28.2 C
Jakarta

Menunggu Tindakan Strategis Pemerintah terhadap Propaganda Khilafah

Artikel Trending

Milenial IslamMenunggu Tindakan Strategis Pemerintah terhadap Propaganda Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF
Khilafah Islam menghasilkan sistem pemerintahan yang sangat terorganisir dan efisien. Sistem ini memungkinkan masyarakat untuk mengambil keputusan kolektif dengan cara yang adil dan transparan.” – Karen Armstrong

Harakatuna.com Quote tersebut disebarkan di media sosial oleh para aktivis HTI. Tujuannya, melakukan propaganda khilafah untuk umat Islam. Sebagaimana disinggung dalam Editorial Harakatuna, Kamis (14/3) kemarin, HTI sedang gencar melakukan propaganda khilafah melalui poster-poster yang berisi tentang keunggulan sistem khilafah Islam. Semakin dikritik, semakin masiflah mereka, terutama pada bulan Ramadan ini.

Pernyataan Armstrong di atas dipakai untuk mendukung apa yang mereka, para aktivis HTI, sebut sebagai sistem khilafah. Sekalipun Armstrong sendiri merupakan tokoh non-Muslim, HTI tetap mengutipnya dengan cara dipelintir. Armstrong tidak pernah mendukung khilafah, bahkan tidak pernah berbicara tentang khilafah. Dia hanya berbicara tentang monarki Islam abad pertengahan, tetapi diksinya oleh HTI diganti menjadi khilafah. Sangat ironis.

Mengapa demikian? Ada dua alasan. Pertama, di tengah situasi politik nasional yang fluktuatif, propaganda khilafah HTI justru berkali lipat lebih masif daripada bulan-bulan sebelumnya. Hal ini jelas memiliki dampak buruk, karena masyarakat akan lebih mudah digiring melalui narasi alternatif yang transformatif: rombak demokrasi menjadi khilafah. Generasi muda akan banyak yang terpapar propaganda tersebut.

Kedua, para aktivis HTI telah mendobrak segala batas untuk meracuni generasi bangsa. Mereka tidak lagi segan mengutip dan memelintir statement Tariq Ramadan, cucu pendiri Ikhwanul Muslimin, yang notabene rival Hizbut Tahrir sendiri. Mereka juga kerap mengutip dan mendistorsi Armstrong, yang notabene penulis dari negara liberal dan sekuler—padahal HTI paling getol menolak sekularisme dan liberalisme. Tidak konsisten.

Kedua ironi tersebut mengindikasikan satu fakta: HTI melakukan segala cara, sekali lagi segala cara, bahkan dengan mendistorsi atau memelintir pernyataan tokoh yang selama ini mereka musuhi, untuk mempropagandakan khilafah. Ironisnya lagi, pemerintah belum bertindak apa pun. Tidak ada tindakan strategis untuk menyikapi semaraknya propaganda khilafah hari-hari ini yang, artinya, negara ini sedang dalam bahaya.

NKRI dalam Bahaya

Propaganda khilafah di NKRI tidak hanya dilakukan oleh HTI. Namun demikian, hari ini, yang gerakannya paling militan dan masif adalah mantan-mantan aktivis HTI. Kendati gerakan tersebut telah dibubarkan pada 2017 silam, ideologinya terus disebarkan secara masif: merongrong fondasi Pancasila dan mengancam keutuhan bangsa. Melalui kader-kader muda yang berpengaruh, NKRI sedang mereka perangi.

Tetapi, bukankah propaganda khilafah hanya ide belaka yang tidak berbahaya? Anggapan semacam itu tidak benar. Bahaya propaganda khilafah terletak pada potensinya untuk memicu aksi-aksi radikal dan konfrontatif. Sebagai contoh, doktrin HTI meniadakan ideologi Pancasila dan menegasikan pluralisme melalui gagasan “one ummah”. Ini jelas akan memicu perpecahan dan konflik antarumat—bahkan bisa berujung pada terorisme.

BACA JUGA  Mengakhiri Propaganda Ajaran Radikal di Medsos

NKRI tidak hanya dalam bahaya, jika propaganda khilafah dibiarkan. Dua puluh tahun lagi, NKRI boleh jadi sudah tergantikan, akibat generasi muda hari ini yang banyak terjerumus propaganda khilafah. Karenanya, langkah hukum yang tegas menjadi sesuatu yang tak dapat ditawar. Pemerintah harus bertindak menghentikan kegilaan HTI. Soft approach tidak lagi cukup untuk menyudahi bahaya. Aparat perlu turun tangan.

Selain itu, edukasi Pancasila, peningkatan literasi digital, pelibatan tokoh agama, dan kerja sama antarlembaga (stakeholders) mesti segera digarap. Menjaga NKRI adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus bersatu padu melawan propaganda khilafah dan ideologi anti-Pancasila. Hanya dengan tindakan strategis dan kerja sama yang solid, NKRI akan terselamatkan dari bahaya laten propaganda khilafah.

Umat Islam Harus Bersatu

Menghadapi propaganda khilafah adalah tanggung jawab moral umat Islam Indonesia. Mereka mesti bersatu dan berperan aktif melawan propaganda tersebut demi menyelamatkan NKRI. Bagaimana keterlibatan yang dimaksud? Pertama-tama, harus ada kontra-narasi bahwa khilafah sama sekali bukan ajaran syariat Islam. Propaganda khilafah justru mengaburkan syariat demi hasrat kekuasaan semata.

Umat Islam juga mesti bersatu dalam memberikan contoh riil ihwal nilai-nilai Islam wasatiah. Melalui sikap saling menghormati, kerja sama antarumat, dan partisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, Muslim telah mempersonifikasi Islam sebagai agama pelopor perdamaian. Dengan memberikan teladan positif tersebut, umat Islam dapat membuktikan bahwa propaganda khilafah tidak memiliki tempat di NKRI.

Selain itu, umat Islam harus mengambil peran aktif dalam mengedukasi generasi muda agar tidak terpengaruh propaganda khilafah. Melalui pendidikan Islam yang tepat, pengajaran nilai-nilai moderasi dan wawasan tentang bahaya khilafah, umat Islam dapat membantu mencegah indoktrinasi ideologi HTI di kalangan generasi penerus bangsa. HTI dan gagasan khilafahnya, sejengkal pun tidak boleh diberikan tempat.

Umat Islam juga berkolaborasi dengan pemerintah dalam upaya mitigasi dan penanganan propaganda khilafah. Itu melibatkan berbagai langkah, termasuk memantau dan melaporkan aktivitas ke-HTI-an, atau bahkan memberikan dukungan moral kepada pemerintah dalam upaya menghadapi ancaman khilafah itu sendiri. Intinya, umat wajib bersatu dan berjuang bersama untuk menjaga keutuhan NKRI dari rongrongan khilafah.

Intinya, umat Islam memiliki peran penting untuk melawan propaganda khilafah demi menyelamatkan NKRI. Mereka harus berada di garda terdepan dalam menjaga keutuhan dan kedamaian tanah air. Khilafah sebagai propaganda dilakukan oleh sesama umat Islam, maka Muslim lebih memiliki tanggung jawab moral daripada umat lainnya. Sebagai contoh, umat Islam wajib mendesak pemerintah segera menindak seluruh propagandis khilafah.

Wallahu A’lam bi ash-Shawab…

Ahmad Khoiri
Ahmad Khoiri
Analis, Penulis

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru