28.8 C
Jakarta

Menjaga Indonesia, Menjadi Manusia Pancasila

Artikel Trending

KhazanahPerspektifMenjaga Indonesia, Menjadi Manusia Pancasila
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Gus Dur dalam bukunya, “Gus Dur dan Negara Pancasila” mengungkapkan bahwa “Tanpa Pancasila, negara akan bubar. Pancasila adalah seperangkat asa dan ia akan ada selamanya.

Ia adalah gagasan tentang negara yang harus kita miliki dan perjuangkan. Dan Pancasila ini akan saya perjuangkan dengan nyawa saya. Tidak peduli apakah ia dikebiri oleh angkatan bersenjata atau dimanipulasi oleh umat Islam.” 

Kalau kita baca sejarah, memang sosok Gus Dur tak segan-segan berani memerangi gerakan doktrin ideologi komunisme dan anti-Pancasila.

Gus Dur juga pernah mengungkapkan bahwa hubungan Islam sebagai agama dengan Pancasila sebagai ideologi terjalin hubungan saling mengisi yang akan menyuburkan keduannya. Islam dan Pancasila harus terjalin harmonis, tanpa saling merusak tatanan dasar satu sama lain. 

Secara konsep ideologi, Pancasila sudah selaras dengan karakter dan jati diri luhur bangsa Indonesia. Namun, yang menjadi problem sekarang ini adalah nilai-nilai luhur Pancasila belum diaktualisasikan secara menyeluruh.

Nilai-nilai Pancasila terlalu surplus ucapan, akan tetapi minus tindakan. Sudah saatnya, Pancasila ini kita hadirkan dalam segala sendi-sendi kehidupan.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup, serta idiologi bangsa dan negara dicetuskan oleh founding father sepatutnya tidak hanya sebatas retorika saja. Banyak pesan moral yang terselip dalam Pancasila ini yang harus kita amalkan.

Selain itu, gaungnya juga jangan sampai hanya diperbincangkan pada saat momentum hari lahirnya saja. Generasi muda sebagai pewaris Pancasila bukan malah terjerembab ke dalam kobangan ideologi komunis.

Justru harus senantiasa menjaga nafas Pancasila kapanpun dan dimanapun yaitu dengan mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar bisa menjadi manusia pancasila seutuhnya.

Diantara contoh aktualisasi Pancasila generasi muda dalam menghadapi abad modern ini ialah melalui pendekatan ekonomi Pancasila. Adapun paradigma di bidang ekonomi harus dikembangankan atas dasar moralitas kemanusian dan Ketuhanan.

Dalam hal ini kita tentu sepakat dengan ekonomi kerakyatan yang telah dikembangkan oleh Mubyanto, yaitu ekonomi humanistik yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas.

BACA JUGA  Serangan Moskow: Bentuk Ancaman Terorisme Itu Nyata!

Artinya, aspek kesejahteraan rakyat adalah domain yang menjadi landasan untuk diutamakan. Kucuran bantuan sosial atau bansos dari pemerintah ataupun tepat sasaran. Usaha ekonomi berbasis kerakyatan seperti UMKM juga patut diberdayakan secara menasional, sehingga mampu mendongkrak ekonomi Indonesia.

Dan yang tak kalah penting, generasi muda yang selama ini lekat dengan teknologi, tentunya sangat dibutuhkan peranannya dalam pengembangan UMKM berbasis digital.

Selain itu, setidaknya ada dua cara mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, implementasi objektif yakni melaksanakan Pancasila ini dalam setiap aspek penyelenggaraan negara baik eksekutif, yudikatif, maupun legislatif serta dalam hubungan kehidupan dengan negara lain.

Seluruh kehidupan Pancasila, asas politik, dan kedaulatan rakyat serta tujuan negara harus berdasarkan nilai spiritualitas Pancasila.

Kedua, implementasi subjektif yakni Pancasila dilaksanakan dalam nafas kehidupan setiap warga negara Indonesia tanpa terkecuali baik itu kehidupan pribadi, keluarga maupun bermasyarakat dan bernegara.

Implementasi ini sangat ditentukan oleh kesadaran, ketaatan, dan kesiapan masing-masing individu di dalam mengamalkannya. Karenanya, Pancasila harus dipahami, diresapi, dan dihayati sebagai nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat.

Pancasila adalah problem solver dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, termasuk persoalan generasi muda yang katakanlah terjangkit doktrin ideologi komunis.

Oleh karenanya, sudah saatnya generasi muda Indonesia sadar akan pentingnya pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Harapannya hal ini dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan persoalan bangsa yang demikian kompleks.

Berbagai langkah strategis juga perlu dilakukan untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata. Pancasila harus menjadi paradigma pembangunan baik di bidang baik ekonomi, pendidikan, sosial, politik, dan hukum.

Pada momentum hari kelahirannya pun, selain merayakannya juga terus menjadikannya sebagai spirit generasi muda untuk menghadirkan Pancasila dalam jiwa. Karena kita adalah generasi pewaris Pancasila untuk menjadi manusia Pancasila seutuhnya.

Suwanto
Suwanto
Pengurus Takmir Masjid Kagungan Dalem, Lempuyangan Yogyakarta dan Pengajar di Pondok Dompet Dhuafa Jogja

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru