28.2 C
Jakarta

Meluruskan Konsep “Jihad” dari Kelompok Khilafah

Artikel Trending

Milenial IslamMeluruskan Konsep “Jihad” dari Kelompok Khilafah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Banyak yang kepanasan dengan munculnya program moderasi beragama. Salah satunya ditunjukkan oleh kelompok aktivis khilafah. Mereka selalu menyalahkan pemerintah karena telah menerbitkan Perpres 58/2023 tentang penguatan moderasi beragama. Mereka bahkan seperti sakit hati karena dengan program moderasi beragama ini, banyak pelatihan, seminar, pendirian rumah moderasi, dengan melibatkan berbagai institusi yang ada dan berhasil.

Dengan program moderasi beragama, banyak orang simpati dan mengikuti, setidak-tidaknya bisa kenal apa paham keagamaan, jihad dan moderasi. Karena banyak orang yang sudah paham tentang moderasi beragama, aktivis khilafah sangat geram terhadap perubahan masyarakat ini.

Cemburu Pada Moderasi

Terakhir, mereka mengatakan bahwa program moderasi beragama semata-mata untuk menyerang dan memutarbalikkan konsep-konsep Islam. Katanya juga, moderasi beragama hanyalah sekadar program yang ingin mengkerdilkan agama Islam.

Mereka lalu mencontohkan konsep jihad qital yang ada di buku-buku maupun media sosial. Menurut mereka qital adalah jihad yang bermakna perang. Maka tidak heran bilamana banyak kaum muda-mudi Islam yang terjun ke dunia terorisme dan radikalisme karena doktrin jihad mereka ini.

Keberhasilan doktrin jihad yang diartikan berperang melawan musuh Islam (non-Muslim), karena disandarkan jihad atas nama Allah. Maka banyaklah anak didik kita yang terperangkap dan masuk pada dunia terorisme. Ada sekian banyak contohnya. Yang paling kongkrit, mereka rela melakukan bom bunuh diri di Gereja, tempat keramaian untuk membunuh ribuan nyawa manusia karena sekadar untuk jihad.

BACA JUGA  Pemilu 2024: Pemuda Jadi Target Teroris

Jihad Salah Kaprah

Salah kaprah dalam mengartikan jihad ini, adalah perilaku dari teman-teman aktivis khilafah. Mereka selalu mengobral jihad untuk kepentingan dirinya. Mereka tidak sadar bahwa dengan cara mengartikan jihad sebagai perang melawan orang lain (non-Muslim), adalah pembunuhan yang paling keji dalam abad kehidupan modern ini.

Kendati jangan salahkan banyak orang ketika pengertian jihad mereka dituduh sebagai konten negatif yang berujung pada sikap intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Konsep jihad qital mereka banyak orang menolaknya dan dianggap sebagai ancaman bagi perdamaian. Melihat dari realitas yang ada, saya kira pun setuju bahwa konsep jihad yang mereka tawarkan adalah konsep sangat ekstrem, salah arah, serta menjerumuskan orang kepada kesesatan.

Oleh karena itu, jihad harus diartikan dan dimaknai kepada pemaknaan yang sebenarnya. Agar pemahaman dan koridor keagamaan ini melesat kepada tempat yang semastinya, kepada tempat yang moderat, aman dan nyaman.

Maka itu, jihad harus dimaknai secara kontekstual. Di Indonesia yang aman, damai dan jauh dari peperangan ini, jihad tidak pas bila diartikan sebagai peperangan. Gambaran jihad yang kontekstual atas masalah bangsa ini adalah jihad bagaimana bangsa Indonesia bisa sejahtera, aman dan sentosa.

Bagi anak bangsa Indonesia, konsep jihad yang benar adalah upaya bersungguh-sungguh dalam menjalankan agama, seperti menuntut ilmu, mencari nafkah, membantu fakir miskin, menjaga lingkungan dari pencemaran, dan sebagainya. Bukan jihad perang dan melakukan bom bunuh diri di gereja, kantor polisi dan hotel.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru