28.2 C
Jakarta

Tips Menumbangkan Kemalasan Menulis yang Wajib Diamalkan

Artikel Trending

KhazanahLiterasiTips Menumbangkan Kemalasan Menulis yang Wajib Diamalkan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Entah siapa yang menulis, malas menulis berarti kamu takkan pernah jadi penulis dan kemalasan itu adalah musuh terbesar yang membuat penulis akan mati dan tak mampu membuat tulisan. Dan kemalasan itu harus pergi ketika kalian ingin benar-benar jadi penulis sejati. 

Dua hal yang tak bisa terbantahkan jika penulis harus sering baca dan menulis untuk menumbankan kemalasannya. Semua itu mesti dilakukan agar asupan vitamin penulis didalam menulis semakin terjaga dan meningkat. Melatih diri dengan cara menulis, adalah upaya konsisten dan sebuah perjuangan yang tak mudah untuk terus dilakukan agar eksis sebagai penulis.

Bukan saja untuk menulis, malas akan menghambat aktvitas lainnya dan sangat merugikan profesi apapun yang tengah ditekuni. Melawan kemalasan tentu bukan hal yang mudah. Maka dari itu sejatinya lawan dari malas adalah rajin. Rajin membaca dan rajin menulis adalah jawabannya.

Kendati tidak menutup kemungkinan bila kejenuhan seringkali menimpa dan membuat otak sulit berpikir hingga otak sulit digunakan saat menulis. Maka beristirahatlah dan kemudian lanjutkan menulis.

Jika malas itu jelas takkan menghasilkan apa-apa. Rugi besar jika penulis waktunya terlewatkan karena tidak menghasilkan tulisan satu pun. Jadi hal yang terpenting dan mesti dicamkan oleh penulis maka setidaknya dalam satu hari ia harus menulis.

Banyaknya platform, blog atau aplikasi lainnya sesungguhnya sarana yang tepat untuk membiasakan rajin menulis. Ada kemungkinan ketika laptop atau hanphone melalui jari membukanya maka otak kita akan terpancing untuk menuangkan ide di dalam tulisan itu. Terbayang jika platform yang ada tak diisi tulisan maka tulisan kita takkan pernah dilihat orang apalagi membacanya.

Kemalasan perlu dihindarkan juga dengan kita menanamkan pada diri jika menulis itu bagian terpenting didalam mentransfer ilmu yang dimiliki serta mengasah kemampuan yang dimiliki. Ibarat sebuah pisau jika jarang diasah maka takkan tajam. Begitupula kalau kita malas meulis maka jelas kemampuan berpikir kita akan tumpul sehingga harus kembali mengasahnya.

Dengan begitu kita sebagai seorang penulis harus memiliki motivasi besar buat apa kita menulis. Di saat memhlis kita pun punya target dan tujuan yang hendak dicapai. Kemungkinan hal-hal tersebut akan bisa terpenuhi jika memang rajin di dalam menulis.

Seperti kata pepatah rajin pangkal pandai dan hemat pangkal kaya. Rajin menulis bukan saja menjadi pintar namun demikian akan terbuka menghasilkan karya-karya dalam bentuk tulisan. Kemalasan adalah hal yang akan menjerumuskan kita kepada kerugian dan itu tentunya akan menghukum diri kita sendiri. 

Misal seorang penulis layaknya sebagai karyawan sebuah perusahaan malas saat bekerja dan malas masuk kerja tentunya akan menimbulkan masalah terhadap pekerjaan yang dijalani. Begitupula dengan malas saat menulis berarti akan menimbulkan masalah juga.

BACA JUGA  Sastra Terjemahan: Dari Diplomasi Kultural Hingga Soal Garapan

Dengan demikian mestilah sekuat tenaga untuk berjuang melawan kemalasan tersebut agar kita terhindar dari masalah yang dimaksud. Mampu melawan kemalasan berarti sama arti akan menghadang terjadinya kemunduran, dan ketidak pastian sehingga kita sebagai penulis akan berputar-putar di tempat itu saja tanpa menghasilkan sesuatu yang berarti.

Setidaknya dengan menulis maka ada kesempatan bagai seorang penulis menunjukkan jati dirinya dalam berkarya sehingga dikenal banyak orang dan bisa jadi mefreka akan tertarik untuk membaca tulisan-tulisan kita.                     

“Orang yang berbakat gagal selalu memandang hambatan sebagai masalah. Sementara itu, mereka yang sukses memandang masalah sebagai tantangan untuk terus berbenah.”

Nah dalam sebuah kesempatan, ada tulisan kita yang tidak dimuat. Padahal kita telah banyak menulis beberapa artikel yang dikirim ke redaksi atau saat kita mengirim tulisan berupa artikel atau cerita pada sebuah platform ternyata tak banyak viewernya.

Tentu ini bisa menimbulkan rasa malas pada diri penulis karena sudah sekuat tenaga menulis tetapi tak mendapatkan apresiasi yang sepadan. Jangan mengeluh, tapi terus menulis dan menulis karena pada kesempatan tertentu tulisan kita pada akhirnya akan memberikan kepuasan batin untuk kita sendiri. 

Penulis selalu ingat penulis ide cerita dan penulis scenario, Eko Hartono di mana ia penah berkata jika tulisan kita itu ibarat rezeki kalau memang sudah bagian kita, maka takkan ke mana.

Artinya, harus tumbuh satu keyakinan jika kita terus menulis maka kita akan lupa dengan perolehan, namun yang ada dan terpikir adalah terus menulis, lupakan, terus menulis dan lupakan. Itulah salah satu cara menumbangkan kemalasan menulis, ya dengan rajin menulis itu sendiri.

Targetkan pula setiap hari kita mesti menulis, apakah itu untuk konsumsi pribadi atau dishare ke khalayak pembaca. Dengan sering menulis maka kemalasan itu terpinggirkan dan sadarilah dengan memelihara kemalasan maka sebagai penulis kita tidak akan pernah maju dan kita pun tidak akan pernah tahu bagaimana menghargai jerih payah kita. Bersusah payah menulis dengan sendirinya kita akan tahu sehebat mana tulsian itu dihasilkan. 

Karenanya kalau mau jadi penulis hebat maka usirlah kemalasan itu. Rumusnya sudah jelas yaitu dengan rajin menulis karena menulis akan pkiran, jiwa dan fisik kita akan bekerja untuk menghasilkan karya dan dengan karya yang dihasilkan maka kita sendiri menjadi lupa dengan kemalasan itu sendiri.

Deffy Ruspiyandy
Deffy Ruspiyandyhttps://www.www.harakatuna.com/
Penulis artikel di berbagai media massa cetak dan online, Penulis ide cerita di beberapa TV Swasta, bermukim di Bandung.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru