29.5 C
Jakarta

Ini Alasan Logis Kenapa Nasionalisme Itu Wajib

Artikel Trending

KhazanahOpiniIni Alasan Logis Kenapa Nasionalisme Itu Wajib
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Sudah sejak dulu para pendiri bangsa yang berangkat dari latar belakang berbeda sepakat untuk membangun negara kebangsaan Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai kebhinekaan dan naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kesepakatan ini kemudian terwujud dalam perundang-undangan dan kebijakan. Dalam UU No. 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, lambang negara, serta lagu kebangsaan ditetapkan sebagai simbol identitas wujud eksistensi bangsa dalam menjaga asas; persatuan, kedaulatan, kehormatan, kebangsaan, ketertiban, keserasian, dan keserasian. 

Tentu hal ini bukan tanpa alasan. Pengambilan nama Pancasila sebagai ideologi semua termaktub dalam corak bangsa Indonesia yang beragama, serta perjalanan sejarah bangsa Indonesia dalam membebaskan diri dari penjajahan. Sebuah perjuangan yang tidak pernah mengenal takut dan sakit. Semua dilakukan sebagai bentuk cinta dan hormat kepada tanah Indonesia.

Catatan sejarah penuh dengan darah perjuangan pahlawan. Sudah seharusnya kita menyadari kemerdekaan Indonesia bukanlah suatu lelucon. Maka sangat dianjurkan dan diharuskan seluruh jajaran masyarakat Indonesia dari golongan mana pun selama ia masih menginjak di bumi Indonesia, dirinya harus bisa menghargai setiap keragaman dan perbedaan yang ada di Indonesia; nasionalisme. Bukan malah sebaliknya, malah menganggap Pancasila sebagai ideologi syirik ataupun membandingkan agama dengan Pancasila.

Secara garis besar, seharusnya kita memahami munculnya agama di bumi sebagai teladan manusia agar bersikap dan bersifat arif terhadap sesama. Dengan kata lain, apabila dipahami dengan benar, agama mengajarkan bagaimana menjadi manusia yang penuh kasih sayang, saling menjaga dan menghormati. Serta tentang pentingnya kebersamaan tanpa ada kekerasan dalam berbangsa dan beragama.

Hal ini merujuk pada banyaknya ayat toleransi yang ada di Al-Qur’an, seperti dalam surah al-Kafirun yang membahas tentang untukmu agamamu, dan untukku agamaku. Ayat-ayat toleransi yang demikian juga terkandung dalam ayat lainnya, seperti dalam Yunus ayat 40-41 yang membahas tentang toleransi dan tanggung jawab.

Selain itu ada ayat lainnya lagi tentang toleransi, yang mesti dipahami kita semua. Bahkan apabila menengok dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad, beliau tidak pernah memberikan pesan kekerasan dalam menyebarkan agama Islam. Praktik toleransi sendiri pernah dilakukan di Madinah, dan menjadikan beliau sebagai manusia yang disegani dalam masyarakat pluralistik.

Hal ini menunjukkan bahwa agama memiliki peran sebagai pembentuk sikap manusia agar tunduk kepada apa yang diakuinya sebagai Tuhan, tapi tidak menyalahkan keberagamaan orang lain. Karena dalam sejarah, munculnya agama tidak pernah memberikan pesan moral yang merugikan dan merusak, melainkan mendamaikan. 

BACA JUGA  Metode Ilmiah Ibnu Al-Haytsam untuk Menangkal Hoaks, Bisakah?

Dari adanya beberapa keagamaan itulah kemudian bangsa Indonesia menemukan rumusan tentang Pancasila. Di dalamnya memberikan sebuah pemahaman, perbedaan setiap lini perbedaan yang ada di Indonesia termasuk keagamaan harus memiliki tempat aman dan nyaman. Dengan kata lain, mereka yang ada di Indonesia tidak hanya masyarakat Islam, melainkan ada juga Hindu, Kristen dan lain sebagainya. Dan dari setiap golongan mereka memiliki hak menjadi manusia dilindungi oleh negara melalui ideologi Pancasila tersebut.

Melihat realitas yang demikian indah dalam tujuan pembentukan Pancasila, seharusnya hal ini sudah menjadi kiblat bagi manusia dalam membangun kerukunan. Tidak ada sentuhan kebencian dan menganggap dirinya lebih benar dalam isinya. Semua bersifat demokratis dan menjunjung kebersamaan, bahwa dalam diri Pancasila tersimpan nilai-nilai dan norma-norma kemanusiaan.

Hal ini menunjukkan bahwa melalui ideologi Pancasila, bangsa Indonesia sedang membangun romantisme keberagamaan yang tidak akan luntur oleh ideologi mana pun. Dengan kata lain, meskipun banyak gejolak yang berusaha membombardir, melunturkan, bahkan ingin menggantinya, ideologi Pancasila tidak akan tergoyahkan.

Sebab, dalam ideologi Pancasila tertanam jiwa-jiwa manusia untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semangat persatuan. Perbedaan bukanlah sebuah kesalahan atau keburukan, melainkan sebuah takdir yang harus dijaga dan rawat.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa agama dan Pancasila sebenarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu sama-sama membangun kebersamaan. Prinsip utama agama ialah menjadikan manusia bersikap santun dan taat, begitu juga Pancasila menjadikan warga Indonesia menjadi taat dan menjaga keharmonisan di dalamnya.

Maka, apabila dua hal ini dipahami dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu manusia akan menyadari, bahwa yang paling utama adalah membangun kerukunan dan perdamaian di muka bumi ini. Dan, perdamaian tersebut akan tercapai apabila dijadikan pedoman dalam meniti kehidupan yang arif dan santun, dan Pancasila merupakan bentuk aturan yang akan menjadi jembatan agar manusia bisa saling menghormati dalam hidup bersosial. 

Sebagaimana pesan Bung Karno, bahwa kalau jadi Hindu jangan jadi orang India, kalau jadi orang Islam jangan jadi orang Arab, kalau Kristen jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat-budaya Nusantara yang kaya raya. Inilah yang harusnya terpaten dalam pemikiran kita, bahwa agama dan Pancasila akan membangun keseimbangan dalam meniti kehidupan. Manusia Indonesia akan menemukan ketenangan, kerukunan dan perdamaian di dalamnya. 

Suroso, S.Ag
Suroso, S.Ag
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru