30.2 C
Jakarta

Umar Patek Imbau Mahasiswa, Santri, hingga Orang Tua Tak Lakukan Aksi Terorisme

Artikel Trending

AkhbarNasionalUmar Patek Imbau Mahasiswa, Santri, hingga Orang Tua Tak Lakukan Aksi Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Mantan Narapidana Terorisme (Napiter) Hisyam alias Umar Patek mengimbau mahasiswa, santi hingga orang tua untuk tidak melakukan aksi terorisme. Umar menegaskan teror bukan perbuatan umat Islam.

“Mahasiswa ataupun anak-anak pondok pesantren siapapun itu sekalipun itu orang tua untuk tidak melakukan aksi terorisme, karna aksi terorisme itu bukan bagian dari ajaran agama Islam,” kata Umar Patek di Plaza Semanggi, Jakarta dalam Peringatan 20 Tahun Tragedi Bom Marriot 2003, Sabtu, 5 Agustus 2023.

Umar Patek menceritakan dia pernah terlibat dalam tragedi Bom Bali I pada 2002. Umar menuturkan kala itu ia sudah mencegah terjadinya bom namun gagal. Sebab setiba dia di Bali, bom sudah siap digunakan.

Umar mengatakan para pelaku teroris yang bersaksi di sidangnya pun mengatakan hal tersebut di meja hijau. Bahwa, kehadiran Umar Patek di Bali tidak akan mengubah rencana pengeboman.

“Kawan-kawan yang bersaksi semuanya mengatakan bahwa kehadiran Umar Patek tidak ada artinya di Bali, dia hadir atau tidak hadir bom itu tetap terjadi karena dia datang bom itu sudah selesai,” ucapnya.

Sekalipun demikian, kata Umar, dia tetap berupaya melarang teman-teman yang siap melakukan pengeboman. Menurut Umar, pengeboman itu dilakukan untuk pembalasan atas pembantaian kaum muslimin di Palestina. Mereka mengebom sebuah tempat hiburan malam di Bali yang berisi orang-orang asing.

“Saya katakan apa hubungannya orang-orang bule itu dengan pembantaian kaum muslimin yang ada di Palestina, tidak ada sama sekali, mereka yang ada di sini tidak ada kaitannya. Kalau memang kita mau melakukan pembalasan itu maka kita datang ke Israel perang melawan tentara Israel di sana. Bukan dengan cara mengebom seperti ini. Artinya secara motif sudah salah,” tutur Umar.

BACA JUGA  Bahas Kebobrokan Negara, Ribuan Pemuda Mengikuti Indoktrinasi HTI di TMII

Kemudian, bom yang digunakan sebanyak 1 ton lebih. Bom itu kata, Umar tidak hanya menyasar orang-orang di night club, namun juga menghempaskan semua bangunan, pertokoan, tempat perdagangan termasuk manusia yang lalu lalang baik yang jalan kaki.

“Apakah itu penduduk Bali ataupun orang orang yang sedang melancong melakukan wisata di sana semua menjadi korban lalu apa hubungannya dengan motif yang kalian mau kerjakan itu ya itu pembalasan terhadap pembantaian kaum muslimin yang ada di Palestina sama sekali tidak ada hubungan, kalian bisa katakan itu,” ucap Umar.

Umar minta maaf kepada para korban bom, baik bom Bali maupun bom di Hotel JW Marriot, Jakarta. Permintaan maaf disampaikan saat memperingati 20 tahun tragedi bom Marriot yang terjadi 5 Agustus 2003 dan 17 Juli 2009.

“Saya Hisyam yang biasa dipanggil Umar Patek dan teman-teman para mantan napiter kami memohon maaf, atas semua dosa-dosa yang pernah kami lakukan terhadap bapak ibu semua dan saudara-saudara kita yang tidak bisa hadir di tempat ini,” kata Hisyam.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru