28.4 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (LII-III): Paimin, Mantan Teroris yang Memilih Bertobat dari Paham Picik Terorisme

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (LII-III): Paimin, Mantan Teroris yang Memilih Bertobat dari...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Terorisme bukanlah isu yang baru-baru ini terdengar. Isu itu mulai booming semenjak peristiwa pengeboman Amrozi dan kawan-kawan di Bali.

Setelah Amrozi dan kawan-kawan dihukum mati, dalam benak kita terorisme akan selesai. Ternyata, tidak. Terorisme masih terus berlanjut hingga detik ini.

Meski begitu, jangan berpikir pemerintah khususnya dan orang Indonesia umumnya angkat tangan mencegah berkembangnya terorisme. Sudah tak terhitung warga Indonesia yang terpapar terorisme, pada akhirnya bertobat. Meninggalkan paham menyesatkan dan membahayakan ini.

Salah seorang yang bertobat dari terorisme adalah Paimin. Paimin berasal dari Sragen. Sekarang ia meninggalkan paham teror itu. Dulu ia jadi pimpinan kelompok yang berencana meracuni polisi.

Paimin terbukti memimpin sebuah kelompok beranggotakan delapan orang dan berencana meracuni polisi di Polda Metro Jaya sebelum akhirnya ditangkap pada Oktober 2011 silam.

Sayangnya, rencana picik itu tidak berhasil. Paimin terpaksa tertangkap. Ia harus menjalani hukuman penjara di Polda Metro Jaya, Mako Brimob, dan Lapas Klas II A Magelang selama 30 bulan sebelum bebas pada April 2014.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXV): Eks Napiter Mahmudi Kini Memilih Jalan Hidup Sebagai Pengusaha

Begitu tertangkap, itulah kesempatan Paimin merenungi segala perbuatan yang sudah dilakukan. Di situlah hidayah menyelusup ke dalam hatinya. Sehingga, ia memutuskan bertobat.

Paimin merasa bersalah, terlebih kepada keluarganya. Ia merasa merusak image keluarganya yang dikenal baik. Bahkan, ia menyesal begitu teringat dua anak yang ditinggalkan di luar penjara.

Paimin menceritakan, bahwa ia pernah mengikuti sebuah kelompok bernama Santanam. Kelompok ini saat itu berusaha menyebarkan teror dengan wacana meracuni Polda Metro dan Polsek di lingkungannya.

Melalui kelompok itulah, Paimin mendapatkan doktrin terorisme. Ia mulai membenci polisi dan lain-lain. Meski, kebencian itu berubah menjadi cinta. Sehingga, sekarang Paimin mencintai pemerintah yang disebut sebagai orangtua di negara kita.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Paimin yang dimuat di media online Tribunnews.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru