29.5 C
Jakarta

Keniscayaan Muslim untuk Saleh Secara Digital

Artikel Trending

KhazanahResensi BukuKeniscayaan Muslim untuk Saleh Secara Digital
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF
Judul: Kitab Medsos, Rujukan Bagi Santri untuk Menjadi Kreator Konten Pengarang : AISNU, Penerbit: Dawuh Guru, Tanggal Penerbit : 2021, ISBN: 978-623-6782-34-7, Peresensi: Muqsid Mahfudz.

Harakatuna.com – Di era digital hari ini seseorang membutuhkan keterampilan khusus atas segala pernak-pernik internet, termasuk dalam bermedia sosial. Tersedianya ragam ruang sosial secara digital yang semakin intensif dipakai setiap kalangan ini bahkan mampu memberi perbedaan yang kontras dari sikap seseorang di dunia nyata dan maya.

Misalnya kita jumpai ada seseorang yang dikenal pendiam dan santun di dunia nyata, namun ternyata agresif, frontal dan penuh kebencian di dunia maya, dan darinya justru cenderung menyulut kontroversi.

Barangkali sudah mafhum, selain anonimitasnya, kebebasan berkreasi dan menyebar informasi di media sosial juga merupakan faktor yang dapat menghambat realisasi toleransi dan moderasi di Indonesia. Kemajemukan informasi yang bahkan sensitif, intoleransi, rasis, atau radikal juga akan mudah bertebar di kanal-kanal digital.

Dari situ, tidak jarang beberapa lembaga sosial melakukan edukasi literasi digital, baik berbentuk pelatihan datau mencetak buku panduan. Misalnya Kitab Medsos: Rujukan Bagi Santri Untuk Menjadi Kreator Konten susunan Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU).

Buku ini dibuat guna menjadi buku saku bagi sesiapa yang ingin menjadi kreator digital tanpa kontroversi, buku yang bahkan menurut saya related bagi setiap pelajar agama yang secara kultural tidak tergolong santri. Sebab kata santri sendiri dalam perkembangannya mencakup semua orang yang tengah mendalami ilmu agama Islam.

Hampir setiap bagian dari buku ini berisi kiat-kiat menjadi konten kreator islami, namun bukan berarti buku ini tidak bermanfaat bagi kalangan pengguna media sosial secara umum. Buku ini dimulai dari definisi dan pentingnya literasi digital, kemudian keniscayaan dakwah digital dengan memanfaatkan beragam fitur yang tersedia, serta pemanfaatan dari sistem algoritma.

Secara umum setiap konten atau postingan kita diharuskan unik, related, reflektif, orisinil, tidak kontroversial serta menghindari penggunaan caption yang bertele-tele meski barangkali dengan bentu storytelling dengan menyeleksi hal-hal pribadi yang kurang mengedukasi.

Bahkan untuk bersaing, kreator islami harus mampu memberi hook di awal konten, sebab umumnya masyarakat Indonesia hanya bertahan untuk screenview 3-5 detik saja. Termasuk dari tekniknya adalah memanfaatkan hashtag, kolaborasi, membuat feedstory, highlight, dan question sebagai kedekatan personal dengan followers.

Tak kalah penting, uploading konten yang harus disesuaikan dengan waktu dimana pengguna media sosial banyak aktif.

Ada tiga hal penting dari buku ini yang perlu dilakukan dan dipahami oleh setiap muslim digital. Pertama, dakwah digital merupakan dakwah yang perlu dilakukan di era digital saat ini melihat media sosial barangkali sudah menjadi kebutuhan pokok setiap kalangan masyarakat.

BACA JUGA  Mengoreksi Kaum Jihadis dalam Memahami Hadis

Kedua, sebab media sosial tak ubahnya hidup dalam realitas nyata, maka juga memerlukan etika. Misalnya dengan tidak membuat caption postingan atau status yang rasis, diskriminatif dalam konstruksi maskulinitas dan feminitas, seksisme, body shaming atau stereotipikal.

Terutama menyeleksi informasi dengan cara mencerna dan kroscek atau validasi berita, mengklarifikasi hoaks, serta hanya menyebarkan informasi dari platform terpercaya. Ketiga, mengingat radikalisasi dan liberalisasi Islam pada faktanya juga marak di media sosial.

Maka pembiakan konten islami dan kreatornya tentu dalam hal ini juga akan dapat meminimalisir ruang bagi berkembangnya paham yang justru dapat merusak citra Islam. Terutama di Indonesia yang hampir semuanya menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sebagai asas berbangsa dalam keragaman kepercayaan dan budaya.

Tentu dalam hal ini kita tidak harus menjadi kreator, mendukung dengan membagikan konten islam atau menukil caption dengan mencantumkan hashtag yang seragam dan digunakan oleh kreator islami juga merupakan sumbangsih yang cukup untuk menjadikan konten islami berbiak dengan baik di dunia maya.

Di mana jejak publikasi digital  ini sangat bergantung pada like, share, dan komentar para pengguna media sosial lainnya. Artinya akan percuma saja mengembang-biakkan kreator islami, jika tidak mendapat dukungan dari Muslim digital lain. Sebab konten dalam hal ini sangat bergantung pada algoritma, untuk dapat mencapai viewer yang banyak dan jangkauan yang luas.

Demikian ini juga sesuai dengan kutipan dari Malcom X dalam buku ini bahwa, “Media adalah entitas paling kuat di atas bumi ini karena mereka mengontrol pikiran masyarakat”. Artinya hanya informasi dan konten yang mendominasi, yang akan mampu menarik perhatian.

Buku ini secara tidak langsung berkata, bahwa tidaklah mustahil menjadikan konten islami sebagai informasi dominan dalam algoritma, asalkan memang mendapat respons yang baik dari Muslim digital yang ada.

Selain itu, alur informasi yang muncul di smartphone kita juga bergantung dari apa sering diketik (keyword) dalam mesin pencarian kita, yang dengan sendirinya juga juga kan memunculkan hal-hal yang bernuansa islami.

Sebagaimana juga dikatakan Iqbal Kholidi dalam tulisanya berjudul “Kesalehan Ritual dan Kesalehan Digital”, bahwa jika kita  mengamalkan kesalehan digital, berarti kita telah mengamalkan kesalehan secara kaffah.

Yakni menimbang apa-apa yang akan kita sebar di media sosial sehingga terjauh dari informasi yang bermuatan kebencian, sentimen sektarian, atau informasi dengan agitasi yang mengusik kerukunan umat beragama. Sebab disadari atau tidak, apa yang kita ucapkan di media sosial bisa saja berpengaruh terhadap orang lain.

Muqsid Mahfudz
Muqsid Mahfudz
Santri PP Al-Anwar Sarang Rembang/Mahasiswa Ilmu al-Qur'an dan Tafsir STAI Al-Anwar Sarang Rembang. Tulisannya telah termuat di beberapa media cetak dan online.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru