29.3 C
Jakarta

Surat Abu Iyas Menyingkap Sifat Diktator Amir Hizbut Tahrir

Artikel Trending

KhazanahPerspektifSurat Abu Iyas Menyingkap Sifat Diktator Amir Hizbut Tahrir
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Surat Abu Iyas Menyingkap Sifat Diktator Amir Hizbut Tahrir

Ayik Heriansyah*

Syaikh Mahmud bin Abdul Latif Uwaydah (Abu Iyas) seorang ‘alim, ahlu ushul fiqih, faqih dan pakar dalam ilmu hadits yang pernah dimiliki Hizbut Tahrir. Bergabung dengan Hizbut Tahrir (HT) sejak 1953 di Qalqiliya Palestina. Murid langsung Taqiyuddin an-Nabhani. Satu generasi dengan ‘Atha bin Khalil Abu Rusytah (Amir HT sekarang). Keluar masuk penjara bersama para syabab HT di Arab lainnya menunjukkan loyalitasnya kepada HT.

Kematangannya dalam penguasaan tsaqafah Islamiyah dan tsqaqafah hizbiyah (tsaqafah resmi HT), termasuk tata aturan administrasi dan organisasi HT (idari), sudah tidak perlu diragukan lagi. Ia telah menulis beberapa kitab fiqih dan pernah mengajar di Arab Saudi. Kemampuannya ini mendudukkannya pada posisi paling otoritatif di bidang tsaqafah, di HT, sebagai ketua Lajnah Tsaqafiyah Hizbut Tahrir internasional.

Abu Iyas menjadi andalan Amir HT dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait tsaqafah yang datang dari para syabab HT di seluruh dunia. Jawabannya dikirim ke Amir HT, untuk di-tashhih, diadopsi dan disebarkan kepada para syabab. Sebenarnya Abu Iyas yang lebih layak disebut “mujtahid” ketimbang Amir HT. Amir HT lulusan jurusan teknik sipil. Tsaqafah-nya hanya di dapat dari halqah-halqah HT yang diikutinya sejak sekolah tsanawiyah. Amir HT tidak pernah menyelami samudera tsaqafah Islamiyah di luar dari halqah HT.

Perjuangkan Abu Iyas dalam HTI Berpuluh-puluh Tahun

Pengalaman Abu Iyas selama lebih dari 60 tahun berjuang bersama HT, mendorongnya menyampaikan beberapa kritik dan saran bagi HT yang ditujukan langsung kepada Amir HT. Surat tersebut tertanggal 18 Desember 2017, 20 Desember 2017, 9 Januari 2018. Di antara kritik beliau, Amir HT telah menyimpang dari thariqah (metode) dakwah Hizb dengan mendukung jihad salah satu faksi di Suriah waktu perang sipil 2011. Dukungan Amir HT melanggar metode dakwah pemikiran, politik dan tanpa kekerasaan yang diadopsi HT.

BACA JUGA  Menyikapi Radikalisme dan Narasi Keislaman yang Dipolitisasi

Ia juga mengkritik pola pembinaan para syabab yang kering dari aspek spiritual (ruhiyah). Indoktrinasi pemikiran terlalu dominan. Pemikiran para syabab terkunci oleh pendapat fiqih yang diadopsi HT, tanpa memperhatikan pendapat fiqih dari fuqaha kelompok yang lain. Para syabab menyibukkan diri dengan urusan duniawi ketimbang mengemban dakwah. Akuntabilitas HT yang lemah dan ketaatan buta para syabab.

Karena surat-surat ini, Abu Iyas dikeluarkan dari HT. Ia pasti sudah paham akan konsekuensi tersebut karena sangat paham dustur (konstitusi) dan idari (aturan administrasi) HT. Pada hakikatnya, Abu Iyas telah mengeluarkan dirinya dari HT sebelum dikeluarkan secara administrasi oleh Amir HT melalui sebuah pengumuman (takmim). Baginya, meluruskan penyimpangan jalan dakwah HT dan perilaku Amir-nya jauh lebih penting. Kritik dan saran tersebut ia sampaikan bukti kejujuran ilmiah dan amanah tsaqafah Islamiyah yang diembannya.

Sifat diktator dan anti kritik dari Amir HT, membuat HT menjadi organisasi yang mengerikan bagi para syabab. Membungkam daya kritis mereka. HT menjadi organisasi yang beku, jumud dan kaku. Sepi dari dinamika pemikiran dan wacana. Aktivitas ke-hizb-an hanya melaksanakan rutinitas halqah, diskusi, tebar buletin. Sesekali aksi turun ke jalan. Seiring perjalanan waktu, usia para syabab menua. Menua bersama HT.

Bukan saja terhadap pengikutnya, Amir HT juga akan bersikap diktator saat menjadi khalifah bagi kaum muslimin. Terekam di dalam pidatonya pada acara Muktamar Ulama Nasional (MUN) Juli 2009 di Istora Senayan Jakarta yang diselenggaraka oleh HTI. Amir Hizbut Tahrir mengatakan melalui rekaman suara yang kemudian diterjemahkan: “Bahwa Hizbut Tahrir akan menghukum pihak-pihak yang mengabaikan dan menghambat pendirian khilafah di Indonesia.” (Al-Wa’ie no. 108, Agustus 2009).

Oleh karena itu, umat Islam jangan pernah lelah melawan HT. Tetap istiqamah menjaga NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

*Ayik HeriansyahPengamat Sosial Keagamaan dan Mantan Ketua DPD HTI Bangka Belitung

 

Ayik Heriansyah
Ayik Heriansyah
Mahasiswa Kajian Terorisme SKSG UI, dan Direktur Eksekutif CNRCT

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru