29.5 C
Jakarta

Begini Penjelasan Jihad Menurut Syariat Islam

Artikel Trending

Milenial IslamBegini Penjelasan Jihad Menurut Syariat Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Belakangan ini, kita sebagai muslim dihadapkan kepada satu fenomena yang dilematis. Banyak orang Islam berjihad dengan cara kekerasan seperti membunuh, bom bunuh diri dan semacamnya dengan mengatasnamakan Tuhan dan agama Islam. Sehingga yang terjadi, sebagian kalangan Islam dan yang bukan Islam mengira bahwa jihad itu hanya perang dan kekerasan. Karena itu, Islam dan kaum muslim menjadi tersudut dan terkesan menyeramkan.

Jihad Itu Perang?

Apakah benar jihad itu adalah perang? Tidak ada salahnya bila saya hari ini sedikit mengajak untuk menulusuri jihad secara mendalam dengan pikiran yang jernih dan hati yang lapang.

Jihad secara istilah memang dapat diartikan sebagai perjuangan. Tetapi tidak selamanya perjuangan itu identik dengan fisik. Mengapa yang terjadi banyak ulama memaknai jihad sebagai peperangan fisik? Karena melihat ayat-ayat jihad ditafsir dengan tekstual.

Ayat jihad dipahami sebagai tindakan kekerasan. Jihad diartikan perang melawan musuh Islam. Sehingga, kekerasan terhadap semua yang dianggap musuh Islam, merupakan perbuatan jihad yang mulia. Akibatnya, kata jihad menjadi sesuatu yang mengerikan dan mengakibatkan Islam tertuduh: teroris.

Jihad sering dimaknai sebagai perjuang fisik, antara lain diakibatkan oleh terjemahan yang kurang tepat atas ayat Al-Qur’an yang berbicara jihad dengan anfus, di mana kata anfus sering diterjemahkan sebagai jiwa (nyawa) yang kemudian dikesankan sebagai pengorbanan nyawa (fisik). Padahal jihad tidak bisa diidentikkan dengan perang (fisik). Perang selalu merujuk kepada pertahanan diri dan perlawanan yang bersifat fisik, sementara jihad memiliki makna kompleks.

Makna Jihad Itu Luas

Keluasan makna jihad telihat dalam beberapa ayat-ayat Al-Qur’an. Sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an, jihad adalah perjuangan untuk mewujudkan as-salam, as-salamah, al-salah, dan al-ihsan, yakni perjuangan untuk mewujudkan perdamaian dan perbaikan kualitas hidup sesuai ajaran Al-Qur’an.

Dengan kata lain, jihad adalah kesungguhan hati untuk mengerahkan segala kemampuan untuk membumikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Pada tataran ini, pengabdian (ibadah) yang tulus dan penuh kesungguhan serta hubungan sesama manusia yang dilandasi kejujuran, keluhuran, dan ketulusan adalah bagian dari jihad. Jihad untuk mewujudkan itu semua disebut jihad fi sabilillah (perjuangan di jalan Allah).

BACA JUGA  New-Khilafah dan Pemerkosaan Demokrasi di Indonesia

Jihad Nabi Muhammad

Ihwal jihad, kita sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Ketika Nabi berada dan mengalami pergolakan di Makkah, Nabi bukanlah perang dengan pedang atau kekerasan yang dipilih utama. Tetapi Nabi bersenjata jihad kesabaran dan meminta petunjuk Al-Qur’an. Atas petunjuk itulah, Nabi yakin bahwa orang yang bersungguh-sungguh berjihad di jalan Allah secara sabar pasti akan membuahkan hasil. Beliau sangat yakin dengan petunjuk Al-Qur’an yang berbunyi:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (العنكبوت: 69)

Orang-orang yang berjihad (berusaha) dengan sungguh-sungguh di (jalan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami (solusi). Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. Al-Ankabut: 69)

Ayat ini memberi penjelasan pada kita bahwa jihad bukanlah perang, padahal bagian dari surah Al-Ankabut ini merupakan Surat Makkiyah. Ayat ini memberikan semangat dan keteguhan kepada Rasulullah Saw bahwa kebaikan dan ketabahan beliau di Makkah pasti akan mendapatkan hasilnya. Dan benar, beberapa penduduk Makkah menerima dan memeluk agama Islam.

Berdasarkan penjelasan di atas, jihad fi sabilillah bukan semata-mata untuk membela agama dan Tuhan, dan demi membela agama dan Tuhan, harus menghancurkan manusia lian yang tidak sepaham, apalagi manusia yang masih seiman dan seislam.

Saya rasa, Tuhan yang Maha Kuasa tidak membutuhkan pembelaan manusia. Justru Tuhan hadir dengan mengirimkan agama dan Nabi untuk membela kemanusiaan manusia. Jihad bukan untuk membela Tuhan, melainkan untuk membela kemanusiaan manusia.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru