31.2 C
Jakarta

Hanan Attaki Login NU: Mari Kita Tiru Template Dakwah Millenial

Artikel Trending

KhazanahTelaahHanan Attaki Login NU: Mari Kita Tiru Template Dakwah Millenial
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com- Pendiri Gerakan Pemuda Hijrah di Bandung, yang banyak digandrungi anak muda, ustaz Hanan Attaki dibaiat masuk Nahdlatul Ulama. Pembaiatan tersebut dilakukan oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar. Setelah menyatakan janji untuk taat pada ulama ahlussunnah wal jamaah (Aswaja), ia akhirnya resmi menjadi warga NU. Pembaiatan ini juga dilakukan dalam acara Halalbihalal 1444 Hijriyah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH. Ahmad Noer, KH. Mustamar, dan KH. Murtadho Amin, di Malang pada Kamis (11/5/2023).

Kabar bergabungnya Hanan Attaki ke NU ramai menjadi perbincangan di media sosial. Jika dilihat dari penolakan yang diterima beberapa waktu lalu, sepertinya kita perlu mempertanyakan, apakah untuk memperoleh rasa aman dan diterima, satu-satunya cara adalah dengan masuk NU? Atau ada pertanyaan sejenis yang mungkin bisa menjawab asumsi-asumsi liar yang tersebar di dalam sebuah obrolan hangat tentang masuknya Hanan Attaki ke NU. Namun, bukan pertanyaan ini sebenarnya yang ingin dijawab oleh penulis di tulisan ini dalam melihat sosok Hanan Attaki.

Nama Hanan Attaki belakangan ini banyak disorot terkait penolakan ceramah yang terjadi di Jawa Timur dengan berbagai alasan. Termasuk latar belakang kehidupannya yang diduga pernah terlibat atau masih menjadi bagian dari gerakan-gerakan Islam seperti HTI ataupun yang berafiliasi terhadap gerakan-gerakan khilafah lainnya. Isu tersebut sebenarnya sudah dibantah oleh Hanan Attaki baik melalui youtube ataupun media massa.

Penolakan ceramahnya di Jawa Timur bisa kita lihat di Kabupaten Pamekasan pada 10/02/23 lalu yang dikemas dengan sharing session dan dilaksanakan di Masjid Muttaqin. Penolakan itu sempat ramai di Pamekasan serta dibenarkan secara tegas oleh ketua PCNU Pamekasan, Kiai Taufik Hasyim. Penolakan ceramah yang terjadi di Pamekasan tersebut disinyalir oleh penanggung jawab pelaksana kegiatan, di mana salah satunya adalah FPI. Selain Pamekasan, beberapa tempat lain seperti Jember, Sumenep juga menolak kehadiran Hanan Attaki dengan alasan yang sama.

Gerakan Pemuda Hijrah atau Shift, yang didirikan oleh Hanan Attaki merupakan salah satu basis kekuatan massa yang dimiliki untuk terus menyebarkan dan mendakwahkan ajaran Islam. Komunitas itu terdiri dari berbagai kalangan, seperti komunitas motor, di mana biasanya dakwah tidak dekat dengan geng motor. Namun, Hanan Attaki memiliki basis pasar yang sangat beragam untuk terus mempromosikan ajaran Islam yang ramah dan bisa masuk ke semua kalangan. Hal itu bisa dibuktikan dengan keberadaan Shift.

BACA JUGA  Memburuknya Demokrasi dalam Pemilu: Potensi Khilafahisasi Semakin Besar

Gerakan Dakwah untuk Anak Muda

Salah satu ciri khas Hanan Attaki adalah dakwah millenial yang digandrungi anak muda. Media sosial menjadi basis kekuatan yang sangat besar untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang ramah. Kehadiran Hanan Attaki yang membawa nama NU dalam setiap ceramah yang akan disampaikan ke depannya, diharapkan mampu merepresentasikan ajaran Islam yang membawa kemaslahatan bagi seluruh makhluk. Tentu, yang paling penting adalah komitmen kebangsaan seperti yang jargon yang selalu dibawa NU adalah Hubbul Wathon Minal Iman (cinta tanah air bagian dari man).

Anak muda NU lainnya, seperti kita semua adalah tokoh sentral untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam di media sosial. Basis kekuatan penyebaran narasi agama yang positif, yang tidak bertentangan dengan NKRI adalah PR panjang yang tidak pernah selesai untuk kita lakukan. Media sosial memiliki hidup yang sangat panjang. Bahkan tanpa kita ketahui batasnya. Mungkin kalau kita bercanda di tempat kopi, hanya Tuhan-lah yang bisa memberhentikan aktivitas dan pergerakan media sosial.

Gerakan untuk mendakwahkan agama di media sosial, merupakan gerakan yang sustainable supaya kita tidak kalah otoritas dengan kelompok keagamaan yang kerapkali memfatwakan kafir. Apalagi kelompok yang sering menolak NKRI dengan alasan tidak islami dan menolak segala bentuk lokalitas yang dimiliki oleh Indonesia.

Shift atau Gerakan Pemuda Hijrah bisa menjadi template untuk warga NU agar dakwah keagamaan mampu menghipnotis anak muda dari berbagai kalangan. Hal ini penting untuk keberlangsungan paham keagamaan yang disebarkan sehingga tercipta sikap yang seimbang antara keagamaan dan kebangsaan yang dimiliki oleh anak muda. Wallahu a’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru