27.5 C
Jakarta

Hamas Serukan Protes Awal Ramadan di Masjid Al-Aqsa

Artikel Trending

AkhbarInternasionalHamas Serukan Protes Awal Ramadan di Masjid Al-Aqsa
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Yerusalem – Hamas meminta warga Palestina untuk melakukan demonstrasi di Masjid Al-Aqsa Yerusalem pada awal Ramadan. Aksi ini dinilai dapat meningkatkan pertaruhan dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza yang sedang berlangsung.

Seruan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyusul komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa kesepakatan dapat dicapai antara Israel dan Hamas secepatnya minggu depan untuk gencatan senjata selama bulan puasa yang diperkirakan akan dimulai tahun ini pada 10 Maret. Israel dan Hamas, yang delegasinya di Qatar pekan ini membahas rincian kemungkinan gencatan senjata selama 40 hari, mengatakan masih ada jurang pemisah yang besar di antara mereka, dan mediator Qatar mengatakan belum ada terobosan.

Masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem, salah satu situs paling suci di dunia bagi umat Islam dan paling suci bagi orang Yahudi, telah lama menjadi titik rawan potensi kekerasan, khususnya selama hari raya keagamaan.

Ketika perang berkecamuk di Gaza, Israel mengatakan mereka mungkin menetapkan batasan untuk beribadah di Al-Aqsa selama Ramadan, sesuai dengan kebutuhan keamanannya. Banyak warga Palestina yang menolak pembatasan akses terhadap situs tersebut.

“Ini adalah seruan kepada masyarakat kami di Yerusalem dan Tepi Barat untuk berbaris ke Masjid Al-Aqsa sejak hari pertama Ramadhan,” kata Haniyeh, seperti dikutip AFP, Kamis 29 Februari 2024.

Juru bicara pemerintah Israel Tal Heirich menggambarkan pernyataan Haniyeh sebagai “sangat disayangkan” dan menuduhnya “mencoba menyeret kita berperang di bidang lain”. “Kami tentu tidak menginginkan hal itu. Kami pasti akan melakukan apa pun untuk menjaga ketenangan,” ujar Heirich.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, Hamas bertujuan untuk mengurangi tekanan terhadap pejuangnya di Gaza dengan memaksa Israel mengalihkan sumber daya keamanan ke Yerusalem dan Tepi Barat. “Kita tidak boleh memberikan hal itu kepada mereka. Di satu sisi, kita beroperasi melawan unsur-unsur teroris dan di sisi lain adalah kewajiban kita untuk memberikan kebebasan beribadah, dan saya pikir kita akan mencapai pengaturan yang tepat yang memungkinkan hal itu,” ucap Gallant.

BACA JUGA  Tank Israel Tembakkan Senapan Mesin ke Wartawan

Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang menurut penghitungan Israel. Pejuang Palestina itu mengatakan, pihaknya tidak akan membebaskan semua tawanannya tanpa kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang.

Israel, yang telah menyerang Jalur Gaza, menewaskan 30.000 warga Palestina. Negara Yahudi itu mengatakan, pihaknya hanya akan menyetujui penghentian sementara upaya pembebasan sandera, dan tidak akan mengakhiri perang sampai Hamas dibasmi. Dalam pidatonya di televisi, Haniyeh mengatakan, Hamas menunjukkan fleksibilitas dalam negosiasi dengan Israel, namun pada saat yang sama siap untuk terus berperang. Israel mengatakan kesepakatan apa pun dengan Hamas akan mengharuskan kelompok tersebut membatalkan apa yang digambarkan Israel sebagai “tuntutan aneh”.

Dalam upaya paling serius sejauh ini untuk memperpanjang gencatan senjata, Hamas sedang mempertimbangkan proposal, yang disetujui oleh Israel pada pembicaraan dengan mediator di Paris pekan lalu, untuk gencatan senjata selama 40 hari.

Sebuah sumber senior yang dekat dengan perundingan tersebut mengatakan bahwa perjanjian Paris akan mengharuskan pasukan Israel ditarik keluar dari daerah berpenduduk, dan sekitar 40 sandera dibebaskan, termasuk perempuan, mereka yang berusia di bawah 19 tahun atau di atas 50 tahun dan yang terluka, dengan imbalan sekitar 400 tahanan Palestina.

Namun hal ini tampaknya tidak memenuhi permintaan Hamas untuk mengakhiri perang secara permanen dan penarikan pasukan Israel atau menyelesaikan nasib puluhan sandera Israel yang merupakan pria usia lanjut.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru