29.5 C
Jakarta

Mawas Diri dari Propaganda Khilafah di Bulan Ramadan

Artikel Trending

EditorialMawas Diri dari Propaganda Khilafah di Bulan Ramadan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Fakta tentang masifnya propaganda khilafah di bulan Ramadan sudah berada di taraf mengkhawatirkan. Bulan penuh berkah ini telah dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu, terutama HTI, untuk menyebarkan propaganda ideologi mereka. Propaganda tersebut dikemas dalam berbagai bentuk, mulai dari ceramah agama, konten media sosial, hingga spanduk dan poster.

Data terkini menunjukkan, di bulan Ramadan tahun 2024, terdapat peningkatan 30 persen penyebaran konten propaganda khilafah di media sosial dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Platform seperti Telegram, Facebook, dan X menjadi sarana utama penyebaran propaganda tersebut. Sasarannya adalah generasi muda, yang dijadikan investasi jangka panjang eksistensi aktivis khilafah di Indonesia.

Narasi utama yang diusung adalah tentang kejayaan Islam di abad pertengahan dan janji-janji kehidupan yang lebih baik di bawah sistem khilafah. Untuk kepentingan narasi tersebut, para aktivis khilafah melakukan manipulasi dan distorsi sejarah—untuk mendukung agenda mereka. Arah manipulasinya ialah: negara ini wajib segera menegakkan khilafah. Bagaimana dengan demokrasi dan NKRI? Harus dirombak total menuju “Negara Khilafah”.

Berdasarkan observasi Harakatuna, para aktivis khilafah melakukan propaganda dengan memanfaatkan aspek-aspek vital negara-bangsa. Sebagai contoh, bidang pendidikan, bidang kesehatan, sistem ekonomi, sistem peradilan, toleransi beragama, dan kesejahteraan masyarakat. Keenam aspek tersebut dinarasikan sebagai sesuatu yang telah rusak, lalu diperlukan alternatif transformasi menuju khilafah.

Untuk lebih jelas, silakan lihat poster-poster berikut:

Sangat berbahaya narasi yang disebarkan, bukan? Oleh karena itu, upaya bersama untuk melawan propaganda khilafah adalah sesuatu yang urgen. Selain menjaga kesucian Ramadan, tujuannya adalah menjaga kedaulatan bangsa Indonesia. Dalam Editorial kali ini, Harakatuna merangkum sedikitnya empat hal yang dapat dilakukan semua elemen bangsa untuk merespons propaganda khilafah di bulan Ramadan tersebut.

Pertama, meningkatkan literasi digital sebagai sarana edukasi masyarakat. Di era digital ini, media sosial menjadi platform utama diseminasi propaganda khilafah. Karenanya, meningkatkan literasi digital menjadi kunci utama untuk melawannya. Masyarakat perlu diedukasi tentang cara mengidentifikasi dan menangkal propaganda khilafah di media sosial, bahkan terlibat untuk mengonter narasi propaganda itu sendiri.

BACA JUGA  Idulfitri: Kembali ke Fitrah Keagamaan dan Kebangsaan

Kedua, kritis terhadap informasi. Dalam konteks poster-poster di atas, siapa yang akan melakukan telaah serius untuk menemukan kebatilan terselubungnya? Jika filtrasi informasi menjadi sesuatu yang langka, propaganda khilafah melalui poster-poster tersebut akan langsung ditelan masyarakat. Dengan demikian, sebagai wujud mawas diri, segala informasi yang masuk harus disaring sumbernya dan diselisik kebenarannya.

Sikap kritis terhadap informasi yang diterima adalah benteng pertahanan diri yang krusial. Masyarakat perlu selalu melakukan cross-check akan kebenaran informasi yang diterima, terutama yang berkaitan dengan khilafah, sebelum menerima—apalagi menyebarkannya. Cek fakta dan verifikasi sumber informasi menjadi langkah penting untuk menghindari terjebak dalam propaganda. Untuk tujuan itu, sikap kritis adalah bekal utama.

Ketiga, melibatkan generasi muda. Mereka adalah target utama propaganda khilafah. Artinya, edukasi dan pelibatan mereka dalam diskusi tentang bahaya khilafah menjadi langkah yang tidak dapat ditawar. Generasi muda perlu dibekali dengan pengetahuan yang benar tentang Islam dan dibentengi dari ideologi yang menyesatkan. Jika tidak, mereka akan menjadi generasi krisis identitas yang merindukan khilafah.

Keempat, mendukung upaya pemerintah dalam penanganan khilafah dan seluruh gerakan islamisme dan transnasionalisme. Bagaimanapun, pemerintah memiliki peran penting dalam memerangi propaganda khilafah—sebagaimana yang selama ini telah berjalan. Penegakan hukum dan edukasi publik perlu dilakukan secara beriringan untuk membendung penyebaran ideologi yang menyesatkan.

Masyarakat dapat mendukung upaya pemerintah dengan melaporkan konten propaganda khilafah yang ditemukan di media sosial dan mengikuti program edukasi yang diselenggarakan pemerintah. Lebih dari itu, dukungan terhadap pemerintah dapat dilakukan dengan cara terlibat dalam kontra-narasi terkait—sebagaimana yang konsisten Harakatuna lakukan selama ini. Upaya ini harus maksimal; semuanya terlibat.

Melawan propaganda khilafah adalah tanggung jawab bersama. Mawas diri adalah tugas moral seluruh elemen bangsa. Dengan meningkatkan literasi digital, kritis terhadap informasi, melibatkan generasi muda, dan mendukung upaya pemerintah, kita dapat menjaga Ramadan ini dari propaganda yang mencemarkan kesuciannya, yakni propaganda khilafah—yang tidak hanya memanipulasi Islam tetapi juga mengancam Indonesia. []

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru