun Kesatuan Bangsa
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Euforia kemenangan Timnas U-23 mesti kita rayakan bersama, lebih-lebih sebagai bentuk kecintaan kita terhadap tanah air Indonesia. Ini adalah sejarah baru bagi persepakbolaan Indonesia. Melawan tim sekaliber Korea Selatan jelas bukan hal yang mudah, meski harapan menang akan terus menyala. Mengalahkan Korea Selatan dengan cara yang sangat menegangkan adalah keistimewaan sendiri bagi tumbuhnya kebanggaan atas identitas kita sebagai warga NKRI.

Ini menunjukkan bahwa sebagai bangsa kita itu hebat, dan tidak sepatutnya terus-menerus memupuk sikap inferior. Kemenangan Timnas U-23 saya kira juga harus dimaknai untuk dapat pula ikut menyalakan api harapan di berbagai bidang policy pemerintahan kita guna menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang dapat berbicara banyak dalam kancah internasional, tanpa harus kehilangan identitas jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.

Polemik naturalisasi yang digoreng oleh Bung Towel misalnya, sebagai bagian dari hilangnya identitas ciri khas kebangsaan kita dalam sepakbola, saya kira tidak semata-mata demikian. Naturalisasi, menurut saya, adalah bagian dari improvisasi strategi bahwa kita juga harus ikut memberikan nuansa sentuhan yang menjadi bagian dari perkembangan zaman, dalam konteks ini adalah strategi dan taktik membangun kualitas tim sepakbola.

Sama halnya bahwa kita tidak bisa menjadi sangat kolot terhadap tradisi maupun seni lokal tradisional. Itu hanya akan justru membuat kita tertinggal. Sehingga kita mesti mengkomparasikannya dengan temuan-temuan yang bersifat teknologis, modernis, bahkan pragmatis sebagai bagian dari perkembangan zaman abad 21.

Dengan kata lain, mengombinasikan potensi kualitas pemain lokal dan kematangan pengalaman pemain naturalisasi adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam dunia sepak bola (Timnas). Kombinasi-kombinasi lokal tradisional dengan modernitas akan menciptakan efisiensi dan efektivitas yang lebih memadai.

Shin Thae Yong sangat berhasil dalam kombinasi itu, tidak hanya dalam hal komposisi pemain tetapi juga dalam hal taktik-strategi. Bayangkan saja kombinasi False 9, Vertical Tiki-Taka dan High-Press bisa begitu ciamik diracik dan dimainkan oleh Timnas U-23, meskipun jelas tidak sesempurna seperti yang dilakukan oleh Mancherster City maupun Leverkusen versi Xabi Alonso. Setidaknya ini menunjukkan adanya signifikansi yang sangat ampuh dalam hal permainan Timnas Indonesia, dalam 5 tahun terakhir, sebagaimana yang diwakili oleh Timnas U-23.

Toh, bagaimanapun juga soal polemik naturalisasi, berkaca dari pertandingan melawan Korea Selatan, pada akhirnya adalah Arhan Pratama yang menjadi penentu kemenangan Timnas U-23. Saya kira ini menunjukkan bahwa tetap peran penentu adalah kualitas lokal kita, termasuk dalam peran yang dilakukan oleh Ernando, Sang Kiper. Kualitas lokal yang menjadi identitas kebangsaan dan menjadi pendorong bagi tumbuhnya nasionalisme tidak hanya dalam diri pemain Timnas U-23, tetapi juga seluruh warga Indonesia tanpa terkecuali.

Identitas Kebangsaan sebagai Fondasi Nasionalisme

Identitas kebangsaan sendiri adalah perasaan afiliasi atau pengakuan terhadap kesamaan budaya, bahasa, sejarah, dan nilai-nilai yang dianggap sebagai ciri khas suatu bangsa. Identitas kebangsaan memberikan landasan bagi perasaan nasionalisme, karena individu merasa terhubung dengan bangsa mereka melalui kesamaan tersebut.

Adapun nasionalisme adalah ideologi yang menekankan pentingnya kesetiaan dan solidaritas terhadap negara atau bangsa tertentu. Nasionalisme memiliki peran penting dalam membangun dan memperkuat identitas kebangsaan dengan mempromosikan kesadaran akan keunikan, sejarah, budaya, dan nilai-nilai bersama yang dimiliki oleh suatu bangsa.

Nasionalisme merupakan kekuatan yang mampu memperkuat dan mempertahankan identitas kebangsaan suatu negara. Sebagai ideologi yang menekankan pentingnya kesetiaan dan solidaritas terhadap negara atau bangsa tertentu, nasionalisme memainkan peran sentral dalam membentuk kesadaran kolektif akan keunikan, sejarah, budaya, dan nilai-nilai bersama yang menjadi ciri khas suatu bangsa.

BACA JUGA  Melawan Narasi Ekstremisme Melalui Media Islam Moderat

Di Indonesia, nasionalisme telah menjadi elemen penting dalam membangun dan memperkuat identitas kebangsaan sejak masa perjuangan kemerdekaan. Bangkitnya semangat nasionalisme di tengah-tengah rakyat Indonesia menjadi fondasi utama dalam memperkuat persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia. Nilai-nilai seperti rasa persatuan, gotong-royong, dan semangat patriotisme menjadi inti dari identitas kebangsaan Indonesia yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi.

Dalam konteks olahraga misalnya, kemenangan Timnas Indonesia U-23 atas Korea Selatan di kancah kompetisi Piala Asia menjadi cerminan nyata dari kekuatan nasionalisme sebagai pendorong identitas kebangsaan. Ketika para pemain dan pendukung Timnas Indonesia U-23 bersatu untuk mencapai prestasi gemilang tersebut, mereka bukan hanya sekadar meraih kemenangan dalam olahraga, tetapi juga menyatukan bangsa Indoneisa dalam semangat persatuan dan kebanggaan akan identitas kebangsaan yang sama.

Kemenangan Timnas Indonesia U-23 membawa inspirasi yang luar biasa bagi seluruh rakyat Indonesia. Momen tersebut menjadi momentum untuk merayakan keberhasilan bersama sebagai satu bangsa, menegaskan kembali rasa kebanggaan akan identitas kebangsaan yang telah mengakar dalam setiap individu. Solidaritas yang terbentuk dari kemenangan ini tidak hanya terbatas pada lapangan sepak bola, tetapi juga meluas ke dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Lebih dari sekadar prestasi olahraga, kemenangan Timnas Indonesia U-23 menggambarkan betapa pentingnya nasionalisme sebagai pendorong identitas kebangsaan. Melalui semangat persatuan dan gotong-royong, kemenangan ini memperkuat rasa solidaritas dan kesatuan di antara semua lapisan masyarakat Indonesia. Ini membuktikan bahwa nasionalisme bukan hanya menjadi bagian dari sejarah bangsa ini, tetapi juga merupakan kekuatan yang terus menghidupi dan memperkuat identitas kebangsaan Indonesia di masa kini.

Timnas U-23 dan Tumbuhnya Rasa Nasionalisme

Semangat nasionalisme yang meluap-luap di kalangan warga Indonesia saat mendukung perjuangan Timnas U-23 di kancah kompetisi Piala Asia juga menjadi cerminan nyata dari kekuatan persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dukungan yang luar biasa dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dari kota besar hingga pelosok desa, menunjukkan betapa kuatnya rasa persatuan yang mengalir di dalam diri setiap warga negara Indonesia.

Timnas U-23 menjadi simbol yang mempersatukan rakyat Indonesia di sepanjang perjalanan mereka dalam kompetisi Piala Asia, khususnya tatkala mengalahkan Korea Selatan di perempat final. Setiap gol yang dicetak, setiap kemenangan yang diraih oleh Timnas U-23, disambut dengan riuhnya sorak-sorai dari pendukung setia di seluruh penjuru negeri. Momen-momen seperti itu tidak hanya menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dan suku, tetapi juga mengingatkan akan kekuatan kolektif yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Keberhasilan Timnas U-23 dalam menciptakan semangat kesatuan (NKRI) dalam sanubari warga Indonesia tidak terlepas dari nilai-nilai yang mereka perjuangkan di atas lapangan. Semangat juang, kerja keras, dan kebersamaan yang ditunjukkan oleh para pemain Timnas U-23 tidak hanya menginspirasi para pendukungnya di tribun, tetapi juga menciptakan gelombang semangat yang menyebar ke seluruh pelosok negeri.

Dalam momen-momen seperti ini, kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia bukan hanya sekadar slogan, tetapi menjadi realitas yang dapat dirasakan oleh setiap individu. Timnas U-23 telah membuktikan bahwa olahraga, melalui semangat nasionalisme yang terus-menerus ditanamkan, memiliki kekuatan untuk mempersatukan bangsa dan membangun rasa kebersamaan yang kokoh di antara semua warga Indonesia.

Ahmad Miftahudin Thohari
Ahmad Miftahudin Thohari
Peminat kajian filsafat, kebudayaan dan sosiologi. Aktif di komunitas Dianoia.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru