27.4 C
Jakarta

Menjelang Pemilu 2024, Teroris Menjadi Ancaman Bangsa Indonesia

Artikel Trending

KhazanahTelaahMenjelang Pemilu 2024, Teroris Menjadi Ancaman Bangsa Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com- Perhatian media massa saat ini terpecah antara masalah global dan masalah perpolitikan yang terjadi di Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa, masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan yang menciptakan kesakitan bagi seluruh bangsa lain, utamanya masyarakat Muslim. Informasi tentang kekejaman zionis Israel adalah kabar yang begitu ditunggu untuk mengetahui perkembangan konflik dan banyaknya penderitaan yang dialami oleh masyarakat Palestina, terutama anak-anak dan perempuan yang menjadi populasi kematian terbanyak.

Meskipun kabar buruk itu terus tersebar di media massa, kondisi perpolitikan di Indonesia tidak kalah penting untuk dilirik karena ini berkenaan dengan kondisi bangsa Indonesia selama 5 tahun yang akan datang. Pemilu tahun 2024 adalah momentum yang sangat penting untuk menentukan nasib bangsa Indonesia berada di tangan siapa dan kebijakan apa saja yang diusung oleh para Capres dan Cawapres pada masa kampanye. Segala Informasi tentang hiruk pikuk kondisi politik di Indonesia, harus menjadi perhatian masyarakat Indonesia agar tidak abai dan terus mengikuti setiap informasi yang beredar.

Salah satu ancaman nyata yang terus mengintai masyarakat Indonesia utamanya menjelang Pemilu 2024 adalah masalah teroris. Penangkapan teroris pada beberapa waktu lalu, cukup menjadi perhatian publik lantaran waktunya menjelang Pemilu sudah dekat. Berdasarkan Densus 88, Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan bahwa selama Oktober hingga November 2023, pihaknya telah menangkap sebanyak 42 pelaku teror dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang dipimpin oleh AU.

“Mereka masing-masing juga ada di dalam suatu grup, misalnya di dalam grup WhatsApp yang mereka namakan kelompok Muslim United atau Ummatan Wasathan,” ujar Aswin dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (3/11/2023).

Propaganda Kejam yang Dilakukan oleh Teroris

Keberadaan para teroris ini, pastinya memanfaatkan momentum hiruk pikuk Palestina melalui ajakan jihad untuk berperang melawan kebatilan dan turut bersimpati kepada penderitaan yang dialami oleh masyarakat Muslim. Tidak hanya itu, propaganda oleh kelompok teroris terus digencarkan dengan menanamkan kebencian kepada pemerintah Indonesia karena dinilai abai dan tidak menyerukan militer untuk ikut berperang melawan zionis Israel.

Perlu kita ketahui bahwa, pemerintah Indonesia berupaya dengan jalur lain dengan melakukan diplomasi dan dukungan kemanusiaan paling depan untuk masalah Gaza, sebagai bentuk posisi bahwa, pemerintah Indonesia turut berduka atas kejadian yang menimpa Palestina. Propaganda untuk menanamkan kebencian kepada pemerintah terus dilakukan oleh para teroris. Hal ini juga dimanafaatkan untuk momentum Pemilu tahun 2024 mendatang, supaya masyarakat secara luas turut abai kepada kondisi bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

BACA JUGA  Refleksi IWD: Menguatkan Peran Perempuan dalam Pemberantasan Terorisme

Aktivitas yang dilakukan oleh kelompok teroris yang ditangkap oleh Densus 88 adalah mereka masuk ke kajian-kajian keagaman dan berupaya untuk menggagalkan Pemilu yang akan datang dengan cara amaliyah yang mereka menggunakan. Cara amaliyah para teroris ini, bisa berupa pengeboman, melalui senjata api ataupun dengan bom bunuh diri. Doktrinasi yang dilakukan oleh para teroris tidak main-main.

Mereka benar-benar memanfaatkan momentum menjelang Pemilu dengan berbagai cara. Sejauh ini, pendekatan keagamaan adalah ruang paling ampuh untuk melakukan doktrinasi kepada masyarakat supaya bisa mencapai visi dan misi gerakan yang sudah tersusun rapi.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Dalam melihat situasi ini, setidaknya kita harus memahami beberapa hal, di antaranya: pertama, kita harus mengikuti perkembangan informasi terkait terorisme, motif yang dilakukan oleh mereka serta berbagai strategi licik yang sudah dilakukan. Informasi ini akan mengantisipasi gerakan yang kita lakukan untuk tidak terprovokasi oleh propaganda sekelompok masyarakat di mana bisa jadi kita akan bertemu dengan kelompok tersebut. Kedua, terkait masalah politik, sebagai bangsa Indonesia, kita wajib mengikuti situasi dan perkembangan tentang Pemilu yang akan datang 2024. Meskipun bukan bagian dari kelompok masyarakat yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, pengetahuan terkait masalah politik akan meningkatkan pemahaman kita tentang kondisi demokrasi Indonesia. Tidak hanya itu, kita akan kritis terhadap masalah bangsa yang terus mengalami naik turun konflik yang terjadi.

Ketiga, melalui pengetahuan di atas, dalam bermedia sosial, kita akan bijak untuk tidak menyebarkan kampanye hitam, kampanye negatif agar tidak merusak keutuhan bangsa Indonesia. Slogan bahwa Indonesia ini milik bersama, dengan latar belakang perbedaan yang sangat kuat, harus benar-benar terpatri dalam setiap individu, utamanya kita, bangsa Indonesia. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru