26.6 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (C-L-II): Hendro Fernando, Mantan Teroris Jaringan ISIS di Indonesia Saat Ini Beralih Bisnis Ayam Potong

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (C-L-II): Hendro Fernando, Mantan Teroris Jaringan ISIS di...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Menjadi teroris jelas termasuk masalah serius di penjuru dunia, tak terkecuali di Indonesia. Karena, paham ini berseberangan dengan prinsip keagamaan, yaitu menebarkan rahmat ke tengah-tengah semesta.

Banyak orang yang terpapar paham teror ini. Meski, banyak pula yang sudah bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Justru dengan kembalinya mereka menjadikannya manusia yang jauh lebih produktif.

Seseorang yang pernah terlibat dalam aksi-aksi terorisme dan sekarang sudah bertobat adalah Hendro Fernando. Hendro adalah mantan teroris jaringan ISIS di Indonesia. Dia terlibat dalam aksi terorisme dengan berperan sebagai pengatur logistik, khususnya bagi kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) yang berafiliasi ke ISIS: pemasok senjata api, perekrutan, dan pemberangkatan 150 WNI ke Suriah untuk bergabung dengan pasukan ISIS periode 2014-2015.

Dana operasional untuk aksi terorisme sebesar Rp1,3 miliar, Hendro dapat dari Turki melalui tokoh ISIS di Suriah, Bahrum Syah. Dan, kemudian dia tertangkap dan mendekam di dalam penjara.

Hendro bebas dari penjara Oktober 2020 silam. Pengadilan menyatakannya bersalah karena menyokong sejumlah aksi terorisme. Saat keluar, Hendro memutuskan bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Dia dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal Yayasan DeBintal.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXII): Dodi Suridi Eks Napiter Pernah Rakit Bom untuk Diledakkan di Thamrin

Hendro dan beberapa mantan teroris memutuskan membuat bisnis potong ayam. Lewat cara inilah, mereka juga saling menguatkan agar tidak kembali pada jaringan teroris.

Rumah potong ayam yang dikelolanya merupakan unit usaha dari Yayasan DeBintal. Yayasan yang dikelola sekitar 20 mantan teroris ini berada di bawah pengawasan Densus 88, dan dananya disebut berasal dari “sumbangan perorangan”.

Sejak dibuka Februari 2021, unit usaha potong ayam ini sudah punya pangsa pasarnya sendiri, yang ditawarkan “dari pintu ke pintu”. Target pasar, antara lain, ibu-ibu, ranah perumahan, acara-acara undangan, dan pernikahan. Hendro juga tawarkan ke pedagang-pedagang perumahan, seperti pecel lele, pecel ayam, rumah makan padang. Dia menargetkan penjualan per hari hingga 600kg daging ayam.

Sebagai penutup, perjalanan hidup Hendro dapat dijadikan contoh bagi para teroris yang lain yang masih khawatir bahwa ketika kembali ke tengah-tengah masyarakat apakah diterima atau tidak. Hendro membuktikan bahwa dengan menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat masyarakat akan legowo dan menerima kehadirannya.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita mantan teroris Hendro Fernando yang dimuat di media online bbc.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru