28.2 C
Jakarta

Meneladani Para Kiai untuk Menjauhi Radikalisme Agama

Artikel Trending

KhazanahResensi BukuMeneladani Para Kiai untuk Menjauhi Radikalisme Agama
image_pdfDownload PDF

Judul Buku: Refleksi Tiga Kiai, Penulis: Hasyim Muzadi, Didin Hafidhuddin, Ahmad Syafii Maarif, Penerbit: Republika, Cetakan: 2004, Tebal: viii+196 halaman, ISBN: 979-3210-38-9, Peresensi: Sam Edy Yuswanto.

Harakatuna.com – Menjalani kehidupan beragama harusnya dengan penuh cinta kasih. Dengan cara-cara santun dan toleran. Jadi, bukan dengan jalan kekerasan atau memaksa orang agar mengamini dan mengikuti setiap pendapat atau pemikiran kita. Sikap keras dan radikal dalam beragama sama sekali bukan cerminan dalam ajaran Islam, sehingga hal ini harus benar-benar kita hindari.

Sayangnya, ada sebagian orang yang ingin mengubah segala sesuatu hal di dunia ini agar sesuai dengan ajaran Tuhan dengan cara-cara yang radikal. Bahkan mereka, dengan mengatasnamakan firman Tuhan, dengan mudahnya menghakimi dan menuduh kafir pada sesama muslim hanya gara-gara berseberangan pendapat dalam hal, misalnya ketika menetapkan suatu hukum.

Joan Imanuella Hanna Pangemanan, dalam tulisannya membeberkan sederet ciri-ciri radikalisme berdasarkan penjelasan Masduki (2013). Di antaranya ialah mengklaim kebenaran tunggal dan menyesatkan kelompok lain yang tidak sependapat, bersikap berlebihan dalam menjalankan ritual agama yang tidak pada tempatnya, mudah berburuk sangka kepada orang di luar golongannya yang tidak sepaham, dan mudah mengafirkan atau memberi label takfiri orang atau kelompok lain yang berbeda pendapat.

Secara umum, beragama yang dilakukan dengan cara-cara radikal itu tidak akan menuai keberhasilan. Alih-alih malah menimbulkan kemudaratan yang lebih besar dan bisa menjauhkan umat dari ajaran Islam yang rahmatal lil ‘alamin. Orang-orang yang tak begitu paham dengan ajaran Islam yang penuh dengan toleransi bisa jadi akan menganggap Islam adalah agama yang keras dan menakutkan.

Prof. Syafii Maarif menjelaskan, dalam perjalanan sejarah peradaban umat manusia, radikalisme agama pada umumnya berujung dengan kegagalan, apalagi jika filosofi yang digunakan adalah kebencian dan fanatisme. Radikalisme dalam jangka panjang hanyalah akan menjadi iklan yang buruk bagi agama yang dinilai suci oleh para pengikutnya.

Umat Islam adalah di antara yang paling rentan terhadap godaan radikalisme karena posisi mereka yang masih berada di buritan peradaban. Posisi buritan dapat mendorong orang untuk menempuh jalan pintas dalam mencapai tujuan, tetapi dalam jangka panjang pasti akan berujung dengan penderitaan, penyesalan, dan kegagalan.

BACA JUGA  Keterlibatan Perempuan dalam Kejahatan Terorisme

Maka dapat disimpulkan bahwa segala bentuk kekerasan dan kezaliman dalam beragama harus kita jauhi. Sebab itu semua tidak diajarkan dalam Islam. Dalam salah satu artikelnya di buku ini, KH. Didin Hafidhuddin menjelaskan bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang sangat membenci kezaliman dan ketidakadilan, siapa pun yang melakukannya, termasuk jika dilakukan oleh kaum muslimin, dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam QS 16:90 Allah Swt. berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan kezaliman/permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Menurut KH. Didin, kezaliman yang dibiarkan sesungguhnya hanyalah akan mengundang azab dan malapetaka dari Allah Swt. yang akan menimpa kepada para pelakunya maupun kepada orang yang tidak melakukannya akan tetapi membiarkannya. Allah Swt. berfirman dalam QS 8: 25, “Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siskaan-Nya.”

Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah radikalisme dalam beragama. Salah satu cara paling efektif untuk mencegah radikalisme adalah melalui pendidikan. Pendidikan Islam yang benar dan akurat dapat memberikan pemahaman yang benar tentang keyakinan Islam dan mengajarkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan keseimbangan.

Buku yang ditulis oleh tiga kiai (Hasyim Muzadi, Didin Hafidhuddin, Ahmad Syafii Maarif) ini penting dibaca sebagai bahan pembelajaran bagi kita dalam memandang setiap persoalan hidup, termasuk persoalan dalam beragama, dengan cara-cara arif dan bijaksana. Mereka, ketiga kiai tersebut, berupaya memandang permasalahan berdasarkan kebenaran yang mutlak, yang datang dari Sang Pencipta.

Sam Edy Yuswanto
Sam Edy Yuswanto
Bermukim di Kebumen, tulisannya dalam berbagai genre tersebar di berbagai media, lokal hingga nasional, antara lain: Koran Sindo, Jawa Pos, Republika, Kompas Anak, Jateng Pos, Radar Banyumas, Merapi, Minggu Pagi, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, dll.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru