29.1 C
Jakarta

Perempuan Naik Haji Tanpa Mahram, Wujud Emansipasi?

Artikel Trending

KhazanahPerempuanPerempuan Naik Haji Tanpa Mahram, Wujud Emansipasi?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Ibadah haji diperintahkan kepada seluruh umat islam baik laki-laki  maupun perempuan yang sudah mampu. Namun yang seringkali menjadi pertanyaan bolehkah perempuan pergi haji sendirian tanpa didampingi mahram?

Kebanyakan ulama merujuk kewajiban perempuan bepergian tanpa mahram, salah satunya dengan hadis di bawah ini.

لاَ يَحِلُّ لاِمْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ تُسَافِرُ مَسِيرَةَ يَوْمٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ

Seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak boleh melakukan perjalanan jauh (safar) sejauh perjalanan sehari kecuali jika bersama mahramnya.” (HR. Muslim no. 1339).

Para Ulama Berbeda Pendapat

Ibn Hajar al-Asqalani dalam kitab Fath al Bari’ menjelaskan berbagai pandangan fikih. Ada yang berpendapat bahwa perjalanan perempuan adalah mutlak harus ditemani mahram, seorang kerabat keluarga laki-laki. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa bisa diganti mahramnya menjadi sekelompok perempuan. Artinya, perempuan yang berkelompok bisa menjadi mahram satu sama lain.

Ada juga pendapat ulama fikih generasi awal, seperti al-Karabisi murid dari Imam Syafi’i mengatakan bahwa perempuan tidak memerlukan mahram sama sekali ketika perjalanan yang dilakukan aman.

Perempuan yang Pergi Haji Sendirian

Hadis dari Adiy bin Hatim berkata, “Ketika aku sedang bersama Nabi Saw tiba-tiba ada seorang laki-laki mendatangi beliau mengeluhkan kefakirannya, kemudian ada lagi seorang laki-laki yang mendatangi beliau mengeluhkan para perampok jalanan”. Maka beliau berkata,”Wahai Adiy, apakah kamu pernah melihat negeri Al Hirah?”. Aku jawab,”Belum pernah Aku melihatnya namun Aku pernah mendengar beritanya”. Beliau berkata,”Seandainya kamu diberi umur panjang, kamu pasti akan melihat seorang wanita yang mengendarai kendaraan berjalan dari Hirah hingga melakukan tawaf di Ka’bah tanpa takut kepada siapapun kecuali kepada Allah”. (HR. Bukhari)

Hadis ini mengisahkan penjelasan Rasulullah bahwa suatu saat di kemudian hari nanti, keadaan perjalanan haji akan menjadi sangat aman. Begitu amannya sehingga digambarkan bahwa akan ada seorang wanita yang melakukan perjalanan haji yang teramat jauh sendirian, tidak ditemani mahram, namun dia tidak takut kepada apa pun.

Dan ternyata masa yang diceritakan beliau tidak lama terjadi. Adiy bin Hatim ra. mengisahkan bahwa di masa akhir dari hidupnya, beliau memang benar-benar bisa menyaksikan apa yang pernah disampaikan oleh Rasulullah.

Dimana ada seorang perempuan yang berhaji sendirian dari Hirah ke Makkah. Lokasi Hirah berada di sekitar Kufah, Irak. Jaraknya lebih dari 1.500 km dari Makah.

Perempuan yang bepergian dari Hirah telah berada dalam kondisi aman saat perjalanan. Kekhawatiran terhadap perampok ternyata tidak ada saat perempuan dari Hirah itu berhaji tanpa mahram sehingga ia dapat bepergian sendirian.

BACA JUGA  “Kita Layak Berperang”: Mindset Perempuan Aktor Terorisme

Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, juga muhaddits lain seperti Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Khuzaimah, dan lainnya. Kualitas kisah ini shahih karena periwayatan dalam Shahih Al-Bukhari.

Dipraktikkan Istri-istri Nabi

Begitu pula pergi haji sendiri juga dipraktikkan oleh istri-istri Nabi Muhammad SAW. Salah satunya Aisyah binti Abu Bakar pergi haji tanpa didampingi mahram pada tahun 9 Hijriyah.  Hal ini terjadi saat Nabi SAW memerintahkan pasukan Muslim mempersiapkan diri untuk Perang Tabuk.

Aisyah yang saat itu masih sangat muda, berada di bawah pengawasan dan perlindungan dari seorang sahabat yang dipercayai oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau melakukan perjalanan haji dengan selamat dan kembali ke Madinah setelah selesai haji.

Ummu Habibah binti Sufyan juga melakukan perjalanan haji tanpa didampingi mahram. Ummu Habibah menjadi istri Nabi ketika beliau masih hidup di Makkah. Setelah beberapa waktu, Ummu Habibah menerima undangan dari Negus, Raja Abyssinia untuk melakukan perjalanan ke sana dan beliau juga pergi sendiri.

Kemudian Maimunah bin Harits juga pergi haji tanpa Rasulullah pada tahun ke 7 Hijriyah. Pada saat itu Rasulullah memerintahkan istri-istrinya yang belum haji untuk pergi haji. Maimunah lalu meminta izin dan Nabi mengizinkannya. Beliau melakukan perjalanan tersebut dnegan rombongan orang-orang yang dipercaya oleh Nabi SAW dan kembali ke Madinah setelah menyelesaikan haji.

Memberikan Pengamanan dan Perlindungan

Jika melihat sejarah, hadis mengenai kewajiban bepergian disertai mahram dengan tujuan untuk memberikan pengamanan dan perlindungan. Sehingga apabila terjadi sesuatu buruk yang menimpa perempuan, bisa dihindari dengan kehadiran kerabat atau mahramnya.

Dimana pada masa Nabi kabilah-kabilah Arab sering menangkap dan menjadikan perempuan sebagai tawanan, budak seks, diperkosa, dan dibunuh. Apalagi saat terjadi perang secara terbuka, perempuan menjadi sasaran tindak kejahatan.

Untuk itu, isu utama dalam beberapa teks hadis adalah soal keamanan dan perlindungan. Entah bersama mahram atau tidak. Semua orang dituntut untuk mewujudkan kondisi aman dan damai. Jika memang mereka rentan atau memerlukan perlindungan, maka harus dikawal dan ditemani oleh orang yang dipercaya dan memiliki kapasitas. Bisa laki-laki atau perempuan.

Begitu juga setiap orang berhak melakukan perjalanan. Dalam Islam, siapapun itu baik laki-laki maupun perempuan berhak melakukan kegiatan positif termasuk jika harus bepergian. Apalagi untuk menunaikan kewajiban, seperti halnya haji, mencari nafkah, menuntut ilmu, dan lain sebagainya.

Hal ini menandakan bahwa Islam tidak membedakan hak antara laki-laki dan perempuan. Semuanya memiliki kewajiban dan kesempatan untuk berbuat kebaikan dan memberikan manfaat kepada sesama. Dan itu semua merupakan wujud akomodasi Islam terhadap emansipasi, bukan? Jelas.

Laily Nur Zakiya
Laily Nur Zakiya
Tinggal di Pondok Pesantren Assabiila Patemon, Gunungpati, Semarang. Anggota Puan Menulis. Mahasiswa Pascasarjana UIN Walisongo Semarang. Instagram: @laa.zakiya.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru