Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com – Ikatan Alumni Pesantren Bayt Al-Qur’an (IKA-BQ) menggelar Reuni Akbar Ikatan Keluarga Alumni BQ-PSQ II di Masjid Bayt Al-Qur’an, South City, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, pada Sabtu-Minggu, 23 s/d 24 Desember. Kegiatan yang mengusung tajuk “Bergerak Kolektif untuk Berdampak” itu dikemas dengan workshop bersama para dewan pakar PSQ, Cariustadz.id, Koalisi Ekonomi Membumi, Yayasan Guru Belajar, dan Pusat Studi Pendidikan & Kebijakan.
Hadir dalam kegiatan tersebut pendiri PSQ, Prof. Dr. Quraish Shihab bersama keluarga; Najwa Shihab dan Najeela Shihab, juga para Dewan Pakar PSQ seperti Dr. Ahsin Sakho Muhammad, Dr. Muchlis M. Hanafi, Dr. A. Husnul Hakim, Dr. Ali Nurdin, dan seluruh alumni Bayt Al-Qur’an dari berbagai angkatan.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Dakwah Lentera Hati Indonesia Ahmad Fikri Assegaf mengatakan, kegiatan Reuni Akbar BQ-PSQ II menjadi bukti nyata bahwa para alumni memiliki ikatan yang kuat dengan almamaternya, menunjukkan solidaritas dan kebersamaan yang terjalin di antara mereka.
Selain itu, Fikri juga menyoroti betapa pentingnya rekrutmen santri melalui interaksi yang berkesinambungan dengan alumni yang berasal dari Pesantren Bayt Al-Qur’an. Menurutnya, membangun hubungan yang erat dengan alumni tidak hanya menguntungkan dalam hal rekrutmen, tetapi juga memperkuat ikatan antara almamater dan para santri.
“Hubungan yang erat antara alumni dan almamater membawa manfaat besar, khususnya dalam mendukung santri baru untuk berinteraksi dengan masyarakat setelah lulus. Alumni itu tulang punggung, yang dapat membimbing santri baru untuk terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat. Peran sentral alumni menjadi kunci keberhasilan integrasi santri baru di lingkungan sekitar,” tegas lelaki yang juga merupakan suami Najeela Shihab.
Tidak hanya itu, Fikri juga menguraikan tiga manfaat hubungan Bayt Al-Qur’an dengan alumni. Pertama, relasi antarsesama BQ. Menurutnya, menjaga hubungan positif antara sesama alumni BQ untuk saling mendukung dan menginspirasi adalah sesuatu yang niscaya.
Kedua, rekrutmen yang terjamin. Bagi Fikri, relasi yang baik dengan alumni memastikan kelancaran arus rekrutmen, semakin banyak minat dari calon santri baru. Ketiga, peran alumni di masyarakat. Ia menekankan kolaborasi dalam meningkatkan peran positif alumni di masyarakat, baik dari segi pengembangan kapasitas diri maupun pengetahuan.
Sementara itu, Ahsin Sakho Muhammad ketika memberikan nasihat mengungkapkan kebahagiaannya melihat para alumni Bayt Al-Qur’an, dari Yayasan Lentera Hari, mulai berkiprah di pesantren dan desa masing-masing. Ia menyampaikan, munculnya yayasan tidak lepas dari peran besar Quraish Shihab, yang mencerminkan kecintaannya pada Al-Qur’an sebagai sumber ilmu dan petunjuk hidup.
“Al-Mishbah karya Prof. Quraish diharapkan menjadi perantara untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya kehidupan di Indonesia. Alumni Bayt Al-Qur’an dan Pusat Studi Al-Qur’an perlu menjadi solusi dalam menanggapi berbagai persoalan masyarakat, karena tantangan dan solusi semuanya terdapat dalam Al-Qur’an. Alumni mesti terus berkiprah dalam bidang ke-Al-Qur’an-an, memberikan jawaban yang baik dan penuh hikmah terhadap berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat,” ucap pakar Qiraah Sab’ah itu.
Dr. Ahsin juga mengajak semua alumni BQ untuk bersama-sama berjuang di Indonesia melalui pendekatan Qur’ani, menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. “Teruslah mengembangkan diri, baik dalam ilmu maupun skill, agar diterima dengan baik oleh masyarakat,” pungkasnya.
Selesai sesi pembukaan, kegiatan Reuni Akbar BQ-PSQ II dilanjutkan dengan sesi workshop, yang diisi oleh Najwa Shihab dengan tajuk “Santri Muda Bisa Apa?”, “Bergerak Berdampak Kolektif” oleh Najeela Shihab & Bukik Setiawan, dan workshop paralel. (Khr)
 menggelar Reuni Akbar Ikatan Keluarga Alumni BQ-PSQ II di Masjid Bayt Al-Qur’an){kind=link}