32.5 C
Jakarta

Kontra-Narasi yang Kuat sebagai Benteng dari Radikal-Terorisme

Artikel Trending

Milenial IslamKontra-Narasi yang Kuat sebagai Benteng dari Radikal-Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Hingga hari ini, radikalisme dan terorisme masih menjadi ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas negara-negara di dunia. Untuk mengatasi tantangan tersebut, tak hanya tindakan keamanan yang diperlukan, tetapi juga pencegahan melalui upaya kontra-narasi yang efektif. Sayang sekali, pentingnya kontra-narasi kuat untuk melawan radikal-terorisme kerap kali luput dari perhatian. Dan mirisnya lagi, keluputan tersebut disebabkan ketidaksadaran.

Tulisan ini akan bahas pentingnya menyuarakan kontra-narasi yang kuat. Peran masyarakat dan kolaborasi lintas sektor adalah keharusan. Pendekatan holistis yang melibatkan edukasi, diseminasi moderasi Islam, pemberdayaan komunitas, dan pembangunan keterampilan kritis merupakan merupakan bekal utama—benteng masyarakat dari radikal-terorisme. Kontra-narasi mesti dilakukan secara masif dan berkelanjutan.

Bukankah selama ini kontra-narasi memang sudah dilakukan? Jelas. Secara de jure. Namun secara de facto, apakah sudah benar-benar berhasil melawan radikal-terorisme? Tidak. Dalam konteks itulah menyuarakan kontra-narasi yang kuat masih menjadi tantangan semua pihak. Paling tidak dua hal bisa menjadi evaluasi, yaitu perluasan aktor dan penambahan wilayah kontra-narasi. Masyarakat dan teknologi merupakan bagian di dalamnya.

Kolaboratif dan Kristisme

Peran masyarakat dalam kontra-narasi meliputi pemberdayaan komunitas. Komunitas lokal harus diberdayakan untuk mengenali, melaporkan, dan mencegah upaya radikalisasi di antara anggotanya. Melalui pendidikan, pelatihan, dan dialog antaragama, mereka harus berada di garda depan menyuarakan kontra-narasi. Pendidikan dan kesadaran adalah hal krusial lainnya. Lembaga pendidikan dan keluarga memainkan peran penting. Ini tak dapat ditawar.

Selanjutnya, kolaborasi lintas sektor bisa mencakup pemerintah yang kebijakannya akomodatif dan mendukung program pencegahan. Sebagai contoh, melalui pengembangan kurikulum pendidikan inklusif yang hari ini tergerus banyak. Tidak hanya pendidikan, keterlibatan dunia usaha juga penting. Ia berperan aktif menyediakan peluang kerja, pelatihan, dan program kewirausahaan bagi individu yang rentan. Sebab, instabilitas  ekonomi adalah kabar baik bagi teroris di seluruh dunia.

Lalu bagiamana dengan kritisisme? Benar, ia juga urgen. Masyarakat perlu punya keterampilan kritis, termasuk keterampilan analisis informasi dan pemahaman yang mendalam tentang narasi radikal-terorisme. Pada saat yang sama, promosi nilai-nilai moderat melalui edukasi dan kampanye sosial berperan untuk menciptakan ruang bagi dialog yang memperkuat kedamaian, harmoni, dan toleransi antarumat. Artinya, ia menguatkan kontra-narasi juga.

Menghadapi ancaman radikal-terorisme memerlukan pendekatan holisti; melibatkan masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan individu. Mereka semua mesti meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menyuarakan kontra-narasi yang kuat, mempromosikan nilai-nilai moderat, dan membangun kritisisme masyarakat. Hanya melalui kolaborasi yang solid dan upaya bersama, narasi radikal-terorisme benar-benar akan teratasi.

BACA JUGA  Kesesatan Paham Radikal Harus Dimatikan Oleh Akal Sehat

Pendidikan dan Teknologi

Selain yang telah diuraikan di atas, media dan teknologi juga dapat menjadi alternatif efektif dalam menyuarakan kontra-narasi yang kuat. Media dan platform teknologi harus berperan aktif lakukan filtrasi konten yang mendiseminasi narasi radikal. Menerapkan kebijakan yang ketat terhadap konten yang menghasut kebencian dan kekerasan dapat membantu mencegah penyebaran radikal-terorisme, yang faktanya kerap memanfaatkan kelengahan masyarakat.

Bersamaan, produksi konten positif harus dioptimalisasi. Media dan para influencer harus telibat memproduksi konten yang mempromosikan nilai-nilai moderat, toleransi, dan perdamaian. Membangun narasi alternatif yang kuat dan memadai adalah langkah penting dalam menentang dan melawan radikalisme. Apakah kerja sama internasional juga krusial? Sebelumnya sudah dibahas terkait ini. Yang jelas, pertukaran informasi dan pemberdayaan tak bisa diabaikan.

Kerja sama dalam pertukaran informasi antarnegara dalam mengidentifikasi dan melacak jaringan radikal-terorisme sangat penting. Kerja sama intelijen yang akurat dan real time memungkinkan negara-negara dapat berbagi pengetahuan dan taktik dalam menghadapi ancaman. Begitu juga program pemberdayaan masyarakat. Tujuannya ialah membangun infrastruktur sosial, pendidikan, dan ekonomi untuk meminimalisir instabilitas dan memperkuat ketahanan nasional.

Tidak kalah pentingnya juga dengan pendidikan dan riset. Pendidikan agama moderat harus ditekankan dalam kurikulum pendidikan untuk mencegah penyebaran ideologi yang merusak generasi. Introduksi pemahaman yang benar dan holistis tentang Islam serta mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi adalah kunci untuk menghadapi semua masalah tersebut. Pesantren, terutama, yang kini juga digandrungi aktor radikal-terorisme: harus segera dibenahi.

Di level akademis, penting untuk terus melakukan riset dan analisis tentang akar penyebab radikalisme dan faktor-faktor yang berkontribusi pada proses rekrutmen teroris. Pengetahuan yang lebih mendalam tentang perilaku, motivasi, dan dinamika kelompok radikal dapat membantu dalam pengembangan strategi pencegahan yang lebih efektif. Sebagai bukti, soft-approach yang kini diterapkan adalah buah hasil riset yang telah banyak membantu kontra-terorisme.

Inti dari semua ini adalah, dalam menghadapi radikal-terorisme, menyuarakan kontra-narasi yang kuat dan efektif adalah bagian yang penting dalam upaya pencegahan. Melalui pendekatan ekstensif, pembangunan masyarakat yang harmonis dan terbebas dari ancaman radikal-teror akan tercapai. Edukasi yang berkualitas, produksi konten positif, dan riset mendalam juga memiliki peran krusialnya sendiri. Tujuan akhirnya, negara ini harus damai, inklusif, dan terhindar dari ancaman radikal-terorisme.

Wallahu A’lam bi ash-Shawab…

Ahmad Khoiri
Ahmad Khoiri
Analis, Penulis

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru