31 C
Jakarta

Pemilu 2024: Pemuda Jadi Target Teroris

Artikel Trending

Milenial IslamPemilu 2024: Pemuda Jadi Target Teroris
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali menangkap dua terduga teroris hasil pengembangan penangkapan anggota jaringan Jemaah Islam (JI) di Jawa Tengah. Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyampaikan kedua teroris ini ditangkap dari dua lokasi berbeda.

Perinciannya, satu orang ditangkap di Boyolali Jawa Tengah pada Sabtu (27/1/2024). Sementara satu terduga teroris lainnya ditangkap di Magetan, Jawa Timur pada Senin (29/1/2024). Penangkapan ini bagian perkembangan proses penyidikan terhadap ke 10 tersangka terduga teroris sebelumnya.

Perkembangan Teroris

Terkait dengan 10 teroris sebelumnya, berinisial S alias M, M alias R, T alias A, P alias K, N alias A, T alias J, E alias W, N, SU dan MU. Teroris ini tergabung jaringan Jamaah Islam (JI) Qodimah Wilayah Timur dengan peran yang berbeda-beda.

Misalnya, berperan sebagai fungsi pendukung operasional kelompok JI, mulai dari memfasilitasi kegiatan, menyembunyikan DPO/pelarian hingga pencarian dana, logistik berupa senjata api dan senjata tajam hingga aspek pegembangan personel.

Untuk itu, kita perlu terus menerus untuk kita waspadai bersama peningkatan penyebaran paham Radikal melalui konten media sosial pada masa kampanye pemilu 2024. Perlu diingat, bahwa jaringan teroris dan kelompok radikal, disinyalir terus berupaya menggoyang stabilitas negara kita termasuk dengan memanfaatkan momentum pemilu dan isu-isu yang muncul untuk propaganda mereka.

Sampai sekarang agenda mereka masih sama. Pertama agenda untuk menciptakan instabilitas negara dan krisis ketidakpercayaan terhadap proses demokrasi yang saat ini berlangsung di Indonesia. Kedua, menyebarkan paham radikalisnya lewat platform media terutama media sosial.

BACA JUGA  Begini Cara Membumikan Kultur Komunikasi Moderat di Indonesia

Bermain di Media Sosial

Media sosial ini dipilih karena sangat manjur dan terbukti. Sebab kecendrungan pemuda sekarang lebih nyaman hidup di media sosial ketimbang di media nyata. Oleh sebab itu, mereka sangat memungkinkan menjadi makanan lezat bagi teroris.

Kaum muda memang merupakan target utama kaderisasi kelompok radikal dan jaringan teroris. Kaum muda ini rentan terpengaruh konten hoax bernada radikalisme, SARA, intoleransi di media sosial.

Ditambah, kaum muda terdaftar menjadi pemilih terbanyak pada pemilu 2024. Jumlah prosentase pemilih pemuda berdasarkan Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2024 yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mencapai kurang lebih 52 persen dari 204.807.222 pemilih di Indonesia.

Artinya, pemuda sangat rawan untuk disusupi karena jumlahnya sangat banyak. Sebagai bagian dari preventif mencegah radikalisme, kaum muda juga susah untuk diatur dan diberikan informasi yang valid. Karena secara teori, mereka merasa lebih bisa menguasai informasi ketimbang orang yang lebih dewasa dan tua.

Kendati itu, Polri harus bisa berupaya menciptakan situasi rangkaian tahapan Pemilu 2024 yang tengah dilaksanakan dengan aman dan damai. Jangan sampai Pemilu kali ini cacat gara-gara keteledoran Polri mengawasi dan mengamankan penyakit negeri. Polri harus sigap kepada teroris, bukan sigap ke salah satu cawapres!

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru