31.2 C
Jakarta

Perjuangan Nirkekerasan Mahatma Gandhi: Sekufu dengan Pancasila

Artikel Trending

KhazanahTelaahPerjuangan Nirkekerasan Mahatma Gandhi: Sekufu dengan Pancasila
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com-30 Januari 1948, Mahatma Gandhi alias Mohammad Karamchand Gandhi, tewas dibunuh oleh Nathuram Vinayad Godse. Laki-laki yang dijuluki sebagai “Bapak India” tersebut membuat publik sedih dan merasa kehilangan sangat dalam. Sebab selama hidupnya, kontribusi besar yang dilakukan dengan memperjuangkan hak rakyat sipil, menyerukan perlawanan tanpa kekerasan, berhasil diakukan hingga namanya dikenal oleh dunia.

Penembak mati tersebut merupakan seorang pengikut Hindu Mahasbha, salah satu partai sayap kanan. Kabar pembunuhan itu dilakukan hanya karena partai tersebut menuduh Gandhi sudah berkhianat terhadap ajaran Hindu, serta lebih pro terhadap masyarakat Islam karena sikapnya begitu terbuka terhadap masyarakat Pakistan.

Bukan Gandhi namanya jika tidak memiliki sikap lunak kepada semua golongan. Sebab dalam perjuangannya, Gandhi tidak pernah menyerukan tentang permusuhan, kekerasan, dan jalan sejenisnya.

Gandhi berjuang untuk kemanusiaan

Cerita tentang pengusiran Gandhi dari kereta akibat dirinya pria kulit hitam sangatlah familiar dalam pemahaman kita untuk mengenal Gandhi. Dalam buku autobiografinya, Gandhi menulis bahwa, ia tidak meminta mantel agar tidak kembali diusir dari kereta tersebut.

Cerita tersebut benar adanya. Di stasiun Pietermaritzburg, Gandhi, seorang pengacara pada saat itu, pergi dari Durban ke Preatoria mewakili kliennya, seorang pedagang bernama Dada Abdulla. Pengusiran yang dialami oleh Gandhi kemudian menyebabkan ia berjanji untuk tidak kembali ke India sebelum melakukan perubahan yang selama ini terjadi, seperti diskriminasi ras, ketidak-adilan, dll.

Dalam melakukan  perlawanan menghadapi Inggris, Gandhi menginisiasi perlawanan yang berbeda tentunya. Prinsip satyagraha menjadi pondasi perlawanan yang dilakukan. Melalui prinsip itu, diimplementasikan melalui pemogokan kerja, pemboikotan terhadap barang, menolak tunduk pada keadilan, serta pembangkangan sipil.

Hal itu tercermin dari Gandhi dan para pengikutnya berjalan kaki menuju Laut Arab, dan di sana mereka membuat garam sendiri. Aksi tersebut dilakukan sebagai upaya menentang pajak garam yang ditetapkan oleh Inggris akibat menyengsarakan rakyat India.

Aksi jalan kaki itu membuat Gandhi dan 60.000 pengikutnya dijebloskan ke penjara. Tetapi sekali lagi, Gandhi mendapatkan perhatian dan dukungan dari dunia internasional.

BACA JUGA  Pemuda: Sasaran Indoktrinasi Khilafah oleh Aktivis HTI

Apa yang dilakukan oleh Gandhi merupakan perlawanan tanpa melibatkan kekerasan bahkan tanpa pembunuhan. Akan tetapi, dampak dari aksi perlawanan tersebut sangat besar. Kekuatan politik yang dibangun oleh Gandhi, dilihat oleh dunia internasional.

Prinsip lainnya yakni: swadesi (memanfaatkan produk yang dihasilkan oleh negara sendiri serta menolak semua barang produk luar), hartal (pemogokan di seluruh India) yang diimplementasikan melalui berpuasa dan melakukan ibadah dan ahimsa (tidak membunuh). Semua itu tercermin dalam gerakan-gerakan Gandhi untuk mengusir Inggris dari India.

Gerakan Gandhi: implementasi pancasila

Apa yang dilakukan oleh Ghandi selama hidupnya, tercermin dalam isi Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Meskipun demikian, bukan berarti hanya Ghandi yang menjadi representasi dari implementasi Pancasila.

Lebih dari itu, apa yang tertuang dalam Pancasila dengan 5 dasar itu tercermin dalam diri Ghandi melalui perjuangan-perjuangan yang dilakukan. Kita bisa melihat bagaimana upaya Ghandi sebagai sosok agamawan yang taat terhadap ajaran agamanya, tidak menjadi fanatik dan tertutup untuk membela kelompok lain.

Hal itu juga tercermin bagaimana sikap yang ditampilkan oleh Gandhi, melalui semangat perjuangannya untuk kemanusiaan, mengawal masyarakat-masyarakat kecil untuk mendapatkan keadilan, serta melakukan pelbagai upaya agar bisa membantu sesama manusia. Sikap lainnya juga tercermin melalui prioritas terhadap orang lain, dibandingkan dengan dirinya sendiri.

Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila bisa kita peroleh secara mendalam melalui kontribusi Gandhi terhadap dunia. Dalam konteks bernegara, sebagai warga Indonesia, cerita tentang kisah hidup Gandhi yang kemudian diidolakan oleh sosok Gus Dur, menjadi salah satu kisah yang perlu kita pelajari.

Tidak hanya itu, sosok Gandhi memiliki nasionalisme yang tinggi, yakni kepada negaranya, India. Hal ini pula yang menyebabkan Gandhi untuk terus memperjuangkan keadilan, tanpa melakukan kekerasan, menjadi agamawan yang taat, serta berkontribusi besar terhadap negaranya.

Gandhi menginspirasi kita semua untuk terus berikrar kepada tanah air yang selama ini memberikan banyak manfaat kepada siapa saja orang yang bertempat tinggal. Selayaknya Gandhi, kita semua memiliki kewajiban menjungjung tanah air, Indonesia.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru